Perumusan Masalah Review Penelitian Terdahulu

Berdasarkan latar belakang dan penelitian sebelumnya, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Earning per share EPS, Debt to Equity Ratio DER, dan Economic Value Added EVA terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia BEI”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, earning per share EPS, debt to equity ratio DER, dan Economic Value Added EVA mempunyai pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI ? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk menguji apakah pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, earning per share EPS, debt to equity ratio DER, dan Economic Value Added EVA mempunyai pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI. Universitas Sumatera Utara

1.3.2 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan peneliti mengenai pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, earning per share EPS, debt to equity ratio DER, dan Economic Value Added EVA perusahaan dan pengaruhnya terhadap harga saham. 2. Bagi calon investor, diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dalam perusahaan yang diteliti oleh peneliti. 3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya. 4. Bagi perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau menjadi referensi bagi pihak perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan untuk meningkatkan harga saham perusahaan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Saham Ketika suatu perusahaan membutuhkan dana tambahan untuk pengembangan usahanya, maka perusahaan tersebut dapat mencatatkan perusahaannya pada pasar modal untuk memperoleh dana tambahan dari para investor. Dalam hal ini, investor akan membeli surat-surat berharga untuk mendapatkan hak kepemilikan atas suatu perusahaan. Surat-surat yang dibeli tersebut disebut efek atau sekuritas. Salah satu jenis efek yang diperdagangkan tersebut adalah saham. Saham adalah “kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, disertai dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya sebagai tanda bukti penyertaan modaldana pada suatu perusahaan ” Fahmi, 2012:85. Husnan 2002:303, menyebutkan bahwa Sekuritas saham merupakan “secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya ”. Dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan, investor mengharapkan akan menerima imbalan yang berupa dividen dan capital gain. Maka untuk mendapatkan dividen tersebut, investor harus menunggu waktu Universitas Sumatera Utara yang cukup lama, paling tidak dalam kurun waktu satu tahun karena biasanya perusahaan membagikan dividen setiap periode satu tahun. Akan tetapi, investor akan menerima dividen jika perusahaan tersebut memperoleh laba. Sedangkan ketika perusahaan mengalami kerugian maka investor tidak menerima dividen. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga kinerja perusahaan untuk tetap baik demi mempertahankan kesejahteraan pemegang sahamnya dan menarik perhatian investor lain. Pilihan lain yang dimiliki investor, selain mendapatkan dividen adalah dengan mengambil keuntungan dalam capital gain. Capital gain adalah suatu keuntungan atau laba yang diperoleh dari investasi dalam surat berharga dimana selisih harga jual saham yang lebih tinggi dan harga pembelian saham yang lebih rendah. Hal ini berbeda dengan dividen, karena untuk memperoleh dividen maka investor harus tetap menahan sahamnya dalam perusahaan sedangkan untuk memperoleh capital gain maka investor harus menjual sahamnya disaat harga saham yang dimilikinya menjadi lebih tinggi.

2.1.2 Harga Saham

Harga saham adalah harga perolehan hak kepemilikan investor dalam sebuah perusahaan. Harga saham yang berlaku di pasar modal biasanya ditentukan oleh para pelaku pasar yang melaksanakan permintaan dan penawaran. Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor. Keuntungan perusahaan akan menjadikan harga Universitas Sumatera Utara saham naik sehingga menimbulkan capital gain dan meningkatkan citra perusahaan untuk menarik perhatian calon investor. Harga saham dapat dibedakan menjadi harga saham perdana dan harga saham di pasar sekunder. Perbedaan dari kedua saham tersebut adalah harga saham perdana memiliki harga saham yang tetap dan telah ditetapkan sebelumnya dan ditawarkan pertama kali kepada masyarakat. Harga saham pada pasar sekunder tidak memiliki harga statis melainkan dapat berfluktuasi mengikuti situasi pasar yang berlaku. Perusahaan yang memperoleh keuntungan yang tinggi akan berpengaruh kepada pembagian dividen yang tinggi untuk mempertahankan investor dan juga menarik perhatian investor lain untuk membeli saham perusahaan tersebut. Hal ini akan berpengaruh terhadap kenaikan nilai saham tersebut. Faktor naik dan turunnya harga saham dapat terjadi karena kondisi dan situasi yang terjadi seperti berikut Fahmi, 2012 : 89 : a. Kondisi mikro dan makro ekonomi b. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana c. Kinerja perusahaan dalam setiap waktunya d. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham Investor dapat memperoleh pemahaman tentang nilai saham suatu perusahaan dengan melakukan analisis. Harga saham yang diteliti dalam penelitian ini adalah closing price. Closing price merupakan harga penutupan suatu saham yang merupakan harga terakhir kali yang muncul last trade. Closing price menecerminkan semua informasi yang ada pada semua pelaku Universitas Sumatera Utara pasar terutama pelaku pasar institusi yang memiliki informasi yang lebih akurat pada saat perdagangan saham berakhir.

