90
Selanjutnya, pengamatan dilakukan terhadap pelaksanaan model Tari Bambu dalam pembelajaran pada siklus II. Hasil data pengamatan pelaksanaan
model Tari Bambu pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Model Tari Bambu
pada Siklus II
Siklus Pertemuan
Skor Perolehan
Konversi Nilai
Rata- rata
II 1
18 90
92,5 2
19 95
Pada tabel 4.9, dapat diketahui bahwa model tari bambu pada siklus II sudah dilaksanakan dengan sangat baik. Perolehan nilai pengamatan pelaksanaan
model tari bambu pada siklus II adalah 92,5. Pada pertemuan ke 1, pengamatan pelaksanaan model tari bambu memperoleh skor 18 dengan nilai sebesar 90.
Kemudian pada pertemuan ke 2 jumlah skor yang diperoleh meningkat menjadi 19, dengan nilai sebesar 95. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan model tari
bambu pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan dengan kriteria A.
4.1.3.3 Refleksi
Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa pada siklus II, pembelajaran yang telah dilakukan dapat dikatakan berhasil karena nilai rata-rata kelas telah
memenuhi KKM yaitu minimal 64 untuk mata pelajaran IPS materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hasil belajar pada pelaksanaan tindakan pembelajaran
siklus I sebesar 73,56 mengalami peningkatan, sehingga hasil belajar siklus II mencapai nilai 82,05 sebagai nilai rata-rata kelas.
Ketuntasan belajar klasikal pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Ketuntasan belajar klasikal
91
dalam tindakan pembelajaran telah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I hanya 78,2, dan mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 88,46. Aktivitas siswa pada siklus II tetap berada pada kriteria aktivitas yang
sangat tinggi meski peningkatannya hanya 1,15. Aktivitas siswa pada siklus I sebesar 78,33 meningkat pada siklus II sebesar 79,48. Dengan kriteria
aktivitas yang sangat tinggi, pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menjadi bukti keberhasilan penelitian dari aspek aktivitas siswa.
Performansi guru pada siklus II juga mengalami peningkatan dari 84,17 menjadi 88,54. Berdasarkan analisis data hasil penghitungan rata-rata nilai APKG
I dan II, pada siklus II nilai performansi guru mencapai 86,34. Perolehan nilai tersebut telah memenuhi indikator keberhasilan dan termasuk pada kriteria A. Hal
ini menunjukkan bahwa hasil pengamatan performansi guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu dari 81,15 AB meningkat menjadi
86,34 A. Pelaksanaan model tari bambu mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Pada siklus I, hasil pengamatan pelaksanaan model tari bambu yaitu sebesar 82,5 AB. Hasil pengamatan pelaksanaan model tari bambu pada siklus II
mencapai 92,5 A. Hal ini menunjukkan bahwa model tari bambu sudah dilaksanakan dengan sangat baik selama pembelajaran.
Secara visual data peningkatan pada hasil belajar siswa, ketuntasan belajar klasikal, aktivitas siswa, performansi guru, dan pelaksanaan model tari bambu
dapat dilihat pada diagram berikut:
92
Diagram 4.3 Peningkatan Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran
4.1.3.4 Revisi