Tahap Persiapan Praktik Meditasi Pandangan Terang

Pendidikan Agama Buddha 53 1. Ia harus berdiam di tempat pelatihan di bawah bimbingan seorang guru Upanissaya 2. Ia harus menjaga ketajaman enam inderanya sehingga berada dalam keadaan baik Arakkha 3. Ia harus menjaga pikirannya supaya terkonsentrasi pada empat macam perenungan Upanibhandha Kegiatan yang harus dihindari oleh para peserta didik: 1. Menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan kammaramata 2. Banyak tidur sehingga mengendurkan usaha niddaramata 3. Banyak bicara, mengobrol dengan teman-teman sehingga kurang menyadari gerak-gerik jasmani dan pikiran bhassaramata 4. Merasa senang dengan orang banyak dan bukan dalam kesunyian samganikaramata 5. Tidak mengendalikan dengan baik enam pintu indria aguttadvarata 6. Makan berlebihan, kurang bisa mengurangi makan sehingga menimbulkan kantuk dan kemalasan bhojane amattanutta 7. Gagal untuk menyadari kegiatan pikiran sewaktu pikiran sedang berada di dalam satu gagasan serta tidak banyak bicara dan sedikit tidur yathavimuttam cittam na paccavekkhanti 2. Praktik Meditasi Pandangan Terang a. Praktik meditasi pandangan terang yang diawali dengan samatha bhavana Samattha yanika Seorang yang akan melaksanakan meditasi pandangan terang dan telah memenuhi syarat dan persiapan pergi ke tempat pelatihan meditasi. Di tempat latihan akan mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari guru meditasi. Tahap awal meditasi pandangan terang yang didahului dengan meditasi samatha akan mengambil objek anapanasati meditasi pernafasan sebagai kaya nupassana perhatian terhadap tubuh. 1 Sikap duduk Sikap duduk waktu berlatih harus tegak tetapi santai dan tidak kaku atau tegang. Salah satu sikap duduk yang dapat membantu bertahan dalam waktu yang cukup adalah sikap padmasana yaitu kedua kaki disilangkan satu sama lain. Bagi yang sudah terlatih sikap ini nyaman karena akan membantu untuk 54 Kelas XII Semester 1 berada dalam posisi tegak dan seimbang. Sedangkan yang baru permulaan berlatih dapat mengambil sikap duduk setengah padmasana yaitu satu kaki disilangkan di bawah yang lain. 2 Mengendurkan ketegangan Setelah memilih sikap duduk yang rileks secara mental kita mencoba mengurutkan dari atas atau kepala terus ke bawah sampai ujung kaki untuk mengendurkan ketegangan otot-otot yang ada misalnya otot kening, otot leher, dan otot punggung. Bila nafas terasa tertahan tariklah nafas dalam-dalam dan hembuskan nafas perlahan-lahan sehingga akan terasa lebih santai dan otot mengendur. Usaha mengendurkan ketegangan dapat dilakukan beberapa kali dan merupakan suatu usaha pertama dalam meditasi untuk mengalihkan perhatian kita yang biasanya tertuju keluar jasmani menjadi ke dalam diri sendiri. 3. Bernafas dengan wajar Berlatih meditasi pernafasan bukanlah bertujuan untuk mengatur nafas menjadi panjang ataupun menahan nafas kita selama mungkin untuk memperoleh kekuatan. Semua usaha untuk mengatur nafas sebetulnya tidak membantu untuk mencapai ketenangan yang sesungguhnya. Bernafas tidak perlu diatur-atur sebaliknya bernafas dengan wajar sehingga tubuh ini mempunyai mekanisme yang akan membuat nafas menjadi teratur. Tahapan- tahapan melaksanakan meditasi dengan objek pernafasan adalah sebagai berikut: a Tahap pertama: menghitung nafas Menghitung nafas ditujukan kepada seseorang yang baru pertama kali berlatih meditasi, untuk mengarahkan pikiran yang biasanya berkelana kian kemari kepada hitungan nafas. Dalam meditasi ini dilakukan pernafasan melalui hidung, dengan memperhatikan sentuhan nafas di ujung hidung. Setiap kali nafas masuk dihitung “satu” nafas masuk berikutnya “dua” dan seterusnya sampai “sepuluh”. Setelah itu kembali mulai dari satu. b Tahap kedua: mengikuti nafas Mengikuti nafas berarti memperhatikan pada saat nafas mulai menyentuh ujung hidung, kemudian diteruskan sampai pada ujung akhir sampai dari proses menarik nafas. Pada saat itu harus dikenali bahwa nafas yang masuk berangsur-angsur menjadi berhenti. Kemudian Pendidikan Agama Buddha 55 dimulai proses mengeluarkan nafas, sentuhan di ujung hidung sebagai awal dan kemudian mengeluarkan apa yang berangsur-angsur makin perlahan kemudian berhenti untuk memulai menarik nafas. Mengikuti nafas maksudnya adalah mengikuti nafas dengan penuh perhatian. Ketika meditator menarik nafas panjang, mengetahui bahwa ia menarik nafas panjang; ketika menarik nafas pendek, mengetahui bahwa ia menarik nafas pendek. Setelah berlatih “mengikuti nafas” dengan tekun maka kita dapat memusatkan perhatian kita sepenuhnya pada nafas dan akan timbul ketenangan yang belum pernah kita alami sebelumnya disertai kegembiraan. Pikiran tidak berkeliaran kemana-mana