2.1.3 Kinerja Perusahaan

Perusahaan secara keseluruhan, baik skala kecil, menengah, maupun besar, sesungguhnya memiliki tujuan primer yang sama, yaitu “menghasilkan laba, meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan, manajemen dan karyawan, berkesinambungan, bertumbuh, dan menyediakan produk spesifik untuk kebutuhan masyarakat ” Haming dan Basalamah, 2003 : 1. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Prestasi ini dapat diukur dengan menganalisis bagaimana kinerja perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa kinerja perusahaan sangat berkaitan dengan kinerja keuangannya. Kinerja keuangan merupakan suatu deskripsi tentang kondisi suatu perusahaan yang dapat dianalisis dengan rasio keuangan, sehingga dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan kesehatan perusahaan dalam periode tertentu. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan atas kegiatan operasionalnya agar dapat beroperasi secara Universitas Sumatera Utara kompetitif dengan perusahaan lain. Melalui perbaikan kegiatan operasional yang signifikan dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan mengkaji secara kritis tentang laporan keuangan dengan mereview data, menghitung, mengukur, menginterpretasi, dan memberi solusi pada periode tertentu. Fahmi 2012 : 89 menyatakan bahwa “kinerja perusahaan dapat dinilai untuk mengetahui naik dan turunnya harga saham perusahaan tersebut ”. Kinerja keuangan perusahaan biasanya diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Setiap rasio keuangan digunakan untuk analisis yang berbeda, tergantung pada tujuannya. Adapun rasio keuangan yang umum digunakan adalah Dermawan, 2007 : 38-48 : a. Rasio Likuiditas : Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek. Rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan adalah current ratio dan acid test ratio. Current ratio merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Current ratio CR = Acid test ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Quick ratio = b. Rasio Leverage : menunjukkan seberapa besar perusahaan menggunakan utang. Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang dan rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman. Debt to Equity Ratio = x 100 c. Rasio Aktivitas : rasio yang mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio Universitas Sumatera Utara aktivitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Ada beberapa macam rasio aktivitas antara lain : total asset turn over, working capital turn over, account receivable turn over, fixed asset turn over, inventory turn over, dan average collection period. d. Rasio Profitabilitas : rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio ini penting digunakan untuk mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan, baik yang berasal dari kegiatan operasional maupun kegiatan non- operasional. Ada beberapa macam rasio profitabilitas antara lain : Profit Margin on Sales, Return on Equity, Return on Asset, dan Earning per Share.

2.1.3.1 Earning per Share EPS

Menurut Houston and Brigham 2001, laba per lembar saham atau EPS adalah “kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan yang diperoleh kepada pemegang sahamnya ”. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk mendistribusikan pendapatan kepada pemegang saham, mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya. Earning per Share EPS merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam dunia keuangan karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Angka yang ditunjukkan dari EPS ini sering dipublikasikan mengenai kinerja perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas go public karena investor maupun calon investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting terkait prediksi mengenai besarnya dividen per saham di Universitas Sumatera Utara kemudian hari dan tingkat harga saham dikemudian hari, serta EPS juga sangat sesuai dalam penilaian tingkat efektifitas manajemen dan kebijakan pembayaran dividen. EPS juga menggambarkan tingkat profitabilitas perusahaan yang tergambar dalam setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS menunjukkan semakin besar laba dan menyebabkan naiknya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Hal inilah yang dapat menarik minat para calon investor karena EPS yang tinggi menunjukkan keberhasilan perusahaan. Secara ringkas, Earning per Share EPS diukur dengan : EPS = Sebagai catatan, jika perusahaan tersebut terdapat saham preferen, maka rumusnya dapat menjadi : EPS = Dalam praktiknya secara umum, laba per lembar saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah lembar saham biasa yang beredar sepanjang tahun. Jumlah rata-rata diperlukan dalam perhitungan ini karena jumlah saham yang beredar selama satu tahun tidak selalu tetap, atau dengan kata lain, jumlah saham yang beredar dapat berubah. Universitas Sumatera Utara

