7 distress
jika mempunyai interest coverage ratio yang kurang dari 1, dan sebaliknya perusahaan dianggap tidak sedang mengalami financial distress jika
mempunyai interest coverage ratio yang lebih dari 1. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul
: “Analisis Pengaruh Rasio Arus Kas Terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang
Terdaftar di BEI
”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah rasio arus kas dari aktivitas operasi, rasio arus
kas dari aktivitas investasi, dan rasio arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap prediksi kondisi
financial distress pada perusahaan industri dasar dan kimia ?
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio arus kas dari aktivitas
operasi, rasio arus kas dari aktivitas investasi, dan rasio arus kas dari aktivitas pendanaan baik secara simultan maupun parsial terhadap prediksi
kondisi financial distress .
8
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
membantu investor ketika akan memutuskan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan.
2. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak manajemen
sebagai early warning system agar perusahaan dapat menghindari kebangkrutan sejak dini dan mengambil keputusan yang terbaik
dalam usaha untuk mengantisipasi kebangkrutan. 3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian.
4. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai hubungan rasio arus kas terhadap prediksi kondisi financial distress
perusahaan sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai arus kas mana saja yang dapat digunakan
untuk menggambarkan kondisi financial distress perusahaan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun oleh setiap perusahaan dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan SAK. Menurut
PSAK No.1 Paragraf ke 7 Revisi 2009, “ Laporan Keuangan adalah
suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya laporan keuangan merupakan hasil akhir atau output dari proses
akuntansi yang dapat digunakan oleh para pemakai laporan keuangan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi perusahaan secara
keseluruhan. Laporan keuangan digunakan sebagai dasar ataupun bahan pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dikatakan lengkap apabila memiliki beberapa komponen. Menurut PSAK No. 01 revisi 2013,
“Komponen laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan informasi komparatif
”. Berbeda dengan komponen laporan
10 keuangan menurut PSAK No.1 2009 yang hanya terdiri dari laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 Revisi 2009, “ Tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7
Revisi 2009, “ Dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan,
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasit
asnya sebagai pemilik dan arus kas”. Pada hakekatnya laporan keuangan dibuat oleh pihak
manajemen perusahaan
secara berkala
sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Namun, data dari laporan keuangan tersebut tidak berarti apa-apa apabila
tidak dianalisis dalam proses pengambilan keputusan. Data pada laporan keuangan akan menjadi informasi yang efektif apabila
11 mampu dianalisis dan diolah secara tepat sesuai dengan informasi
yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan.
2.1.2 Laporan Arus Kas
2.1.2.1 Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan utama selain laporan labarugi dan neraca. Laporan arus kas
melaporkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian selama periode tertentu dari segi pengaruhnya terhadap kas. Kieso, et all
2008 mengemukakan bahwa “Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas
yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama suatu periode dalam suatu format
merekomendasikan saldo kas awal dan akhir ”.
Menurut Brigham Houston 2009: 59, laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan dampak dari aktvitivas-aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selama satu periode akuntansi.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, pada dasarnya laporan arus kas menyajikan secara rinci mengenai pemasukan
maupun pengeluaran suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan ini tidaklah mengandung semua transaksi atau rekening
yang tidak tercermin dalam neraca atau laba rugi. Sebaliknya, laporan arus kas melaporkan transaksi-transaksi atau kejadian-
12 kejadian selama periode tersebut dari segi pengaruhnya terhadap kas.
Laporan arus kas menyediakan informasi penting dari perspektif dasar tunai cash basis yang melengkapi laporan laba rugi dan
neraca, sehingga menggambarkan lebih lengkap kegiatan-kegiatan usaha dan posisi keuangan perusahaan.
2.1.2.2 Tujuan Laporan Arus Kas
Arus kas merupakan hal vital bagi perusahaan karena tidak dapat dipungkiri perusahaan membutuhkan kas dalam menjalankan
segala aktivitas. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai arus kas suatu perusahaan. Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode.
Menurut PSAK No. 02 revisi 2009 alinea 04 dan 05, kegunaan informasi arus kas:
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas
masa depan future cash flows dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding
pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai
indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu, informasi arus kas juga berguna untuk
meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan
antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
13 Gambaran
menyeluruh mengenai
penerimaan dan
pengeluaran kas hanya dapat diperoleh dari laporan arus kas. Setiap transaksi yang menyangkut dengan kas diuraikan secara terperinci
dalam laporan arus kas. Namun, bukan berarti laporan arus kas menggantikan neraca ataupun laba rugi, melainkan saling
melengkapi sehingga keputusan yang diambil oleh pihak yang berkepentingan sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan secara
keseluruhan.
