4.2 Informan Penelitian
Identitas informan penelitian yang dilakukan di Kantor Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 4.2. Informan Penelitian No.
Nama Jabatan Pekerjaan
Pendidikan
1. Dearman Saragih, S.Sos
Kepala Bagian Perencanaan Sarjana S1
2. Suriah Zuraidah, S.E
Kepala Bagian Keuangan Sarjana S1
3. Arniati Purba, S.E
Kepala Bagian Umum Sarjana S1
4. Lusiana Tambunan, A.Md Kepala Sub Bagian Penagihan
D3 5.
Masmur Sembiring, S.E Kepala Sub Bagian Keamanan
dan Ketertiban Sarjana S1
6. Togar Situmorang
Kepala Pasar Horas SMA
7. Jahurung Sinaga
Kepala Pasar Dwikora SMA
8. Ramidah
Kolektor Pasar Horas Jaya SMA
9. Buler Sijabat
Pedagang Daging SMA
10. Hasna Sipayung Pedagang Pakaian
SMA 11. Karimin
Pedagang Sepatu SMP
12. Ati Pedagang PKL Tomat
SD 13. Misnah
Pedagang PKL Sayur SD
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan 2016
Universitas Sumatera Utara
4.3 Hasil Wawancara
Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah metode wawancara berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih
dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Namun, di dalam prosesnya tidak menutup kemungkinan akan munculnya
pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam
dari para informan. 4.3.1 Fungsi Retribusi Pasar
Kota Pematangsiantar memiliki banyak pasar tradisional yang berfungsi sebagai tujuan akhir dari pendistribusian barang dagangan
sebelum ditawarkan kepada pembeli atau konsumen. Banyaknya jumlah pasar tradisional tersebut berpengaruh pula pada peningkatan jumlah
penerimaan retribusi pasar, sehingga retribusi pasar ini menjadi potensi penerimaan retribusi yang paling besar diantara jenis retribusi lainnya di
Kota Pematangsiantar. Keberadaan retribusi pasar memang memberikan kontribusi tidak sedikit bagi penerimaan PAD Kota Pematangsiantar. Pada
akhirnya hasil retribusi tersebut secara tidak langsung akan dimanfaatkan untuk pembangunan dan pemeliharaan pasar tradisional.
Menurut Ibu Lusiana Tambunan bahwa retribusi dipungut untuk pencapaian PAD Kota Pematangsiantar, yang dimana retribusi nantinya
akan dikembalikan atau dinikmati dalam bentuk pembangunan atau renovasi pasar dan penambahan sarana prasarana Hal yang hampir sama
juga disampaikan oleh Bapak Togar Situmorang yang mengatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
pada dasarnya retribusi mrupakan sejumlah uang yang wajib disetor pedagang yang berfungsi sebagai kewajiban pedagang dalam rangka
sumbangsih berupa sejumlah rupiah yang harus disetor yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan dan keperluan pasar. Hal yang tidak
berbeda juga disampaikan oleh Bapak Jahurung Sinaga bahwa retribusi sebenarnya berfungsi sebagai kewajiban pedagang dalam membayar
berupa sejumlah uang yang akan digunakan untuk pembangunan pasar. Dalam pemaparan beberapa pendapat menurut narasumber diatas telah
sesuai dengan maksud dan tujuan akan fungsi retribusi pasar pada umumnya yang dimana hasil retribusi tersebut secara tidak langsung akan
dimanfaatkan untuk pembangunan dan pemeliharaan pasar tradisional.
4.3.2 Perencanaan
Perencanaan diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan hal tersebut agar dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-
sumber yang dibutuhkan, tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan jadwal yang diikuti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah.
Untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan pemungutan jasa retribusi Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar maka perlu adanya perumusan
perencanaan dari Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar. Perencanaan memegang peranan penting dalam upaya
pencapaian tujuan yang di tetapkan dalam suatu organisasi. Adapun perencanaan yang akan oleh Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota
Universitas Sumatera Utara
Pematangsiantar dalam meningkatkan retribusi atau jasa pasar seperti dalam pembahasan dibawah melalui observasi langsung sebagai berikut :
4.3.2.1 Penentuan Target
Target penerimaan merupakan tolak ukur realisasi penerimaan tahunan yang seyogyanya harus dicapai dalam realisasi
penerimaan retribusi pasar di Kota Pematangsiantar. Yang dimaksud disini adalah tahapan-tahapan atau proses penentuan
target penerimaan yang ingin dicapai dalam satu tahun anggaran. Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar
menyusun target penerimaan jasa pasar dengan cara turun langsung ke pasar melakukan uji petik potensi-potensi yang ada di pasar
setiap tahunnya. Maksudnya disini yaitu dengan mendata ulang setiap tahun potensi yang ada di pasar yaitu berapa jumlah
pedagang yang masih aktif dengan yang sudah tidak aktif karena setiap tahunnya jumlah pedagang yang masih aktif atau sudah tidak
aktif selalu berubah. Dengan melakukan pendataan ulang terhadap potensi dipasar setiap tahunnya diharapkan terjadi peningkatan
setiap tahunnya. Menurut keterangan Ibu Lusiana Tambunan penentuan
target setiap tahunnya didasarkan pada pendataan potensi-potensi pasar setiap tahunnya dengan cara turun langsung ke pasar mendata
jumlah pedagang yang menempati pasar berjualan, dimana dengan
Universitas Sumatera Utara
melakukan pendataan setiap tahunnya maka akan dapat mengetahui berapa jumlah pedagang yang masih aktif atau sudah tidak aktif.
Selanjutnya Ibu Arniati menambahkan bahwa penentuan target setiap tahunnya dilihat dari jumlah global dari keseluruhan
retrtibusi dan kebersihan per kios luas kios x tarif per meter hari. Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Suriah Zuraidah
yang mengatakan penentuan target setiap tahunnya diukur dengan menggali semua potensi-potensi lain yang ada di setiap pasar yang
dijadikan target untuk kedepannya yang lebih besar untuk menambah penghasilan dan pendapatan setiap pasar.
Dalam beberapa tahun terakhir penentuan target yang telah ditentukan tidak sesuai dengan hasil realisasi pencapaian target
yang diharapkan. Ada beberapa masalah yang menyebabkan tidak tercapainya target yang telah ditentukan. Hal ini disampaikan oleh
Bapak Dearman Saragih yang menerangkan bahwa yang menyebabkan tidak tercapainya target setiap tahunnya dikarenakan
faktor iklim yaitu musim hujan yang menjadi faktor eksternal dimana dengan musim hujan menyebabkan penjual malas berjualan
dan kurangnya pembeli yang menyebabkan sebagian pedagang tidak mau membayar tagihan jasa retribusi sementara bila melihat
kondisi prasarana dan sarana bidang pengelolaan pasar sudah cukup memadai. Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Ibu
Arniati yang mengatakan bahwa kendala dalam memungut
Universitas Sumatera Utara
retribusi disebabkan karena sebagian pedagang wajib retribusi banyak yang tidak mau membayar jasa retribusi karena pedagang
kurang pembeli dan kurangnya kesadaran para pedagang terhadap Peraturan Daerah. Maka dengan tidak terealisasi target yang telah
ditentukan diperlukan sebuah solusi. Dimana menurut Ibu Lusiana Tambunan solusi yang dapat dilakukan dalam menanggapi tidak
tercapainya target kontribusi retribusi pasar yang melihat kepada pedagang yang tidak membayar akan dikenakan penyegelan kios
ataupun denda. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat sadar akan kewajibannya dalam membayar retribusi pasar.
4.3.2.2 Penentuan Tarif Retribusi
Penentuan tarif retribusi merupakan besaran pembayaran yang harus dibayar oleh pedagang yang telah menggunakan
fasilitas pasar yang disediakan. Berkenaan dengan tarif retribusi pasar khususnya pasar-pasar yang dikelola oleh pihak Perusahaan
Daerah Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar, Bapak Dearman Saragih Kepala Bagian Perencanaan mengatakan bahwa penentuan
tarif retribusi dibedakan menjadi dua yaitu tarif bulanan yang didasarkan pada tempat, kebesihan dan jaga malam. Sementara
harian diterima dari pendapatan tarif kamar mandi, bongkar muat, parkir. Menurut beliau sebenarnya tarifnya sudah sangat murah dan
tidak memberatkan pedagang dan tarifnya telah diatur berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
peraturan daerah. Untuk melengkapi penyajian data mengenai penentuan tarif dan membuktikannya peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa pedagang. Menurut salah satu pedagang di Pasar Horas yaitu Bapak Buler Sijabat seorang
pedagang daging menyatakan hal yang sama bahwa retribusi yang ditarik sudah sesuai dengan fasilitas yang didapat dan tidak
membebani dirinya. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Ibu Hasna Sipayung salah satu pedagang pakaian bahwa retribusi yang
dipungut sudah murah akan tetapi menurut beliau banyak juga pedagang yang tidak membayar retribusi pasar dengan alasan
tertentu. Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Karimin seorang pedagang sepatu yang mengatakan tarif retribusi yang ditentukan
sudah sewajarnya dan sesuai dengan peraturan. Pendapat berbeda disampaikan oleh salah satu pedagang PKL Ibu Ati yang menjual
tomat bahwa pada dasarnya retribusi yang beliau bayar hanya berkisar Rp 1.500 - Rp 2.000 setiap hari sesuai dengan penghasilan
yang didapatnya dan beliau mengatakan bahwa pihak Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar tidak memaksa
dalam hal pembayaran tarif bagi pedagang PKL. Hal yang sedikit berbeda dengan pedagang PKL lainnya yaitu Ibu Misnah pedagang
sayuran, yang mengungkapkan bahwa penentuan tarif sebaiknya tidak perlu dipungut dari pedagang PKL karena melihat kepada
Universitas Sumatera Utara
besar penghasilan yang didapat dan tidak menetapnya tempat jualannya.
Untuk menanggapi pernyataan beberapa pedagang tersebut, Ibu Lusiana Tambunan menambahkan bahwa untuk pedagang
PKL, pihak dari Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar tidak memaksa dalam menentukan tarif karena
bagi mereka pedagang PKL merupakan keluarga dari Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar. Tarif yang dibayar
oleh pedagang PKL biasanya berkisar Rp 1.000 - Rp 2.000 per hari.
4.4 Peorganisasian Pembagian Tugas
Agar pelaksanaan tugas berjalan dengan baik maka harus ada pembagian tugas yang baik agar dalam pelaksanaan pemungutan dapat
berjalan dengan efektif dan lancar sehingga pemungutan retribusi atau jasa harian Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar akan terkoordinir dengan
baik seperti yang dikatakan oleh Ibu Arniati pembagian tugas digunakan untuk lebih memudahkan pekerjaan petugaskolektor mereka dibagi sesuai
dengan jenis lokasi tagihan yang ada di pasar, yaitu untuk ruko, toko, kios, lods dan PKL dan bongkaran. Sejalan dengan pendapat diatas Ibu
Ramidah mengungkapkan dalam melaksanakan tugas mereka ditugaskan sesuai dengan bagiannya agar masing-masing individu mudah dalam
menjalankan tugas dan dipastikan tidak ada yang tidak mereka pungut
Universitas Sumatera Utara
jasanya. Dalam hal ini dari segi pembagian tugas dapat dikatakan telah sesuai dengan maksud dan tujuan dari pengorganisasian yang pada
dasarnya ditujukan untuk memudah spesifikasi tugas dan fungsi masing- masing pegawai yang telah ditentukan.
4.5 Pelaksanaan
Pelaksanaan yang dimaksud disini adalah bagaimana sumber daya manusia dalam memegang peranan penting dalam suatu
organisasiperusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu kualitas pegawai dalam melakukan tugasnya seharusnya menguasai apa yang dikerjakannya
agar tujuan dari pelaksanaan tugasnya dapat dikerjakan dengan baik dan secara kuantitas. semestinya dalam suatu organisai jumlah pegawai harus
seimbang dengan jumlah pekerjaan dalam organisasi tersebut dengan maksud bahwa jumlah pegawai tidak berlebihan agar tidak terjadi
pemborosan dan tidak kurang agar pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik.
Dari jumlah pegawai dalam pelaksanaan pemungutan Ibu Lusiana Tambunan mengatakan bahwa secara kuantitas jumlah personil Pasar
Horas Jaya sudah memadai, untuk saat ini jumlah kolektor berjumlah 6 orang yang setiap harinya melakukan pemungutan jasa harian pasar
kepada pedagang yang ada di Pasar Horas Jaya dan yang bertugas melakukan pemungutan bulanan di loket berjumlah 5 orang. Selanjutnya
keterangan menurut Ibu Lusiana Tambunan menerangkan bahwa yang
Universitas Sumatera Utara
menjadi penyebab tidak tercapainya target di karenakan pemungutan jasa yang belum optimal atau belum berjalan efektif dan efisien karena masih
banyak wajib retribusi yang tidak mau membayar jasa karena kurangnya kesadaran pedagang terhadap peraturan daerah
4.6 Metode Pelaksanaan