Kusumawadhani 2011 menyatakan bahwa rasio earning per share digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para
pemilik perusahaan. EPS menggambarkan tingkat profitabilitas perusahaan yang tergambar dalam setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS menunjukkan
semakin besar laba dan menyebabkan naiknya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Hal ini dikarenakan, laba per lembar saham diperoleh melalui
pembagian earnings terhadap jumlah saham yang beredar di Pasar. Hal inilah yang dapat menarik minat para calon investor karena EPS yang tinggi
menunjukkan keberhasilan perusahaan. Ketika semakin banyak permintaan terhadap saham di Pasar modal maka akan menyebabkan naiknya harga saham
perusahaan tersebut.
H
3
: Earning per Share mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham
2.3.4 Debt to equity ratio terhadap harga saham
Debt to equity ratio merupakan kebijakan perusahaan dalam membiayai kegiatannya operasionalnya dengan menggunakan modal pinjaman serta
menanggung suatu beban tetap yang bertujuan untuk meningkatkan laba per lembar saham. Angrawit 2011 menyatakan debt to equity ratio dapat menjadi
acuan untuk melihat kinerja suatu perusahaan karena DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak menjalankan operasinya melalui
dana yang diperoleh dari hutang-hutang daripada ekuitas pemegang saham. Dan begitu juga sebaliknya. Para investor menilai bahwa Perusahaan yang memiliki
hutang yang tinggi juga memiliki risiko yang tinggi dan hal ini akan berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
terhadap turunnya kinerja perusahaan. Sedangkan kinerja perusahaan berdampak terhadap harga saham perusahaan. Hutang tidak selalu berdampak negatif bagi
perusahaan karena penggunaan hutang daripada modal sendiri juga dapat dikatakan menguntungkan karena pada saat meminjam modal kepada pihak Bank,
maka modal sendiri yang dimiliki dapat didepositokan untuk memperoleh selisih yang menguntungkan, tetapi pada patokan bahwa bunga deposito lebih besar dari
bunga hutang. Selain itu, pada bunga hutang yang harus dibayarkan kepada kreditor dapat mengurangi kewajiban pajak perusahaan. Oleh karena itu,
penggunaan hutang dapat menjadi sebuah strategi bagi suatu perusahaan.
H
4
: Debt to equity ratio mempunyai pengaruh terhadap harga saham
2.3.5 Economic Value Added terhadap harga saham
Economic value added merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode
tertentu untuk memberikan penilaian yang baik terhadap kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh
Stern dan Stewart pada tahun 1990. Pada dasarnya EVA menggunakan prinsip yang sama dengan ROI untuk mengukur laba operasi terhadap investasi dalam
bisnis. EVA mengukur tingkat pengembalian sesungguhnya terhadap level pengembalian dasar atau yang biasa disebut biaya modal cost of capital.
Penelitian Ratna Sari 2006 menyatakan bahwa EVA berpengaruh negatif tidak searah terhadap harga saham. Kenaikan nilai EVA tidak diikuti dengan
kenaikan harga saham, begitu pula dengan penurunan nilai EVA tidak diikuti dengan penurunan harga saham. Dalam metode EVA manajemen dituntut untuk
Universitas Sumatera Utara
menciptakan nilai perusahaan yang akan berakibat terhadap nilai pemegang sahamnya, manajer juga dituntut untuk lebih memperhatikan kepentingan
pemegang sahamnya. Metode EVA fokus pada efektivitas manajerial dalam satu tahun tertentu.
Menurut Brigham, efektivitas manajerial dapat diketahui melalui pengukuran kinerja
yang memperhitungkan
tingkat biaya
modal, yaitu
dengan memperhitungkan laba bersih setelah pajak dikurangi dengan biaya modal.
Adanya korelasi antara EVA dan harga saham adalah jika nilai EVA positif maka menunjukkan analisis kinerja perusahaan yang baik sehingga
memperoleh nilai tambah selama periode tersebut. Pada prinsipnya, EVA akan tumbuh jika NOPAT meningkat dan hal ini menunjukkan keuntungan perusahaan
yang berdampak terhadap kenaikan harga saham perusahaan. Sedangkan, nilai yang negatif menunjukkan analisis kinerja perusahaan yang gagal menghasilkan
nilai tambah dalam periode tersebut dan berpengaruh pada penurunan nilai kekayaan pemegang saham.
H
5
: Economic Value Added tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham
2.5 Hipotesis Penelitian