15
2.1.4 Aktivitas Belajar
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa ahli pendidikan menyebutkan bahwa siswa adalah suatu organisme yang hidup, yang di dalam dirinya terdapat
berbagai kemungkinan dan potensi yang sedang berkembang. Siswa juga memiliki prinsip aktif, keinginan untuk berbuat, dan bekerja sendiri. Prinsip inilah
yang mengendalikan tingkah laku siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan perbuatan itu menuju tingkat perkembangan yang diharapkan Hamalik,
2011: 170. Siswa memiliki berbagai potensi yang sedang berkembang. Selain itu, di
dalam diri siswa terdapat prinsip aktif untuk berbuat dan bekerja sendiri yang mengendalikan tingkah lakunya. Melalui pendidikan, tingkah laku tersebut
diarahkan ke tingkat perkembangan yang diharapkan, sehingga potensi siswa dapat berkembang secara optimal.
Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang dialami
langsung oleh siswa dalam proses belajar. Menurut Stephert dan Ragan 1982 dalam Rifa’i dan Anni 2009: 84, “ belajar learning mengacu pada perubahan
perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara individu dan lingkungannya”. Interaksi antara individu dan lingkungannya menunjukkan
adanya aktivitas belajar. Dengan melakukan aktivitas belajar, siswa memperoleh berbagai pengetahuan yang dapat menyebabkan perubahan kemampuan atau
perubahan perilaku. Aktivitas belajar merupakan hal penting bagi siswa. Hal ini sesuai pendapat Zimmerman, et. al 2003 berikut ini:
16 Student-centered learning activities can be an important part of the
mix of techniques used by engineering aducators to meet the numerous objectives of higher education. A variety of teaching
methods, both innovative and traditional, also better meets the needs of student by recognizing and accommodating their diverse learning
styles and preferences.
Pernyataan Zimmerman dkk tersebut mengandung pengertian bahwa aktivitas belajar yang berpusat pada siswa merupakan bagian penting dari
berbagai teknik yang digunakan oleh tenaga pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Variasi metode mengajar, baik yang inovatif
maupun tradisional, juga lebih baik disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan cara mengenal dan menampung berbagai gaya belajar yang mereka sukai.
Hal ini berarti bahwa dalam mencapai tujuan pembelajaran, apapun strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, pembelajaran harus tetap berpusat pada
siswa. Variasi model pembelajaran, baik yang inovatif maupun tradisional harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Menurut Hamalik 2011: 175, penggunaan asas aktivitas sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Para siswa mencari pengalaman dan
langsung mengalami sendiri. Siswa yang berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. Mereka mengembangkannya melalui
aktivitas yang dapat meningkatkan kerjasama yang harmonis di kalangan siswa. Para siswa bekerja sesuai minat dan kemampuan sendiri. Selain itu, aktivitas
dapat meningkatkan kedisiplinan kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. Aktivitas belajar siswa mempererat hubungan sekolah dengan
masyarakat, dan hubungan antara orang tua dan guru. Pengajaran dapat
17 dilaksanakan secara realistis dan konkret, sehingga mengembangkan pemahaman
dan kemampuan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistik. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.
Aktivitas belajar terdiri dari beberapa jenis. Aktivitas belajar menurut Diedrich dalam Sardiman 2011: 101 dibagi menjadi 8 jenis, yaitu visual
activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities,
dan emotional activities. Selain itu, Djamarah 2008: 38-45 mengungkapkan bahwa aktivitas belajar terdiri dari 1
mendengarkan, 2 memandang, 3 meraba, membau dan mencicipimengecap, 4 menulis atau mencatat, 5 membaca, 6 membuat ringkasan, 7 mengamati
tabel, diagram, dan bagan, 8 menyusun paper atau kertas kerja, 9 mengingat, 10 berpikir, dan 11 latihan atau praktik.
Menurut Sudjana 2009: 61, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dalam keikutsertaan dalam melaksanakan tugas belajar,
keterlibatan dalam pemecahan masalah, bertanya kepada teman atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari informasi dalam
memecahkan masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai kemampuan berdasarkan hasil yang diperoleh, melatih diri dalam
memecahkan masalah yang serupa, dan menerapkan apa yang diperolehnya untuk menyelesaikan persoalan atau tugas yang lainnya.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam rangka
mencapai tujuan belajar atau keberhasilan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini yaitu aktivitas yang dilakukan oleh siswa, karena dengan adanya aktivitas
18 siswa dalam proses pembelajaran terciptalah belajar aktif. Keaktifan siswa selama
proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar.
2.1.5 Hasil Belajar