2.1.2.3 Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan keuangan yang disusun oleh suatu entitas tentunya memiliki manfaat dan bukan hanya sekedar hasil output dari proses
akuntansi. Laporan keuangan yang disusun memiliki manfaat tersendiri bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti halnya
laporan arus kas. Penyusunan laporan arus kas tidak hanya bermanfaat bagi pihak internal perusahaan, tetapi juga pihak
eksternal perusahaan sebagaimana yang tercantum di PSAK No. 02 revisi 2009 alinea 04 berikut ini:
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi,
para
pemakai perlu
melakukan evaluasi
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara
kas serta kepastian perolehannya. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus
kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih
perusahaan, struktur keuangan termasuk likuiditas dan
14 solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah
serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
2.1.3 Analisis Laporan Arus Kas
Informasi mengenai kinerja suatu perusahaan memang dapat diperoleh dengan membaca dan menganalisis laporan keuangan, namun
dalam laporan arus kaslah terangkum segala transaksi yang mempengaruhi kas. Setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dikelompokkan dan
diperinci dengan detail dalam laporan arus kas. Namun, angka-angka dalam laporan arus kas tidak akan berarti apa-apa apabila tidak dianalisis sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Data yang terdapat dalam laporan arus kas akan menjadi informasi yang berguna dan bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan apabila data yang terdapat dalam laporan arus kas dapat dianalisis dan diinterpretasikan sehingga laporan arus kas dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan perusahaan. Perusahaan dapat menyajikan laporan arus kas dengan menggunakan
dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Secara umum, laporan arus kas yang dihasilkan dari kedua metode tersebut hampir
sama. Tidak ada perbedaan penyajian pada aktivitas arus kas untuk bagian investasi dan pendanaan baik dengan menggunakan metode langsung
maupun tidak langsung. Perbedaan metode ini hanya terletak pada pelaporan aktivitas dari
operasi dimana pada metode langsung, aktivitas operasi dikelompokkan dalam penerimaan dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok,
15 pembayaran gaji karyawan, dll, sedangkan pada metode tidak langsung,
aktivitas operasi mencantumkan seluruh kegiatan, baik yang menaikkan ataupun menurunkan kas dari aktivitas operasi. Entitas dianjurkan untuk
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam
mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung PSAK No. 02.
Laporan arus kas dikelompokkan ke dalam tiga aktivitas utama. Menurut PSAK No. 02 revisi 2009, aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan dikelompokkan ke dalam tiga aktivitas utama, yaitu: 1. Aktivitas Operasi Operating Activities
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas principal revenue-producing activities dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
sumber pendanaan dari luar.
2. Aktivitas Investasi Investing Activities Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. 3. Aktivitas Pendanaan Financing Activities
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan
pinjaman entitas.
Analisis laporan arus kas dilakukan untuk mengetahui bagaimana perputaran kas dilakukan oleh perusahaan, terutama mengenai penerimaan
yang diperoleh dan pengeluaran yang terjadi selama periode tertentu. Sebelum menganalisis laporan arus kas, ada baiknya mengenali pola
16 terjadinya arus kas terlebih dahulu. Menurut Prihadi 2012: 88, pola arus
kas operasi O dapat diidentifikasi antara lain: Dalam kondisi perusahaan beroperasi secara normal, arus kas
seharusnya positif. Hal ini dapat diartikan lebih banyak kas masuk dibandingkan dengan kas keluar. Arus kas positif
diperoleh dari penjualan, sedangkan arus kas operasi lainnya adalah negatif. Jadi arus kas operasi positif berarti penerimaan
dari
penjualan seharusnya
mampu menutup
seluruh pengeluaran operasi yang bersifat rutin.
Apabila arus kas operasi negatif, maka hal itu merupakan tanda bahwa perusahaan sedang bermasalah. Apabila kas operasi
negatif perlu dilihat apakah hanya tahun tertentu atau menetap.
