Batasan, Jenis, dan Sumber Masalah Sosial

114 Kelas XII Semester 1 yang memengaruhinya, yang diartikan sebagai pandangan salah, baik yang bersumber dari ideologi, nilai-nilai sosial, bahkan agama. Pandangan atau paham yang selama mempengaruhi peradaban modern terbagi tiga, yaitu: a. Paham yang melihat manusia terpisah dari alam; manusia harus menguasai, menaklukkan dan menggunakan atau mengeksploitasi alam menurut keinginannya sendiri. b. Paham yang melihat manusia lain bukan sebagai sesama manusia; cenderung mencari perbedaan, bukan persamaan, dan tidak saling berbagi. c. Paham yang mengukur kebahagiaan dari penilaian materi yang berlimpah. Paham pertama menjelaskan sikap manusia terhadap alam. Paham kedua adalah sikap terhadap sesama manusia. Paham ketiga berhubungan dengan tujuan hidup manusia. Ketiga paham ini menentukan arah perbuatan manusia. Ketika populasi dunia meningkat dan sumber daya alam berkurang, manusia masih mengejar kebahagiaan dengan bergantung pada pemuasan hawa nafsu dan pemilikan materi. Bagi orang-orang seperti itu kebebasan adalah kekuasaan untuk mengatur kondisi eksternal dan sesama manusia adalah saingan atau musuh. Sumber:https:www.google.comsearch?q=gambar+masalah-masalah+sosial Gambar 5.8 Masalah Buang Sampah di Sungai Pendidikan Agama Buddha 115 Selanjutnya berbicara tentang kepincangan-kepincangan yang dianggap sebagai masalah sosial oleh masyarakat tergantung dari sistem nilai sosial masyarakat tersebut. Akan tetapi ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya sama yaitu misalnya: masalah kemiskinan, kejahatan, disorganisasi keluarga, generasi muda dalam masyarakat modern, peperangan, alkoholisme, delikuensi anak-anak cross boys dan cross girl yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung dalam suatu ikatanorganisasi yang tingkah lakunya kurangtidak disukai oleh masyarakat pada umumnya, dan lain-lain. Namun masalah-masalah sosial yang akan Sumber: https:www.google.comsearch?q=gambar+masalah-masalah+sosial Gambar 5.9 Masalah Bangunan Liar Sumber: https:www.google.comsearch?q=gambar+masalah masalah+sosial Gambar 5.10 Masalah Banjir 116 Kelas XII Semester 1 dibahas pada bab-bab berikutnya dalam buku ini adalah masalah-masalah yang merupakan problematika sosial dalam kehidupan manusia, yaitu masalah aborsi dan pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba dan tawuran, dan korupsi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi masalah sosial. Berbagai analisis dan metode telah diterapkan. Akan tetapi hasilnya tidak memuaskan. Hal ini disebabkan ilmu sosial pada umumnya belum sanggup untuk menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang merupakan masalah sosial yang pokok. Lagi pula pengaruh pemecahan masalah sosial tidak dirasakan dengan segera, tetapi setelah jangka waktu yang cukup lama. Akhirnya perlu dicatat metode-metode yang digunakan yaitu yang bersifat preventif dan represif. Metode preventif jelas lebih sulit dilaksanakan karena harus didasarkan pada penelitian yang mendalam terhadap sebab-sebab terjadinya masalah sosial. Metode represif lebih banyak digunakan. Artinya, setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial, baru diambil tindakan- tindakan untuk mengatasinya.

F. Ajaran yang Menjamin Keberhasilan

Dalam Sutta Nipata, Maha Mangala Sutta terdapat ajaran dari Buddha yang menjelaskan tentang cara-cara untuk mendapatkan keberhasilan. Khotbah di hutan Jeta pemberian saudagar Anattapindika ini membabarkan tentang 38 jenis perbuatan yang apabila dilakukan akan membawa seseorang bisa mendapatkan suatu keberhasilan. Secara garis besar ke-38 jenis perbuatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Sila kemoralan Dasar kehidupan bermoral, terdiri dari tiga persiapan untuk dapat hidup bermoral. Yang pertama: tak bergaul dengan orang yang dungu, bergaul dengan orang yang bijaksana, dan menghormati mereka yang patut untuk dihormat. Bagian kedua adalah penunjang untuk hidup bermoral: hidup di lingkungan yang sesuai, hal ini didapat berkat jasa dari kehidupan yang lampau, dan menuntun diri ke arah yang benar. Yang ketiga adalah pendidikan dalam hidup bermoral: memiliki pengetahuan, terampil Pendidikan Agama Buddha 117 serba bisa dalam hal kebajikan, terlatih baik dalam tata susila, dan menyenangkan tutur katanya. Kehidupan sosial masyarakat juga dibagi menjadi tiga bagian, yang pertama adalah kehidupan berkeluarga: membantu ayah dan ibu, menjaga baik-baik anak dan istri, serta memiliki pekerjaan yang penuh damai. Kedua adalah kehidupan sosial: suka berdana, berperilaku pantas, membantu sanak keluarga, dan bertindak tidak tercela. Yang ketiga adalah kehidupan pribadi: berhenti berbuat jahat dan terbebas dari kejahatan; menghindari meminum minuman yang merusak, dan tekun dalam melaksanakan kehidupan bermoral. 2. Samadhi konsentrasi Dalam hal ini terdapat dua bagian utama yaitu yang pertama adalah persiapan diri untuk bersamadhi: memiliki rasa hormat, rendah hati, merasa puas, senantiasa berterima kasih, dan mendengarkan dhamma pada saat yang sesuai. Bagian berikutnya adalah latihan untuk Samadhi: sabar, bergaul dengan manusia teladan dalam dhamma, dan ikut serta dalam diskusi keagamaan. 3. Pañña kebijaksanaan Terbagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah jalan menuju kebijaksanaan: menjalankan kehidupan suci, memahami empat kebenaran mulia, dan merealisasi Nibbana. Dan sebagai hasil dari kebijaksanaan adalah: pikiran tanpa kesedihan, tanpa noda dan mantap serta tidak terganggu walaupun dipengaruhi oleh kesulitan- kesulitan duniawi terutama pasang surutnya kehidupan di dunia ini atau kondisi-kondisi kehidupan. Buddha tidak pernah mengatakan bahwa kesuksesan dalam kehidupan duniawi adalah merupakan suatu penghalang bagi tercapainya kebahagiaan akhir yang mengatasi keduniaan. Sesungguhnya yang menghalangi perealisasian Nibbana, bukanlah kesuksesan atau kesejahteraan kehidupan duniawi tersebut, tetapi kehausan dan keterikatan batin kepadanya itulah, yang merupakan halangan untuk terealisasinya Nibbana. Di dalam Vyagghapajja sutta, seorang yang bernama Dighajanu, salah seorang suku Koliya, datang menghadap Sang Buddha. Setelah memberi hormat, lalu ia duduk di samping beliau dan kemudian berkata: