b,c Pembahasan Hasil Penelitian

57 Penelitian ini menghasilan nilai -2 Log Likelihood awal dan akhir sebagai berikut. Tabel 4.3 Nilai -2 Log Likelihood Awal Tabel 4.4 Nilai -2 Log Likelihood Akhir Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step 0 1 38.876 -1.800 2 32.413 -2.555 3 31.776 -2.885 4 31.762 -2.943 5 31.762 -2.944 6 31.762 -2.944 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 31.762 c. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. Iteration History

a,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant CFFO_NI CFFO_CL CFFO_TA IPPE_PPE IPPE_TU DI_TS ND_TS Step 1 1 36.250 -1.083 .007 -.280 -.580 -.180 -1.655 -2.064 .824 2 26.025 -.771 .022 -.816 -1.137 -.599 -3.972 -5.453 2.146 3 21.774 .199 .053 -1.940 -.221 -1.401 -6.813 -10.620 4.134 4 19.634 1.288 .096 -3.615 3.290 -2.259 -9.888 -17.433 7.401 5 18.562 2.097 .142 -4.687 5.593 -2.795 -12.904 -27.493 14.915 6 17.734 2.747 .186 -5.048 5.601 -3.062 -16.839 -45.348 31.113 7 17.097 3.688 .263 -5.459 4.274 -3.510 -23.089 -74.334 57.544 8 16.830 4.618 .351 -6.512 4.440 -3.991 -29.681 -104.433 84.924 9 16.792 4.883 .392 -7.609 6.297 -4.117 -32.349 -117.438 97.185 10 16.790 4.874 .399 -7.949 7.064 -4.102 -32.689 -119.287 99.081 11 16.790 4.872 .399 -7.966 7.104 -4.101 -32.700 -119.350 99.150 58 Dari kedua tabel di atas, dapat kita lihat bahwa nilai -2 log likelihood pada awal adalah 31.762 sedangkan nilai -2 log likelihood pada akhir, setelah model dimasukkan konstanta dan variabel bebas adalah 16.790. Penurunan nilai 2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini baik atau dengan kata lain fit dengan data, artinya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu rasio arus kas dari aktivitas operasi CFFONI, CFFOCL, dan CFFOTA, rasio arus kas dari aktivitas investasi IPPEPPE dan IPPETU, dan rasio arus kas dari aktivitas pendanaan DITS dan NDTS ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit dalam penelitian ini.

4.2.2.3 Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square

Dalam regresi logistik, nilai statistik dari Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan atau menerangkan variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebagai berikut. 12 16.790 4.872 .399 -7.966 7.104 -4.101 -32.700 -119.350 99.150 a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 31.762 d. Estimation terminated at iteration number 12 because parameter estimates changed by less than .001. 59 Tabel 4.5 Nagelkerke R Square Berdasarkan tabel 4.5 diatas, nilai statistik Nagelkerke R Square sebesar 0.521 yang berarti variabel dependen, yaitu financial distress dapat dijelaskan oleh variabel independen, yaitu rasio arus kas dari aktivitas operasi CFFONI, CFFOCL, dan CFFOTA, aktivitas investasi IPPEPPE dan IPPETU, dan aktivitas pendanaan DITS dan NDTS sebesar 52.1 dan sisanya 47.9 dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Berdasarkan nilai Nagelkerke tersebut dapat dikatakan bahwa variabel rasio arus kas dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan.

