25 yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran siswa. Kompetensi kepribadian berkaitan dengan kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi
teladan bagi siswa. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial berkaitan dengan
kemampuan guru untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru, orang tuawali siswa, dan masyarakat sekitar.
Keempat kompetensi tersebut sangat berpengaruh terhadap performansi guru. Apabila kompetensi yang dimiliki guru baik, maka performansinya pun
akan baik. Begitu pula sebaliknya, apabila kompetensi guru kurang baik, maka performansi guru pun kurang baik. Guru perlu memperdalam kemampuan-
kemampuannya agar dapat meningkatkan performansi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
untuk mempunyai performansi yang baik, seorang guru harus dapat menguasai dan menghayati beberapa kompetensi guru. Kompetensi tersebut antara lain
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Selain itu, seorang guru juga harus menguasai kompetensi dalam bidang kognitif, sikap, dan perilaku.
2.1.10 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 10 mata pelajaran, salah satunya yakni Ilmu
Pengetahuan Sosial IPS. Terdapat beberapa ahli pendidikan yang mendefinisikan pengertian IPS. Menurut Jarolimek 1967 dalam Soewarso dan
Susila 2010: 1, “IPS adalah mengkaji manusia dalam hubungannya dengan lingkungan sosial dan fisiknya”. Sementara Binning 1952 dalam Soewarso dan
26 Susila 2010:1 menyatakan bahwa “IPS suatu pelajaran yang berhubungan
langsung dengan perkembangan dan organisasi masyarakat manusia dan manusia sebagai anggota dari kelompok sosial”. Selain itu, Michaelis 1957 dalam
Soewarso dan Susila 2010: 1 juga berpendapat bahwa “IPS dihubungkan dengan manusia dan interaksinya dengan lingkungan fisik dan sosialnya yang
menyangkut hubungan kemanusiaan”. Menurut Trianto 2012: 171, “Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya”. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas
dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari beberapa aspek dan cabang ilmu sosial sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial:
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan antropologi sosial. Walaupun ilmu-ilmu sosial tersebut memiliki bidang kajian
yang berbeda, namun dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS.
Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial diungkapkan oleh beberapa tokoh. Gross 1978 dalam Solihatin dan Raharjo 2011: 14 menyebutkan bahwa tujuan
pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan masyarakat. Tujuan yang lain dari pendidikan IPS adalah
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan dari setiap persoalan yang dihadapinya. Pendapat tersebut sesuai dengan Kosasih
1994 dalam Solihatin dan Raharjo 2011:15, bahwa pendidikan IPS membantu
27 siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, sehingga akan
menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial dan masyarakatnya. Pendidikan IPS bertujuan untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta sebagai bekal siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Trianto 2012:
176, ialah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan dengan baik.
Trianto 2012: 173 berpendapat bahwa konsep IPS mencakup: 1 interaksi, 2 saling ketergantungan, 3 kesinambungan dan perubahan, 4
keragamankesamaanperbedaan, 5 konflik dan konsesus, 6 pola patron, 7 tempat, 8 kekuasaan power, 9 nilai kepercayaan, 10 keadilan dan
pemerataan, 11 kelangkaan scarcity, 12 kekhususan, 13 budaya culture, dan 14 nasionalisme. Menurut Barth dan Shermis 1980 dalam Soewarso dan
Susila 2010: 3, secara garis besar, karakteristik dalam IPS terdiri dari pengetahuan, pengolahan informasi, telaah nilai dan keyakinan, dan peran serta
dalam kehidupan. Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian IPS, dapat
disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari beberapa
28 ilmu sosial yang mempelajari tentang kehidupan manusia secara individu atau
kelompok serta interaksinya dengan lingkungan fisik dan sosial.
2.1.11 Pendidikan IPS di Sekolah Dasar