Arus kas investasi I pada laporan arus kas mempunyai pola yang terbalik dengan arus kas operasi, yaitu:
Dalam kondisi normal, seharusnya negatif. Pengertian negatif disini adalah perusahaan lebih banyak membeli peralatan,
gedung dan aset tetap lainnya dibanding dengan menjualnya. Artinya perusahaan bertambah kapasitasnya, minimal bertahan
dengan mengganti alat dengan alat baru.
Arus kas positif secara terus menerus menunjukkan perusahaan sedang bermasalah. Ada kemungkinan perusahaan mengurangi
kapasitas dengan menjual aset tetapnya. Bisa juga berarti perusahaan sedang melepas aset tetapnya sekarang yang di
periode berikutnya diikuti dengan pembelian aset tetap lainnya. Kondisi yang terakhir ini terjadi pada perusahaan yang sedang
berganti jenis usaha.
Sementara untuk arus kas pendanaan P tidak mempunyai pola tertentu. Arus kas pendanaan sulit untuk dipastikan apakah arus kasnya akan
positif atau negatif. Akhir-akhir ini, perhatian terhadap arus kas semakin tinggi, baik
dalam analisis laporan keuangan maupun analisis yang lebih mendalam, seperti evaluasi perusahaan. Informasi arus kas dapat digunakan untuk
menilai kualitas laba, fleksibilitas keuangan, dan membantu dalam
17 peramalan arus kas. Informasi arus kas juga memberikan indikasi likuiditas
suatu entitas yang lebih baik, karena tidak ada hal yang lebih likuid selain kas. Apabila rasio arus kas dapat digunakan sebagai ukuran likuiditas,
tentunya rasio arus kas dapat memprediksi kegagalan keuangan dan pada akhirnya, kebangkrutan. Hal ini dipertegas dengan penelitian yang dilakukan
oleh Kordestani et. al. 2011 dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi arus kas, baik dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
dapat menyediakan informasi yang signifikan dalam memprediksi kondisi financial distress
suatu perusahaan. Wild, Larsson, dan Chiapetta 2005: 510 mengkategorikan rasio
arus kas yaitu: a.
Cash Flow To Total Asset Rasio ini merefleksikan actual cash flow dan tidak dipengaruhi
oleh akun pengukuran dan pengakuan pendapatan. Rasio ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan bisnis untuk
mengestimasi jumlah dan waktu aliran kas pada saat merencanakan dan menganalisis arus kas dari aktivitas operasi
b. Cash Coverage Of Growth
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara arus kas dari aktivitas operasi dengan aliran kas keluar untuk investasi pada
aset tetap. Jika rasio ini kurang dari satu berdampak ketidakcukupan kas dalam menutup pertumbuhan aset.
c. Operating Cash Flow To Sales
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara arus kas dari aktivitas operasi terhadap penjualan bersih perusahaan.
2.1.4 Rasio Arus Kas
2.1.4.1 Rasio Arus Kas dari Aktivitas Operasi
a. Operating Cash Index Ratio
18 Rasio ini membantu investor dan kreditor saat ini
atau potensial dalam mengevaluasi kualitas dari laba perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kas internal dari operasi yang sedang berjalan. Rasio ini memberikan indikasi
yang lebih realistis dari tingkat penyimpangan antara arus kas operasi dan laba yang dilaporkan. Umumnya,
semakin tinggi rasio ini, semakin baik kualitas laba. Rumus untuk menghitung operating cash index ratio
adalah:
b. Cash Flow From OperationCurrent Liabilities
Rasio ini merupakan indikator yang lebih baik dalam
mengukur kemampuan
perusahaan yang
sebenarnya dalam memenuhi kewajiban lancar daripada yang lebih sering kita kenal, seperti rasio lancar dan rasio
cepat. Rasio ini memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dan kewajiban yang
jatuh tempo dalam satu tahun. Dengan demikian, saat ini rasio cakupan kewajiban adalah pengukuran likuiditas
berdasarkan perbandingan arus kas operasi dengan waktu jatuh tempo suatu kewajiban. Apabila suatu perusahaan
tidak cukup menghasilkan kas dari operasi untuk
19 memenuhi kewajibannya, diperlukan sumber pendanaan
lain yang mungkin meningkatkan risiko default atau kebangkrutan. Dengan demikian, semakin tinggi rasio ini,
kemungkinan perusahaan mengalami financial distress semakin rendah. Rumus untuk menghitung Cash Flow
From OperationCurrent Liabilities adalah:
c. Asset Efficiency Ratio