2.1.3.2 Debt to Equity Ratio DER

Salah satu aspek yang digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan adalah aspek leverage atau hutang perusahaan. Hutang perusahaan merupakan salah satu komponen penting bagi perusahaan sebagai sumber pendanaan yang berasal dari pihak eksternal. Hutang juga menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modal pada suatu perusahaan. Untuk mengetahui kinerja perusahaan melalui hutang yang dimiliki, investor dapat membandingkan jumlah hutang dengan jumlah modal yang dimiliki perusahaan. Perhitungan ini disebut dengan Debt to Equity Ratio DER. Menurut Husna n 2004:70 menjelaskan bahwa “debt to equity ratio menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri ”. Menurut Horne dan Wachoviz 1998:145 “Debt to equity is computed by simply dividing the total debt of the firm lincluding current liabilities by its shareholders equity ”. Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. DER dapat menjadi acuan untuk melihat kinerja suatu perusahaan karena DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menjalankan operasinya melalui dana yang diperoleh dari hutang-hutang daripada ekuitas pemegang saham. Sedangkan DER yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan lebih memanfaatkan jumlah ekuitas yang dimiliki. Semakin tinggi DER mencerminkan resiko perusahaan relatif Universitas Sumatera Utara tinggi karena perusahaan dalam operasi relatif tergantung pada hutang dan perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar hutang dan bunganya, akibatnya para investor cenderung menghindari saham – saham yang memiliki nilai DER yang tinggi. Namun, pada umumnya penggunaan hutang tidak selalu berdampak negatif bagi perusahaan karena ketika perusahaan memperoleh laba maka laba tersebut tidak perlu dibagikan kepada kreditor. Penggunaan hutang daripada modal sendiri juga dikatakan menguntungkan karena pada saat meminjam modal kepada pihak Bank, maka modal sendiri yang dimiliki dapat didepositokan untuk memperoleh selisih yang menguntungkan, tetapi pada patokan bahwa bunga deposito lebih besar dari bunga hutang. Selain itu, pada bunga hutang yang harus dibayarkan kepada kreditor dapat mengurangi kewajiban pajak perusahaan. Penggunaan hutang oleh perusahaan akan dikenakan bunga selama tahun berjalan, namun bunga ini akan dikurangkan dengan EBIT untuk mendapatkan laba kena pajak. Oleh karena itu, bunga ini juga dapat menjadi pengurang pajak. Penggunaan hutang akan mengurangi kewajiban pajak dan menyisakan laba operasi yang lebih besar bagi investor perusahaan. Rumus untuk memperoleh DER adalah sebagai berikut : Debt to Equity Ratio DER = Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Pertumbuhan Penjualan

Penjualan adalah suatu transaksi yang melibatkan penyerahan produk, hak, atau jasa dengan melakukan janji pembayaran atau pertukaran kas yang dapat disamakan dengan uang atau sejenis pembayaran sah. Pembayaran ini dapat dilakukan secara tunai ataupun sebagian secara kredit dan kemudian hari akan dibayar tunai. Penjualan tidak hanya menyangkut pemindahan kepemilikan atas barang tersebut, tapi juga menyangkut pemindahan resiko-resiko yang timbul atas kepemilikan tersebut. Oleh karena itu, pihak perusahaan perlu untuk melakukan pengurangan atas resiko-resiko kepemilikan barang supaya konsumen tidak beralih ke produk atau perusahaan yang berbeda. Sangat penting bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggannya karena pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan penjualan suatu perusahaan akan mempengaruhi perusahaan mempertahankan keuntungan demi kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan dapat diketahui melalui tingkat penjualan per tahun atau melalui tingkat pendapatan yang diterima perusahaan dari transaksi penjualan. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang tinggi maka perusahaan harus berhasil menjual barang dalam jumlah yang besar. Kegiatan yang mendukung suksesnya transaksi penjualan adalah melaksanakan kegiatan promosi penjualan. Promosi penjualan merupakan Universitas Sumatera Utara salah satu jenis strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memasarkan produknya kepada masyarakat. Menurut Jeani, Sri, dan Nur 2011 perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seadainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan utang, dan juga sebaliknya. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk mempertahankan pertumbuhan penjualan yang baik setiap tahunnya. Secara rasional, hal ini akan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik karena dengan mengetahui pertumbuhan penjualan perusahaan dapat memprediksi berapa profit yang akan diperoleh sehingga mampu menutupi kewajiban dan membagikan dividen. Hal ini akan mengakibatkan harga saham mengalami kenaikan. Pertumbuhan penjualan dapat diukur dengan dengan rumus : g = x 100 Keterangan : g = growth sales rate tingkat pertumbuhan penjualan S 1 = total current sales total penjualan selama periode berjalan S = total sales for last period total penjualan periode yang lalu

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang menunjukkan klasifikasi besar kecilnya perusahaan dilihat dari total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan terbagi dalam 3 kategori yaitu : Universitas Sumatera Utara perusahaan besar large firm, perusahaan menengah medium-size, dan perusahaan kecil small firm. Ukuran perusahaan ini dapat didasarkan kepada total asset perusahaan. Ukuran perusahaan yang akan diketahui melalui penelitian ini akan dirumuskan melalui nilai logaritma natural total aktiva. Nilai aktiva tersebut dilogaritmakan karena nilai aktiva perusahaan biasanya sangat besar hingga triliunan rupiah sehingga untuk menyeimbangkan data maka digunakan perhitungan logaritma natural. Ukuran perusahaan dapat menjadi penentu tingkat kemudahan perusahaan dalam memperoleh dana melalui pasar modal. Kemampuan akses ke pasar modal untuk obligasi maupun saham sesuai dengan ukuran perusahaan. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan besar memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Kebutuhan akan pendanaan yang lebih besar memiliki kecenderungan bahwa perusahaan menginginkan pertumbuhan dalam laba. Hasil lainnya ditemukan oleh Albretch dan Richardson 2001, bahwa “perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang lebih besar diteliti dan dipandang dengan lebih kritis oleh para investor ”. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa Universitas Sumatera Utara perusahaan relatif stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aktiva yang kecil Daniati dan Suhairi, 2006. Maka menurut logika berpikir ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham karena perusahaan besar lebih mudah mendapatkan sumber pendanaan dari berbagai sumber dan memiliki probabilitas lebih besar. Perusahaan besar memiliki ketersediaan sumber informasi yang banyak sehingga dapat meningkatkan laba dalam jangka panjang. Informasi yang tersedia sepanjang tahun pada perusahaan besar memungkinkan pelaku pasar untuk menginterpretasikan informasi yang terdapat pada laporan keuangan dengan lebih sempurna, sehingga dapat memprediksi arus kas dengan lebih akurat dan menurunkan ketidakpastian.

2.1.6 Economic Value Added EVA

Menurut Brigham dan Houston 2001 : 51, Economic Value Added EVA adalah “sebuah metode pengukuran nilai tambah kepada pemegang saham oleh manajemen selama satu tahun tertentu ”. EVA memfokuskan pada efektivitas manajerial dalam satu tahun tertentu. Efektivitas manajerial adalah pengukuran kesesuaian aktivitas manajemen terhadap tujuan yang telah ditentukan untuk dicapai oleh perusahaan dan sejauh mana perusahaan dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut. Perusahaan dapat dikatakan berhasil ketika tujuan yag telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Universitas Sumatera Utara Menurut Brigham, efektivitas manajerial dapat diketahui melalui pengukuran kinerja yang memperhitungkan tingkat biaya modal, yaitu dengan memperhitungkan laba bersih setelah pajak dikurangi dengan biaya modal. Pertama kali metode EVA dikembangkan oleh Joel Stern dan Bennett Stewart, Managing Partner dari perusahaan konsultan Stern Stewart Co. Stern Stewart Company menyatakan bahwa EVA digunakan sebagai pengganti pendapatan atau kas dari operasi sebagai ukuran kinerja baik internal maupun internal. EVA menjadi metode terbaik untuk menciptakan kekayaan secara kontemporer dan hampir 50 lebih baik dari pengukuran dengan rasio keuangan. Prinsip EVA adalah memberikan penilaian yang baik terhadap kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar suatu perusahaan. Nilai EVA yang positif menunjukkan analisis kinerja perusahaan yang baik sehingga memperoleh nilai tambah selama periode tersebut. Jika nilai EVA sama dengan nol, dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada kondisi impas selama periode tersebut. Dan nilai yang negatif menunjukkan analisis kinerja perusahaan yang gagal menghasilkan nilai tambah dalam periode tersebut dan berpengaruh pada penurunan nilai kekayaan pemegang saham. Dari kelemahan analisis rasio keuangan yang telah dipaparkan maka dapat dibandingkan bahwa metode EVA menjadi metode yang lebih baik. Alasan yang mendasarinya adalah karena dalam perhitungannya EVA memasukkan unsur biaya modalnya dan metode ini juga berhubungan Universitas Sumatera Utara langsung dengan pasar sehingga perusahaan akan lebih berkonsentrasi menciptakan nilai pemegang sahamnya. Untuk melihat apakah perusahaan berhasil dalam menciptakan EVA atau tidak, dapat ditentukan dengan melihat nilai akhir EVA yang dihasilkan perusahaan.

2.1.6.1 Langkah-langkah untuk menghitung Economic Value Added

EVA 1. Menghitung laba bersih setelah pajak Net Operating After Tax Laba digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui bagaimana perkembangan kinerja suatu perusahaan pada waktu tertentu dan biasanya menjadi perhatian utama bagi pihak-pihak eksternal untuk tujuan tertentu. Laba bersih setelah pajak adalah laba akhir yang siap dibagikan kepada para pemegang saham dan sebagai alat analisis kinerja perusahaan. NOPAT = Net income – Interest expense 1-Tax Keterangan : Net income : laba bersih Interest expense : beban bunga Tax : tariff pajak 2. Menghitung invested capital Merupakan total seluruh pinjaman perusahaan dikurangi pinjaman jangka pendek tanpa bunga. Invested capital dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Invested Capital = Total Kewajiban Ekuitas – Kewajiban Jangka pendek Universitas Sumatera Utara 3. Menghitung WACC Weight Average Cos of Capital Adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing- masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan. Rumus menghitung WACC dapat dilihat sebagai berikut: WACC = {D x rd 1-Tax + E x re} Keterangan: WACC = Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal rata-rata tertimbang D = Tingkat modal dari hutang debt rd = Biaya hutang cost of debt E = Tingkat modal dari ekuitas re = Biaya ekuitas cost of equity Tax = Tarif pajak Keterangan Tambahan: Tingkat Modal D = x 100 Cost of Debt rd = x 100 Tingkat Modal Ekuitas E = x 100 Cost of Equity re = x 100 4. Menghitung capital charges Capital charges adalah biaya modal yang memperhitungkan biaya kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas Universitas Sumatera Utara yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham. Penghitungan capital charges adalah sebagai berikut: Capital Charges = WACC x Invested Capital 5. Menghitung Economic Value Added EVA EVA = NOPAT – Capital Charges EVA menunjukkan ukuran yang baik sejauh mana perusahaan telah menambah nilai terhadap para pemilik perusahaan. Dengan kata lain, apabila manajemen memusatkan diri pada EVA, maka mereka akan mengambil keputusan-keputusan keuangan yang konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan Husnan dan Paudjiastuti, 2006:66.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian : Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian Rizky Agustine, Darminto, dan Nengah Sudjana 2011 Pengaruh return on equity roe, earning per share eps, dan debt equity ratio der terhadap harga saham Variabel independen : ROE, EPS, dan DER. Variabel dependen : harga saham Secara simultan semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara parsial ROE dan DER berpengaruh Universitas Sumatera Utara tidak signifikan terhadap harga saham. Tamara, Suhadak, dan A. Husaini 2011 Pengaruh Debt Ratio Der, Price To Earning Ratio Per, Earning Per Share Eps, Dan Size Terhadap Harga Saham Variabel independen : DER, PER, EPS, dan Size. Variabel dependen : harga saham Secara simultan, semua variabel independen berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial EPS memiliki pengaruh yang dominan terhadap harga saham. Galih Presetyo 2011 Pengaruh financial leverage, earning per share EPS, dan dividen per share DPS terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2009 Variabel independen : financial leverage, EPS, DPS, Variabel dependen : harga saham Secara simultan, semua variabel independen berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial, hanya financial leverage yang tidak berpengaruh terhadap harga saham. Yessika C. Sihombing Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan industry barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen : NPM,EPS, ROE, DER Variabel dependen : harga saham Secara simultan semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap harga saham. Namun, secara parsial hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham Hendri Harryo Sandhieko 2009 Pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas terhadap harga saham Variabel independen : ROA, BEP, ROE, DER Variabel dependen : harga saham Secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap harga saham. Namun, secara parsial hanya rasio profitabilitas yang berpengaruh Universitas Sumatera Utara terhadap harga saham Dorothe Ratih, Apriatni E.P, Saryadi 2013 Pengaruh EPS, PER, DER, dan ROE terhadap harga saham pada sector pertambangan yang terdaftar di BEI 2010-2012 Variabel independen : EPS. PER, DER, dan ROE Variabel dependen : Harga saham EPS, PER, dan DER perlu menjadi bahan pertimbangan bagi calon investor untuk menanamkan modal pada perusahaan pertambangan. EPS berpengaruh paling kuat secara signifikan terhadap harga saham. Febian Rahmandia 2013 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan di sector industry barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2007- 2011. Variabel independen : kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, arus kas bebas, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen : harga saham Secara simultan semua variabel independen berpengaruh positif terhadap harga saham, sedangkan secara parsial profitabilitas berpengaruh positif signifikan dan ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Ghozali Faruq 2013 Pengaruh ROA, EPS, DER terhadap harga saham studi pada perusahaan property yang listing di BEI tahun 2007-2011. Variabel independen : ROA, EPS, DER. Variabel dependen : harga saham Semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan secara parsial ROA dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tita Deitiana 2011 Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen terhadap Harga Saham Return on equity ROE, likuiditas, pertumbuhan penjualan, dividend payout ration, dan harga Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham sedangkan likuiditas, pertumbuhan Universitas Sumatera Utara saham penjualan dan dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham Angrawit Kusumawardani 2009 Pengaruh Debt to Equity Ratio DER, Current Ratio CR dan Financial Leverage FL terhadap harga saham perusahaan LQ45 Variabel independen : DER, CR, FL Variabel dependen : Harga saham CR dan FL tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan DER berpengaruh terhadap harga saham. Syaidati Ifdari 2012 Analisis Pengaruh EVA dan Profitabilitas Terhadap harga Saham pada Perusahaan Jasa di BEI Variabel Independen : EVA, ROA, ROE, EPS Variabel dependen : Harga saham Secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara parsial ROA dan EPS tidak berpengaruh positif terhadap harga saham. Denni Suhaimi Muchlis 2014 Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI Variabel independen : EPS, NPM, ROA, ROE Variabel dependen : Harga Saham Secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan secara parsial hanya EPS yang berpengaruh terhadap harga saham.

2.3 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share (Eps), Current Ratio (Cr), Debt To Equity Ratio (Der), Dan Total Asset Turn Over (Tato) Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

5 97 106

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 80 93

Analisis Pengaruh Economic Value Added (Eva), Earnings Per Share (Eps), Dan Debt To Equity Ratio (Der) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 53 92

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 73 97

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2011

2 32 74

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Price Book Value, Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham dengan Dividend Per Share sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 20

1 72 99

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia PEriode 2011-2013

0 3 124

Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 7 124

Analisis Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Earning per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Effek Indonesia (Periode 2011-2013)

0 0 12