Sebab Terjadinya Korupsi Kelas 12 SMA Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Siswa

Pendidikan Agama Buddha 197 Seseorang yang serakah akan sulit mengendalikan dirinya dengan baik. Ia akan selalu merasa tidak puas dengan apa yang telah dimilikinya. Hal ini diibaratkan seperti orang haus yang minum air asin, tentu tidak pernah dapat menghilangkan hausnya, sebab dengan minum air asin itu ia akan menjadi haus. Haus terhadap uang, merasa bahagia apabila berhadapan dengan uang, apalagi dapat menyimpan bahkan memiliki uang yang bukan miliknya sendiri. Kehausan terhadap uang itulah yang menyebabkan ketidakbaikan meskipun telah memperoleh uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup wajarnya, tetapi tetap saja ia belum merasa cukup untuk memenuhi hidupnya yang begitu boros dan bangga dengan borosnya itu. Mahatma Ghandi, “Bumi menyediakan cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia tetapi tidak cukup untuk memuaskan orang serakah”. Oleh karena itu, sifat serakah ini merupakan sifat buruk yang sangat membahayakan baik bagi dirinya maupun pihak lainnya. b. Kebencian Kebencian juga akar ketidakbaikan atau akar kejahatan di dunia ini. Dengan kebencian, seseorang bisa berbuat hal-hal yang buruk, misalnya karena dicengkeram kebencian selain ia akan melakukan pembunuhan, perbuatan asusila, pembohongan, dan juga tindakan pencuriankorupsi demi kepentingan dirinya sendiri. Dorongan keinginan yang diliputi kebencian akan membuat sifat ketidaksenangan atau dendam. Sifat ini akan menyebabkan seseorang tidak menyukai kesuksesan atau kebahagiaan orang lain, ia memiliki sifat iri hati dan tidak suka terhadap kekayaan orang lain, sehingga ia menginginkan harta orang lain untuk keperluan hidupnya sendiri, tanpa harus susah payah bekerja mencari nafkah. Kerja keras merupakan beban yang sama sekali tidak diharapkan. Jadi yang diharapkan adalah hidup seperti orang kaya, tanpa mau bekerja keras. c. Kebodohan batin Dasar seseorang melakukan korupsi adalah berakar pada kebodohan batin moha. Ia tidak dapat melihat dengan sebagaimana mestinya. Ia diliputi oleh pandangan keliru, sehingga ia tidak akan menyadari bahwa segala sesuatu, baik itu materi maupun non-materi adalah tidak kekal atau selalu berubah-ubah anicca. 198 Kelas XII Semester 1 Jika seseorang memiliki kebodohan batinpandangan keliru, misalnya dalam hal ini ia akan menganggap penyalahgunaan uang bukan miliknya sebagai suatu perbuatan yang lumrah, umum terjadi di mana-mana, bahkan kalau tidak ikut melakukan penyalahgunaan itu akan dianggap tidak umum, tidak solider dengan teman, dan akan disingkirkan oleh lingkungan di mana ia berada. Ada yang berpendapat bahwa uang bukan miliknya itu juga merupakan uang miliknya, sehingga orang menggunakan uang itu seperti miliknya sendiri dengan tanpa perhitungan dan tanpa tanggung jawab pengembaliannya. Sering kali berpikiran mumpung sedang memegang uang, kapan lagi bisa memegang uang banyak. Pinjam uang begitu mudah dilakukan tanpa berpikir panjang bagaimana mengembalikannya, apalagi kalau uang pinjaman itu dipergunakan untuk berfofa-foya. Bukannya bersakit-sakit kerja keras dahulu, bersenang-senang kemudian, tetapi dibalik bersenang-senang dahulu, bersakit-sakit kalau membayar atau ditagih utang, akhirnya korupsi menjadi jalan pilihan buat bersenang-senang. Selain bersumber pada diri sendiri, lingkungan juga mempunyai andil yang sangat besar dalam pembentukan karakteristik seorang manusia. Lingkungan yang buruk banyak yang korupsi akan menarik jatuh seseorang ke jurang kejahatan. Lingkungan buruk yang dimaksudkan di sini terutama ditekankan pada pergaulan dengan teman-teman yang kurang baik, mungkin saja bisa mempengaruhi seseorang menjadi buruk juga, walaupun pada akhirnya kembali kepada dirinya sendiri. Biasanya banyak yang terpengaruh oleh lingkungan, jadi berhati-hatilah dan selalu bijaksana. Dalam kitab Cakkavati Sihanada Sutta di kothbahkan tentang tahapan kemerosotan moral yang berawal dari tidak memberikan dana kepada orang yang membutuhkan sehingga timbul pencurian yang disertai dengan kekerasan. Selain itu, hal-hal lain yang dapat menyebabkan timbulnya korupsi. Hal-hal tersebut adalah lemahnya sistem moral pelakunya, tuntutan hidup yang tidak realistis, adanya peluangkesempatan, lemahnya penegakan hukum, dan lain-lain. Pendidikan Agama Buddha 199

