Sistem Sosial Prinsip PengelolaanReaksi Sistem Pendukung

sebelumnya, menuntut prosedur dan persyaratan yang sudah tertentu. Pengetahuan ialah pengalaman yang tidak dibawa lahir tapi diperoleh individu melalui dan dari pengalamannya secara langsung maupun tidak langsung, sedangkan dinamika kelompok menunjuk pada suasana yang menggambarkan sekelompok individu saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama. Dalam interaksi ini melibatkan proses berbagai ide dan pendapat serta saling tukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi. Hal-hal tersebut merupakan dasar dari model investigasi kelompok. Model investigasi kelompok ini memliki enam tahapan kegiatan seperti berikut. Tabel2.1 Sintagmatik Model Investigasi Kelompok Tahapan Kegiatan Tahap Pertama Siswa dihadapkan dengan situasi yang problematis. Tahap Kedua Siswa melakukan ekplorasi sebagai respon terhadap situasi yang problematis itu. Tahap Ketiga Siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning taks dan mengorganisasikannya untuk membangun suatu proses penelitian. Tahap Keempat Siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok. Tahap Kelima Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses penelitian kelompok. Tahap Keenam Melakukan proses pengulangan kegiatan atau recycle activities.

2.2.7.1 Sistem Sosial

Sistem sosial yang berlaku dan berlangsung dalam model ini bersifat demokratis yang ditandai oleh keputusan yang berkembang dari atau setidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral kegiatan belajar. Kegiatan kelompok yang terjadi sedapat mungkin bertolak dari pengarahan minimal dari pengajar. Dengan demikian suasana kelas akan terasa tak begitu terstruktur. Pengajar dan siswa memiliki status yang sama menghadapi masalah yang dipecahkan dengan peranan yang berbeda. Iklim kelas ditandai oleh proses interaksi yang bersifat kesepakatan atau konsensus.

2.2.7.2 Prinsip PengelolaanReaksi

Di dalam kelas yang menerapkan model investigasi kelompok, pengajar lebih berperan sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya membimbing dan mengarahkan kelompok melalui tiga tahap. 1 Tahap pemecahan masalah. 2 Tahap pengelolaan kelas. 3 Tahap pemaknaan secara perseorangan. Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, apa yang menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi fokus masalah. Tahap pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, informasi apa saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk memperoleh informasi itu, sedangkan tahap pemaknaan perseorangan berkenaan dengan proses pengkajian bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang dibuatnya, dan apa yang membedakan seseorang sebagai hasil dari mengikuti proses tersebut Thelen dalam Joyce dan Well dalam Winataputra 2001:37.

2.2.7.3 Sistem Pendukung

Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan model ini adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan siswa untuk dapat menggali berbagai informasi yang sesuai dan diperlukan untuk melaksanakan proses pemecahan masalah kelompok. Perpustakaan diusahakan untuk cukup memiliki sumber informasi yang koprehensif dengan alat bantu mengajar atau media yang relatif memadai pula.

2.2.7.4 Dampak Insruksional dan Pengiring Model Investigasi Kelompok

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERTANYAAN TERBIMBING MELALUI MEDIA FILM PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 KANDEMAN KABUPATEN BATANG

0 14 317

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PETUNJUK MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL CATATAN TERBIMBING (GUIDED NOTE TAKING) BERBANTUAN MEDIA PUZZLE PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII A MTs. YPI KLAMBU KABUPATEN GROBOGAN

0 13 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA KOMIK BERMUATAN CINTA LINGKUNGAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII G SMP NEGERI 1 KANDEMAN SEMESTER GENAP

1 14 313

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI DENGAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK DAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP NEGERI 1 UNGARAN

2 30 303

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 GEYER KECAMATAN GEYER KABUPATEN GROBOGAN.

0 1 14

PENDAHULUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 4 GEYER KECAMATAN GEYER KABUPATEN GROBOGAN.

0 0 4

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMP HOMESCHOOLING Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII SMP Homeschooling Kak Seto Solo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA ILUSTRASI LAGU PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII B SMP Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Ilustrasi Lagu pada peserta Didik Kelas VIII B SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011.

1 1 16

Peningkatan Keterampilan Menulis Poster Bertemakan Pelestarian Lingkungan Alam melalui Media Fotonovela pada Siswa Kelas VIIIH SMP Negeri 1 Mejobo,.

0 0 3

KEEFEKTIFAN MODEL SINEKTIK BERBANTUAN MEDIA FILM DOKUMENTER PADA PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 SEWON BANTUL.

0 0 204