103
Tabel 2.5.
Parameter Kualitas Air Laut Yang Berdasarkan Kepmen LH Nomor 51 Tahun
2004.
No Parameter
Satuan Baku Mutu
Metode I. Fisika
1 Kekeruhan
NTU 30
Turbidimetri 2
Kebauan -
Tidak berbau Visual
3 Padatan Tersuspensi
mgl 50
SNI 06 – 2413 - 1991 4
Suhu °C
Potensiometri 5
Lapisan Minyak -
Visual II. Kimia
1 pH
- 6 -8,5
Potensiometri 2
Salinitas ‰
35 Potensiometri
3 Amoniak Total
mgl -
Salicylate Method 4
Sulfida H2S mgl
0,002 Metylene Blue
5 Total Fenol
mgl 1
4-Aminoantipyrine 6
Detergen MBAS mgl
200 Crystal Violet Method
7 Minyak dan lemak
mgl 1000
JIS K– 0102 – 24.2 8
Air Raksa Hg mgl
0,002 AAS
9 Timbal Pb
mgl 0,03
AAS 10
Cadmium Cd mgl
0,01 AAS
11 Tembaga Cu
mgl 0,02
AAS 12
Seng Zn mgl
0,05 AAS
Namun dalam penelitian ini hanya beberapa parameter kunci saja yang dipergunakan. Hal ini berdasarkan pengaruhnya terhadap biota perairan dan hasil
pemantauan yang dilakukan terhadap parameter kualitas air laut di Perairan Belawan {PT.Persero Pelabuhan Indonesia I, 2004-2008} yang memperlihatkan
fluktuasi dan beberapa diantaranya melebihi nilai ambang batas.
2.3.1. pH
pH air laut yang ditentukan dalam baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004 tentang kualitas air laut dengan peruntukan
perairan bagi kehidupan biota perairan adalah 6,5 – 8,5. Effendi 2003 mengklasifikasikan nilai pH berdasarkan pengaruhnya
terhadap biota perairan seperti yang dijelaskan pada Tabel 2.6.
Universitas Sumatera Utara
104
Tabel 2.6. Nilai pH dan Pengaruhnya Terhadap Biota Perairan. Nilai pH
Pengaruh Umum
6,0 – 6,5 1. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun.
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktiktivitas tidak
mengalami perubahan. 5,5 – 6,0 1.
Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin tampak.
2. Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih belum
mengalami perubahan yang berarti. 3.
Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral. 5,0 – 5,5 1.
Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton, dan bentos semakin besar.
2. Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankto
dan bentos. 3.
Algae hijau berfilamen semakin banyak 4.
Proses nitrifikasi terhambat. 4,5 – 5,0 1.
Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton, dan bentos semakin besar
2. Penurunan kelimpahan total dan biomassa, zooplankton dan
bentos 3.
Algae hijau berfilamen semakin banyak 4.
Proses nitrifikasi terhambat. 4,5 – 5,0 1.
Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton, dan bentos semakin besar
2. Penurunan kelimpahan total dan biomassa, zooplankton dan
bentos 3.
Algae hijau berfilamen semakin banyak 4.
Proses nitrifikasi terhambat. Sumber: Telaah Kualitas Air oleh Hefni Effendi, 2003.
Effendi juga menjelaskan bahwa pada umumnya pH air laut nilainya relatif stabil, namun perubahan nilainya sangat berpengaruh terhadap proses kimia
maupun biologis dari jasad hidup yang berada dalam perairan tersebut. pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Pada pH 4,5, sebahagian besar
tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Selain itu kelarutan logam dalam air dikontrol oleh pH air. Kenaikan pH
menurunkan kelarutan logam dalam air, karena kenaikan pH mengubah kestabilan dari bentuk karbonat menjadi hidroksida yang membentuk ikatan dengan partikel
pada badan air, sehingga akan mengendap membentuk lumpur Palar, 1994.
Universitas Sumatera Utara
105
2.3.2. Suhu