4.2.2.4 Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi digunakan untuk menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi dalam memprediksi kondisi financial distress pada perusahaan industri dasar dan kimia. Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 16.790 a .171 .521 a. Estimation terminated at iteration number 12 because parameter estimates changed by less than .001. 60 Tabel 4.6 Tabel hasil penelitian di atas menunjukkan seberapa baik model mengelompokkan perusahaan ke dalam dua kelompok baik yang tidak mengalami financial distress maupun yang mengalami financial distress . Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan tidak mengalami financial distress adalah sebesar 98.7. Hal ini menunjukkan bahwa dari 76 sampel perusahaan yang tidak mengalami financial distress, 75 perusahaan yang diprediksi tepat tidak mengalami financial distress dan sebanyak 1 perusahaan yang diprediksi tidak tepat. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan mengalami financial distress adalah sebesar 25. Hal ini menunjukkan bahwa dari 4 sampel perusahaan yang mengalami financial distress , sebanyak 1 perusahaan yang diprediksi tepat mengalami financial distress dan sebanyak 3 perusahaan yang diprediksi tidak mengalami financial distress. Keakuratan prediksi secara menyeluruh sebesar 95. Tingginya persentase ketepatan pada tabel klasifikasi tersebut mendukung tidak adanya perbedaan Classification Table a Observed Predicted FD Percentage Correct Non Distress Distress Step 1 FD Non Distress 75 1 98.7 Distress 3 1 25.0 Overall Percentage 95.0 a. The cut value is .500 61 yang signifikan terhadap data hasil prediksi dan data observasinya yang menunjukkan sebagai model regresi logistik yang baik.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan model logistic regression binary pada tingkat signifikan 5. Hasil pengolahan data menunjukkan sebagai berikut. Tabel 4.7 Dari pengujian persamaan regresi logistik tersebut, maka diperoleh model regresi logistik sebagai berikut: ln P1-P = 4.872 + 0.399X 1 – 7.966X 2 + 7.104X 3 – 4.101X 4 – 32.700X 5 – 119.350X 6 + 99.150X 7 Nilai konstanta sebesar 4.872 menyatakan bahwa jika tidak memperhitungkan rasio arus kas dari aktivitas operasi CFFONI, CFFOCL dan CFFOTA, aktivitas investasi IPPEPPE dan IPPETU, dan aktivitas Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. ExpB Step 1 a CFFO_NI .399 .399 .998 1 .318 1.490 CFFO_CL -7.966 10.965 .528 1 .468 .000 CFFO_TA 7.104 31.854 .050 1 .824 1217.367 IPPE_PPE -4.101 4.471 .841 1 .359 .017 IPPE_TU -32.700 23.504 1.936 1 .164 .000 DI_TS -119.350 92.969 1.648 1 .199 .000 ND_TS 99.150 84.994 1.361 1 .243 1.149E43 Constant 4.872 4.649 1.098 1 .295 130.631 a. Variables entered on step 1: CFFO_NI, CFFO_CL, CFFO_TA, IPPE_PPE, IPPE_TU, DI_TS, ND_TS. 62 pendanaan DITS dan NDTS, maka kecenderungan perusahaan mengalami financial distress sebesar 4.872. Nilai positif dari konstanta ini menunjukkan bahwa jika variabel bebas tidak ada, maka maka kecenderungan perusahaan mengalami financial distress semakin tinggi terjadi.

4.2.3.1 Pengujian signifikan model secara simultan

Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients digunakan untuk melihat hasil pengujian variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Tabel 4.8 Dari tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa nilai signifikasi sebesar 0.036. Dengan diperoleh hasil signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 0.036 0.05 dan nilai chi square hitung lebih besar dari nilai chi-square tabel 14.972 14.07, maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prediksi kondisi financial distress . Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Df Sig. Step 1 Step 14.972 7 .036 Block 14.972 7 .036 Model 14.972 7 .036 63

4.2.3.2 Pengujian signifikan model secara parsial

Pengujian signifikansi secara parsial dilakukan dengan uji Wald. Nilai statistik dari uji Wald yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.9 Dari tabel uji Wald di atas, dapat diperoleh hasil pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis I