D. Melawan Perkembangan Korupsi

Tantangan kita dalam kehidupan beragama ialah melaksanakan fungsi dan peran agama secara benar, mengembangkan keyakinan dan mensosialisasikan ajaran agama kepada pemeluknya serta mengaktualisasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Korupsi termasuk tindakan yang membawa kemerosotan moral ”. Buddha bersabda dalam Dhammapada ayat 7: “Seseorang yang hidupnya ditujukan pada hal-hal yang menyenangkan, inderanya tidak terkendali, makannya tidak mengenal batas. Malas, serta tidak bersemangat. Maka mara akan mengusai dirinya, bagaikan angin menumbangkan pohon yang lapuk.” Sumber: https:www.google.comsearch?q=gambar+kasus+korupsiespv= Gambar 8.6 Imbaun Anti Korupsi, Ayo Mengomunikasikan Presentasikan hasil analisis dan diskusi di depan kelas, serta melaporkannya secara tertulis tentang bukti-bukti masih adanya tindak korupsi di masyakat negara kita dan bagaimana cara mengatasinya 200 Kelas XII Semester 1 Korupsi menjadi penyakit yang sulit disembuhkan karena kondisi mental yang memprihatinkan. Seseorang yang tidak mampu menegakkan kedisiplinan moral mudah sekali di pengaruhi oleh tuntutan-tuntutan duniawi. Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut tentu harus bekerja untuk mencari uang agar bisa terpenuhi tuntutan tersebut. Dalam Kitab Angutara Nikaya V.4:41 Sang Buddha bersabda: “Kekayaan diperoleh dengan bekerja dengan giat, dikumpulkan dengan tangan dan cucuran keringat sendiri secara halal, berguna untuk mengembangkan dan mempertahankan kebahagiaan dirinya sendiri, untuk memelihara dan membuat orang tuanya bahagia; demikian membahagiakan para karyawan dan anak buahnya.” Dengan demikian, disiplin sebagai suatu sikap bangsa menaati suatu tata tertib atau suatu sikap mental suatu bangsa yang menyatakan diri dalam tingkah laku berpola, yang mencerminkan penghargaan terhadap norma-norma yang mengatur kehidupan bersama secara beradab. Dalam disiplin mengantarkan seseorang untuk tidak menyia-nyiakan waktu, serta mamanfaatkan penuh melalui pekerjaan. Salah satu Aturan-moralitas Buddhis sila dalam Lima Aturan- moralitas Buddhis panca-sila yang perlu dihindari oleh umat Buddha adalah menahan diri dari mengambil barang-barang yang tidak diberikan pemiliknya. Mengambil barang-barang yang tidak diberikan pemiliknya termasuk Sumber: https:www.google.comsearch?q=gambar+kasus+korupsiespv= Gambar 8.7 Imbauan Anti Korupsi