51 menjadi sebesar 66,8 dengan persentase ketuntasan secara klasikal 73,3 belum
mencapai ketuntasan optimal secara klasikal. Selanjutnya setelah dilakukan perbaikan pada siklus II selama 2 kali pertemuan, dari hasil tes akhir siklus II rata-
rata hasil belajar siswa pada materi perubahan lingkungan meningkat menjadi sebesar 81,2 dengan persentase ketuntasan secara klasikal 96,7 secara klasikal
telah mencapai ketuntasan dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa
belum pernah dilakukan penelitian dengan variabel aktivitas belajar dan performansi guru. Selain itu juga belum adanya penelitian tentang penerapan
model tari bambu pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul
”Peningkatan Pembelajaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia melalui Model Tari Bambu pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 5 Kota
Tegal”
2.3 Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu- ilmu sosial, seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan
psikologi sosial. Salah satu cabang ilmu sosial yaitu sejarah. Sejarah adalah ilmu sosial yang erat kaitannya dengan manusia, tempat, dan waktu. Hal ini karena
dalam sejarah, materi yang dipelajari yaitu kejadian yang berlangsung pada masa lampau. Dengan demikian, mempelajari IPS merupakan hal yang penting bagi
siswa SD, karena pengetahuan yang diperoleh di SD dapat berguna dalam pelaksanaan pendidikan di jenjang berikutnya.
52 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar perlu
mengoptimalkan kemampuan kognitif dan afektif siswa. Selain peningkatan pada hasil belajar, guru harus mampu menanamkan nilai-nilai dibalik kejadian sejarah
kepada siswa. Namun, selama ini pembelajaran IPS di sekolah masih bersifat konvensional, sehingga siswa belum dapat mengembangkan kemampuannya
secara maksimal. Ranah kognitif pun masih lebih diutamakan daripada ranah afektif.
Permasalahan tersebut juga terjadi pada pembelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 5 Kota Tegal pada materi Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Pembelajaran masih berpusat pada guru dan penggunaan model pembelajaran yang sederhana menyebabkan aktivitas belajar yang
dilakukan siswa belum dapat memaksimalkan potensinya dalam memahami materi dan mengasah keterampilan sosialnya. Akibatnya, masih ada beberapa
siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM pada materi tersebut.
Peneliti memilih model tari bambu untuk digunakan dalam pembelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Model pembelajaran ini menuntut
siswa bekerjasama dalam sebuah kelompok untuk memecahkan persoalan yang mereka hadapi. Interaksi yang terjadi antarsiswa di dalam kelompok dan
antarkelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Siswa dapat meningkatkan keberanian dan belajar menghargai pendapat orang lain.
Penggunaan model tari bambu dalam pembelajaran IPS akan sangat menarik, sehingga siswa termotivasi untuk lebih giat belajar IPS di rumah dan di sekolah.
53 Dengan menggunakan model pembelajaran tari bambu, diharapkan
performansi guru, aktivitas, dan hasil belajar siswa pada materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 5 Kota
Tegal dapat meningkat. Uraian kerangka berpikir tersebut digambarkan dalam bagan berikut ini:
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Tindakan