Dari tabel 4.9 dapat kita lihat nilai signifikansi rasio arus kas dari aktivitas operasi dengan variabel CFFONI, CFFOCL, dan CFFOTA adalah 0.318, 0.468, dan 0.824. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di atas nilai alpa, yaitu 0.05 0.050.318, 0.050.468, 0.050.824. Dengan demikian, tidak terdapat pengaruh antara rasio arus kas dari aktivitas operasi terhadap prediksi kondisi financial distress pada perusahaan Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. ExpB Step 1 a CFFO_NI .399 .399 .998 1 .318 1.490 CFFO_CL -7.966 10.965 .528 1 .468 .000 CFFO_TA 7.104 31.854 .050 1 .824 1217.367 IPPE_PPE -4.101 4.471 .841 1 .359 .017 IPPE_TU -32.700 23.504 1.936 1 .164 .000 DI_TS -119.350 92.969 1.648 1 .199 .000 ND_TS 99.150 84.994 1.361 1 .243 1.149E43 Constant 4.872 4.649 1.098 1 .295 130.631 b. Variables entered on step 1: CFFO_NI, CFFO_CL, CFFO_TA, IPPE_PPE, IPPE_TU, DI_TS, ND_TS. 64 industri dasar dan kimia. Hal ini berarti kita menolak hipotesis H 1a , H 1b , H 1c , dan H 1 .

2. Hipotesis II

Dari tabel 4.9 dapat kita lihat nilai signifikansi rasio arus kas dari aktivitas investasi dengan variabel IPPEPPE dan IPPETU adalah 0.359 dan 0.164. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di atas nilai alpa, yaitu 0.05 0.050.359 dan 0.050.164. Dengan demikian, tidak terdapat pengaruh antara rasio arus kas dari aktivitas investasi terhadap prediksi kondisi financial distress pada perusahaan industri dasar dan kimia. Hal ini berarti kita menolak hipotesis H 2a , H 2b , dan H 2 .

3. Hipotesis III

Dari tabel 4.9 dapat kita lihat nilai signifikansi rasio arus kas dari aktivitas pendanaan dengan variabel DITS dan NDTS adalah 0.199 dan 0.243. . Hal ini menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di atas nilai alpa, yaitu 0.05 0.050.199 dan 0.050.243. Dengan demikian, tidak terdapat pengaruh antara rasio arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap prediksi kondisi financial distress pada perusahaan industri dasar dan kimia. Hal ini berarti kita menolak hipotesis H 3a , H 3b , dan H 3 . 65

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hubungan Rasio Arus Kas dari Aktivitas Operasi terhadap

Prediksi Terjadinya Financial Distress Hasil uji regresi logistik terhadap variabel CFFONI menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0.399 dengan nilai signifikansi 0.318 lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti CFFONI tidak berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress. Logikanya, semakin tinggi rasio CFFONI, maka semakin bagus kondisi keuangan perusahaan tersebut. Namun, yang terjadi pada perusahaan industri dasar dan kimia dari tahun 2008-2011 tidak sesuai dengan teori yang ada. Perusahaan yang tergolong mengalami financial distress malah mengalami peningkatan pada rasio CFFONI, sedangkan beberapa perusahaan yang tergolong tidak mengalami financial distress menunjukkan penurunan rasio CFFONI yang cukup drastis. Oleh karena itu, rasio CFFONI tidak berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress dari ukuran interest coverage ratio. Hasil uji regresi logistik terhadap variabel CFFOCL menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -7.966 dengan nilai signifikansi 0.468 yang lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti rasio CFFOCL tidak berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress. Tanda koefisien yang negatif dapat diintepretasikan bahwa semakin rendah rasio CFFOCL, semakin tinggi perusahaan mengalami financial distress dalam ukuran interest coverage ratio . Perusahaan industri dasar dan kimia yang tergolong mengalami financial distress mengalami penurunan pada rasio CFFOCL 66 dari tahun ke tahun dan menunjukkan rasio yang rendah. Penurunan rasio CFFOCL pada perusahaan yang mengalami financial distress dikarenakan cash flow from operation yang diperoleh perusahaan pada awal tahun bernilai negatif dan menunjukkan angka yang cukup besar. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Almilia 2006 dan Yolanda Mudji 2009 yang menggunakan ukuran laba bersih negatif dalam pengelompokkan perusahaan yang mengalami financial distress . Hasil uji regresi logistik terhadap variabel CFFOTA menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 7.104 dengan nilai signifikansi 0.824 yang lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti rasio CFFOTA tidak berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress. Tanda koefisien yang positif dapat diintepretasikan bahwa semakin tinggi rasio CFFOTA, semakin tinggi pula perusahaan mengalami financial distress. Hal ini dapat dibuktikan dengan data yang ada pada perusahaan yang mengalami financial distress dimana rasio CFFOTA mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi ini didorong oleh pelepasan aktiva tetap dalam jumlah yang lumayan besar sehingga rasio yang diperoleh semakin tinggi dan kondisi ini diperburuk dengan adanya negatif cash flow from operation pada awal tahun. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Yolanda Mudji 2009 yang menyatakan CFFOTA berpengaruh terhadap terjadinya financial distress. 67 Secara keseluruhan, rasio arus kas dari aktivitas operasi yaitu CFFONI, CFFOCL, dan CFFOTA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami financial distress dalam ukuran interest coverage ratio karena nilai signifikansi ketiga variabel tersebut lebih besar dari 0.05.

