untuk melengkapi data- data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan- bahan kepustakaan
yang perlu untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :
a. Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan catatan- catatan tertulis yang ada dilokasi
penelitian serta sumber- sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti dengan instansi terkait.
b. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku- buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi
dengan masalah yang diteliti.
2.5 Teknik Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan penulisan dalam penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif. Analisis
data kualitatif Biklen dan Bogdan, 1982 dalam Moleong, 2009 : 248adalah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui transkip
Universitas Sumatera Utara
wawancara dan catatan lapangan, serta dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan.
Menurut Miles dan Hubermanterdapat tiga teknik analisisi data kualitatif. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data adalah bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga
kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan
informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa
teks naratif berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan dan bagan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang
dapat digunakan untuk mengambil tindakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang pemerintahan, banyak permasalahan dan urusan yang harus diselesaikan berkaitan dengan semakin berkembang pesatnya
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Pembangunan ini meliputi segala bidang aspek kehidupan, yang di
mana pada hakekatnya menciptakan suatu masyarakat yang adil dan makmur bagi bangsa Indonesia, yang diwujudkan melalui peningkatan
pertumbuhan ekonomi melalui upaya nyata dalam bentuk perbaikan pendapatan dan peningkatan daya beli masyarakat.
Pembangunan Nasional mempunyai tujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur melalui peningkatan taraf
hidup masyarakat, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara merata bagi seluruh rakyat
yaitu sesuai dengan asas keadilan sosial. Pemerintah daerah sebagai fasilitator pembangunan di daerah sudah selayaknya berusaha menghimpun
dana dari masyarakat melalui pajak dan retribusi dengan cara yang bijaksana sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan, khususnya pembangunan di daerah. Retribusi merupakan salah satu Pendapatan Asli Daerah PAD bagi
pemerintah daerah berdasarkan Undang-Undang No.34 tahun 2000 tentang
Universitas Sumatera Utara
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Salah satu cara untuk meningkatkan PAD adalah dengan meningkatkan pendapatan dari retribusi yang dalam hal
ini adalah semua retribusi yang dapat dipungut dari pasar, yaitu retribusi pasar. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, maka pasar tidak hanya sebagai unit pelayanan kepada masyarakat, tetapi pasar sudah merupakan unit usaha bagi pemerintah
daerah sehingga diharapkan dapat menghasilkan laba retribusi. Dalam Undang – Undang No 32 Tahun 2004 pada dasarnya
pemerintah daerah di Indonesia, memperoleh 5 sumber pendapatan atau keuangan yang dimungkinkan oleh perundang-undangan, yaitu:
1. Sumber pendapatan Asli Daerah, yang diperoleh dari
berbagai sumber perpajakan daerah dan juga pungutan dari retribusi
2. Penerimaan dari opsen atau bagi hasil pajak
3. Sumber penerimaan daerah yang berupa subsidi dari
pemerintah pusat 4.
Sumber penerimaan dari perusahaan daerah 5.
