20
Commercial Office
Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran untuk umum yang disewakan, perusahaan dagang trading company,
asuransi dan transportasi.
Industrial Office Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik
dengan pabriknya.
Professional Office Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan
merupakan perkantoran dengan jumlah modal yang digunakan relatif kecil.
Institutional Governmental Office
Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup lama dan kokoh. Biasanya
digunakan waktu yang lama atau panjang. Dari jenis-jenis kantor di atas dipilih jenis Commercial Office sebagai
fungsi utama proyek ini.
A. Menurut Peruntukkannya
Klasifikasi kantor menurut peruntukannya: 1.
Tenant Owned Office Building Kantor yang direncanakan dan dibangun oleh pemilik yang
biasanya tergabung dalam yayasan atau institusi untuk digunakan oleh perusahaan yang dibawahi, dilindungi, atau yang memiliki
hubungan erat dan disewakan kepada siapa saja yang membutuhkan.
2. Bangunan Investasi
Kantor yang direncanakan dan dibangun oleh suatu perusahaan berupa pengembang untuk disewakan kepada beberapa
penyewa Multy Tenancy Building. 3.
Bangunan Kantor Spekulatif Kantor yang direncanakan dan dibangun oleh perusahaan
untuk disewakan secara spekulatif dengan perencanaan jangka panjang kepada penyewa yang berminat.
Universitas Sumatera Utara
21
B. Menurut Sistem Sewa
Sistem sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan perhitungan luasan yang disewa, yaitu :
1. Net System
artinya Sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luasan
lantai bersih tidak termasuk koridor ataupun common space dan biasanya harga sewa per meter persegi lebih tinggi.
2. Gross System
artinya Sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar luas lantai
kotor sehingga luasan lantai yang digunakan untuk kantor lebih kecil dari jumlah luasan yang disewa pada awalnya karena
penyewa dikenakan beban biaya untuk koridor ataupun common space
. Hal ini menyebabkan penyewa lebih baik menyewa per lantai supaya tidak rugi. Harga sewa per meter persegi lebih
rendah. Melihat kedua sistem sewa tersebut maka dipilih suatu
kombinasi kedua sistem di atas sebagai acuan sistem sewa dalam proyek ini, yaitu semi-gross system yang relatif cukup lazim
dipakai di Indonesia. Semi-gross system artinya penyewa dikenakan biaya sewa akumulasi luasan lantai yang dipakai ditambah luasan
common space seperti lobby, area parkir, dan sebagainya yang
telah dibagi sama rata dengan penyewa lainnya. Untuk hal ini fleksibilitas dapat dicapai dengan negosiasi antara pengelola
gedung dengan penyewa melihat varietas usaha, varietas penyewa dan varietas luasan yang dipakai oleh penyewa.
C. Menurut Jumlah Penyewa