2. Hubungan Rasio Arus Kas dari Aktivitas Investasi terhadap

Prediksi Terjadinya Financial Distress Hasil uji regresi logistik terhadap variabel IPPEPPE menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -4.101 dengan nilai signifikansi 0.359 yang lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti rasio IPPEPPE tidak berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress. Tanda koefisien yang negatif dapat diintepretasikan bahwa semakin rendah rasio IPPEPPE, semakin tinggi kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Rasio IPPEPPE perusahaan yang mengalami financial distress menunjukkan penurunan, namun hal yang sama juga terjadi pada kebanyakan perusahaan yang tidak mengalami financial distress sehingga rasio ini tidak berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress. Hasil uji regresi logistik terhadap variabel IPPETU menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -32.700 dengan nilai signifikansi 0.164 yang lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti rasio IPPETU tidak berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress. Tanda koefisien yang negatif dapat diintepretasikan bahwa semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemungkinan terjadinya financial distress. 68 Secara keseluruhan, rasio arus kas dari aktivitas investasi yaitu IPPEPPE dan IPPETU tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami financial distress karena nilai signifikansi kedua variabel tersebut lebih besar dari 0.05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes 2014 dan Almilia 2006, namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Mudji 2009.

3. Hubungan Rasio Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan terhadap

Prediksi Terjadinya Financial Distress Hasil uji regresi logistik terhadap variabel DITS menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar -199.350 dengan nilai signifikansi 0.199 yang lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti rasio DITS tidak berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress. Tanda koefisien yang negatif dapat diintepretasikan bahwa semakin rendah rasio ini, semakin tinggi kemungkinan terjadinya financial distress. Rasio DITS yang rendah mengindikasikan bahwa sumber dana perusahaan kebanyakan didanai melalui debt investment sehingga perusahaan kemungkinan mengalami kesulitan dalam membayar perolehan hutangnya pada saat jatuh tempo. Hasil uji regresi logistik terhadap variabel NDTS menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 99.150 dengan nilai signifikansi 0.243 yang lebih besar dari 0.05. Hal ini berarti rasio NDTS tidak berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress. Tanda koefisien yang positif dapat 69 diintepretasikan bahwa semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya financial distress. Secara keseluruhan, rasio arus kas dari aktivitas pendanaan yaitu DITS dan NDTS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan perusahaan mengalami financial distress karena nilai signifikansi kedua variabel tersebut lebih besar dari 0.05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes 2014 dan Almilia 2006, namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Mudji 2009. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Likuiditas, Laba, Dan Arus Kas Dapat Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

22 132 110

Pengaruh Rasio Keuangan dengan Model Altman Z-Score dan Arus Kas Operasi terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Group Bakrie yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

2 28 88

PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN LABA DAN ARUS KAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

12 49 50

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 17

PREDIKSI RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 3 87

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Rasio Arus Kas terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Pengaruh Rasio Arus Kas terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 12

Pengaruh Likuiditas, Laba, Dan Arus Kas Dapat Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 1 17

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2013-2017

0 0 22

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - repository perpustakaan

0 0 15