108
timbal Pb, kadmium Cd, dan merkuri Hg yang berikatan dengan senyawa organik. Pencemaran Logam Berat di Pantai Timur Surabaya diberitakan telah
tercemar oleh merkuri Hg dan tembaga Cu.
2.14 Indeks Kesejahteraan Nelayan
Kesejahteraan secara harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal yang
menjadi ciri utama dari kata tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata “sejahtera”, yang berarti aman, sentosa, makmur atau selamat artinya lepas dari segala macam
gangguan dan kesukaran Sumarnonugroho,1991:27. Kemudian istilah kesejahteraan ini sering dikaitkan dengan kesejahteraan
sosial, yaitu suatu sistem yang terorganisasi di bidang pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga, yang bertujuan menjamin kebutuhan ekonomi manusia,
standar kesehatan dan kondisi kehidupan yang layak, mendapatkan kesempatan yang sama dengan warga negara lainnya, peningkatan derajat harga diri,
kebebasan berpikir dan melakukan kegiatan tanpa gangguan sesuai dengan hak- hak asasi seperti yang dimiliki sesamanya.
Pasal 2 Undang-Undang No.6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, yang berbunyi : kesejahteraan sosial ialah suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir batin, yang memungkinkan
bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga
serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.
Ustriyana 2006 mengatakan kesejahteraan nelayan merupakan refleksi dari nilai tukar nelayan yang merupakan formulasi paling tepat dalam mengukur
kondisi sosial ekonomi nelayan yaitu mempertimbangkan seluruh penerimaan revenue dan seluruh pengeluaran expenditure keluarga nelayan.
Universitas Sumatera Utara
109
Kesejahteraan nelayan dimaksudkan merupakan ukuran kesejahteraan masyarakat yang dengan komponen subsistem rumah tangga nelayan yang
diklasifikasikan sebagai: a konsumsi harian makanan dan minimum; b konsumsi harian non makanan dan minuman; c pendidikan; d kesehatan; e
perumahan; f pakaian; g rekreasi BPS,1992. Indikator tersebut dijabarkan: 1 Pendidikan: angka melek huruf, tingkat
pendidikan yang ditamatkan, ketersediaan sarana pendidikan, dan partisipasi penduduk usia sekolah; 2 Kesehatan: sarana kesehatan, tenaga kesehatan, angka
kematian bayi dan penyebab kematian, angka harapan hidup, angka kesakitan, penyakit menular, dan cara pengobatan; 3 Gizi: penyediaan zat gizi dan asal
bahan makanan, konsumsi energi dan protein, status gizi balita; 4 Konsumsi dan pengeluaran rumah tangga: pengeluaran rata-rata perkapita, pengeluaran untuk
makanan, pengeluaran untuk bukan makanan, distribusi pengeluaran; 5 Ketenagakerjaan: angka beban tanggungan angkatan kerja, status pekerjaan dan
lapangan pekerjaan, jam kerja dan upah buruh, profil tingkat pendidikan angkatan kerja; 6 Perumahan dan lingkungan: fasilitas perumahan dan lingkungan, jenis
penerangan, air minum, bahan bakar, dan keadaaan tempat tinggal. Lain halnya dengan indikator yang digunakan oleh BKKBN 2002 dalam
menentukan tingkat kesejahteraan mencakup tiga belas variabel, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, agama, keluarga berencana, interaksi
dalam keluarga, interaksi dalam lingkungan, transportasi, tabungan, informasi, dan peran dalam masyarakat.
2.15 Sumber Daya Hayati di Wilayah Pesisir