105
2.3.2. Suhu
Efendi 2003 mengemukakan kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat yaitu: a Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun; b
Kecepatan reaksi kimia meningkat; c Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air
lainnya akan mati. Perubahan suhu suatu badan air perairan pesisir berpengaruh terhadap
proses fisika, kimia dan biologi perairan. Alga akan tumbuh dengan baik pada suhu 30°C - 35°C serta fitoplankton pada suhu 20°C - 30°C. Sedangkan air sungai
memiliki titik beku -1,9 C. Suhu alami air sungai adalah suhu normal dimana
organisma dapat hidup sesuai dengan oksigen yang dibutuhkan. Besaran suhu temperatur air laut yang terdapat pada bakumutu adalah alami dengan deviasi 3.
2.3.3. Oksigen Terlarut Dissolve Oxygen, DO
Mc.Neelyet al. 1979 menuliskan bahwa besarnya kelarutan oksigen dalam air laut cukup untuk membuat ikan dan biota hidup di dalamnya.
Permasalahan akan timbul bilamana kadarnya berubah sampai batas di luar angka normal dalam suatu perairan. Konsentrasi oksigen dalam air laut bervariasi, di
perairan laut kadar oksigen mencapai 11 mgl pada 0°C dan 7 mgl pada 25°C. Pada penelitian lainnya Zottoli 1972 mengukur oksigen terlarut dengan kadar
9,9 mgl dalam keadaan jenuh. Di wilayah pesisir konsentrasinya akan semakin berkurang tergantung kepada kondisi lingkungan sekitarnya. Konsentrasi oksigen
di permukaan air laut dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu maka kelarutan gas akan semakin rendah.
2.3.4. Kekeruhan Turbidity
Nilai Ambang Batas kekeruhan Turbibity pada Baku Mutu Kep- 51MENLH2004 yaitu 30 NTU. Kekeruhan yang tinggi dapat mengganggu
sistem osmoregulasi, yaitu pernafasan dan daya lihat organisme akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Tingginya nilai kekeruhan juga
dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air.
Universitas Sumatera Utara
106
2.3.5. Total Suspended Solid TSS