Sumber pinjaman dari pinjaman daerah. Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan sumber penerimaan
daerah yang berasal dari beberapa hasil penerimaan daerah dan salah satunya diperoleh dari penerimaan retribusi daerah.Pendapatan Asli Daerah
PAD terbesar didapatkan dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah. Dimana bahwa pajak daerah adalah pemungutan pemerintah daerah dimana
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah terhadap orang atau badan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku guna
pembiayaan rumah tangga daerahnya Salah satu masalah yang dihadapi oleh sebagian daerah
KabupatenKota di Indonesia saat ini adalah terletak pada upaya peningkatan PendapatanAsli Daerah PAD. Kenyataan yang ada dapat
dilihat dari rendahnya Pendapatan Asli Daerah PAD di sejumlah daerah pada masa lalu, akhirnya mengkondisikan daerah untuk tidak berdaya dan
selalu bergantung pada bantuan pembiayaan atau subsidi dana dari Pemerintah Pusat .Selain masalah persoalan kewenangan yang terbatas
dalam memobilisasi sumber dana pajak dan retribusi, juga terdapat masalah yang bersifat teknis yuridis dalam hal pemungutan pajak dan retibusi
daerah. Dari penerimaan sektor retribusi daerah diharapkan dapat
mendukung sumber pembiayaan daerah dalam menyelenggarakan pembangunan daerah, sehingga akan meningkatkan dan memeratakan
perekonomian serta kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD dapat dilakukan salah satunya
dengan meningkatkan efisiensi sumber daya dan sarana yang terbatas serta meningkatkan efektifitas pemungutan yaitu dengan mengoptimalkan potensi
yang ada, serta terus diupayakan menggali sumber-sumber pendapatan baru yang potensinya memungkinkan, sehingga dapat dipungut pajak atau
retribusinya sesuai dengan ketentuan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan status pengelolaan pasar dari Dinas Pasar menjadi Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya, merupakan salah satu bentuk upaya
untuk mengoptimalkan kinerja perpasaran. Penentuan target pasar sangat bergantung terhadap realisasi pertahun yang dapat tercapai. Namun target
yang ditentukan oleh Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota Pematangsiantar belum sepenuhnya tercapai. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 1.1 Realisasi Pendapatan, Biaya Operasional dan Surplus- Defisit Dinas Pasar dibanding PD. Pasar Horas Jaya
Pematangsiantar Kegiatan
Dinas Pasar Rp Milyar PD Pasar
Rp Milyar
2012 2013
2014 2015
2015 2016
PAD Pendapatan PD
1,3 1,3
1,6 2,2
2,5 4,5
Biaya Operasional
4,6 4,8
5,2 6,9
6,5 6,6
Surplus-Defisit 3,3
3,5 3,6
4,7 4,0
2,1 Sumber : PD. Pasar Horas Jaya Pematangsiantar 2015
Dari tabel di atas tampak bahwa dari Dinas Pasar hingga berubah menjadi PD Pasar mengalami sedikit penaikan pendapatan dari tahun ke
tahun. Akan tetapi biaya operasional jauh lebih besar nilainya dan
Universitas Sumatera Utara
cenderung naik setiap tahunnya. Hal inilah yang menyebabkan defisit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Apabila pemungutan retribusi pasar dapat terpenuhi, maka sumber pendapatan dapat digunakan oleh Pemerintah Kota Pematangsiantar untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pada akhirnya dapat untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat Pematangsiantar.Dari berbagai
macam retribusi yang dipungut oleh Pemerintah Kota Pematangsiantar, retribusi pasar salah satu retribusi yang potensial, karena mampu
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penerimaan daerah dibandingkan. Dengan meningkatnya kehidupan perekonomian Kota
Pematangsiantar, maka akan memberikan pengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat Pematangsiantar. Perkembangan kehidupan perekonomian yang
akan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat harus didukung adanya fasilitas bagi masyarakat untuk mengadakan kegiatan ekonomi.
Dengan adanya pasar, maka akan tercipta siklus perputaran uang bagi peningkatan kehidupan perekonomian masyarakat Pematangsiantar.
Peningkatan perekonomian tersebut secara tidak langsung berdampak bagi Pemerintah Kota Pematangsiantar untuk senantiasa mengembangkan pasar-
pasar yang dikelola oleh pemerintah yang juga digunakan sebagai potensi penerimaan daerah. Oleh karena itu, semakin baik pengelolaan terhadap
pasar-pasar yang dikelola, maka akan berdampak pada pengembangan penerimaan retribusi pasar. Usaha pengembangan penerimaan retribusi
pasar pada tiap tahunnya mengalami kendala dan hambatan. Kendala dan
Universitas Sumatera Utara
hambatan tersebut di antaranya menyangkut perilaku wajib retribusi, para wajib retribusi pasar seringkali melakukan penunggakan pembayaran
retribusi dengan berbagai alasan. Dari penunggakan inilah kemudian penerimaan yang didapatkan tidak bisa optimal.
Permasalahan itulah yang kemudian mengakibatkan penunggakan pembayaran retribusi pasar yang akan berimbas pada menurunnya total
penerimaan retribusi pasar. Oleh karena itu, maka Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya harus benar-benar fokus pada strategi-strategi yang akan diambil
dan dilaksanakan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul
“ Strategi Peningkatan Retribusi Pasar Dalam Menunjang Pendapatan Asli DaerahPada Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya Kota
Pematangsiantar.’’
1.2 Fokus Penelitian