maka jasmani kitapun mulai menjadi tenang, selaras dan terasa menyenangkan. Nafas kita makin lama semakin halus dan panjang dan hasilnya perasaan letihpun lenyap sebaliknya jasmanipun terasa segar menyenangkan. c Tahap ketiga: memperhatikan sentuhan nafas Nafas yang semakin lama makin tenang dan halus sehingga tidak terasa lagi. Beberapa orang mengalami hal ini akan terkejut karena mengira bahwa dirinya tidak bernafas lagi. Sesungguhnya nafas masih tetap ada tetapi karena sedemikian halusnya maka seolah-olah lenyap. Yang diumpamakan dengan sapi adalah nafas kita, yang akan selalu dijumpai di tempatnya yaitu di ujung hidung. Dengan menyadari bahwa nafas akan selalu ada sepanjang kehidupan kita, hanya karena sangat halus sehingga tidak terasa. Langkah terbaik harus kembali memusatkan perhatian pada ujung hidung Perumpamaan Gergaji Bila kita menggergaji sepotong kayu, balok misalnya maka sambil menggerakkan gergaji maju mundur untuk memotong, perhatian kita dipusatkan pada titik sentuhan mata gergaji dengan balok yang akan kita potong. Kita tidak memperhatikan mata gergaji yang telah menyentuh dan bergerak menjauhi titik sentuh. Kita tidak memperhatikan mata gergaji yang belum mengenai titik sentuh, yang diperhatikan hanyalah titik sentuhnya saja. Mata gergaji adalah perumpamaan dari napas yang masuk dan napas yang keluar, sedangkan ujung hidung diumpamakan sebagai titik sentuh antara mata gergaji dengan balok. 56 Kelas XII Semester 1 dengan saksama memperhatikan sentuhan nafas yang mulai terasa lagi. Betapapun halusnya nafas itu, tetap akan terasa di ujung hidung. Jika masih belum terasa berarti perhatian dan pemusatan pikiran yang diberikan masih kurang kuat. d Tahap keempat: menenangkan nafas Dengan melanjutkan perhatian pada keseluruhan nafas awal, pertengahan, dan akhir dari setiap proses menarik dan mengeluarkan nafas tanpa terputus-putus akan nyata bagi kita bahwa proses nafas bergetar atau bergelombang dengan kasar. Demikian pula proses mental yang mengikutinya juga menjadi bergetar dan bergelombang sesuai dengan nafas yang diamati, maka akan timbul harapan pada diri kita untuk berusaha agar pernafasan dan proses mental yang mengikuti menjadi lebih tenang. Dengan memperhatikan faktor-faktor batin yang menyertai perhatian kita pada sentuhan di ujung hidung, kita mengetahui ada perasaan tenang yang menyertai perhatian kita. Ketenangan ini dikembangkan dengan tetap mempertahankan perhatian pada sentuhan nafas di ujung hidung. Dengan tekun usaha ini dilanjutkan sehingga lama kelamaan nafas kitapun menjadi halus, sehingga batin menjadi tenang dan perhatian pada sentuhan nafas di ujung hidung terus berkesinambungan. Usaha yang kita lakukan ini disebut sebagai menenangkan nafas. Perumpamaan Sapi Seorang petani yang sedang kelelahan membajak sawahnya, beristirahat melepas lelah di bawah pohon yang rindang, sapinya dibiarkan makan rumput di dekatnya. Karena terlalu lelah, ia segera tertidur dengan nyenyak. Menjelang sore hari ia terbangun dan tidak melihat sapinya. Ia melihat di sekeliling dan sapinya tetap tidak terlihat, maka ia lalu bangkit dan pergi ke tepi sungai yang biasa ia memberi minum dan memandikan sapinya. Disana petani mendapati sapinya sedang minum. Pendidikan Agama Buddha 57 Mari Bertanya ? Buatlah dua pertanyaan untuk memahami materi praktik meditasi pandangan terang yang diawali dengan samatha bhavana. 1. ___________________________________________________? 2. ___________________________________________________? Menggali Informasi Jawablah pertanyaan dengan mencari informasi dari berbagai sumber buku teks, internet dan pengalaman masa lalu. 1. ___________________________________________________? 2. ___________________________________________________? Mari Presentasi Presentasikan jawabanmu di depan kelas. Peserta didik yang lain dapat memberikan masukan dan tanggapan. Praktik Meditasi Peserta didik di bawah bimbingan guru mempraktikkan meditasi dengan mengambil objek pernapasan sesuai tahap-tahapan. 58 Kelas XII Semester 1 Lembar Kerja Siswa Tuliskan pengalamanmu setelah meditasi pernafasan sesuai tahap-tahapan pelaksanaan di bawah ini. No Bentuk Aktivitas Pengalaman 1. Mengendurkan ketegangan tubuh dan membuat badan rileks 2. Melatih konsentrasi dalam mengikuti nafas 3. Melatih konsentrasi dalam mengikuti nafas 4. Melatih konsentrasi dalam memperhatikan nafas 5. Melatih konsentrasi dalam menenangkan nafas b. Praktik meditasi pandangan terang langsung tanpa diawali dengan samatha bhavana suddha vipassana yanika a Perhatian terhadap tubuh kayanupassana Seorang meditator harus berdiam di tempat yang sunyi, tenang, duduk bersila, badan tegak, dan mengembangkan perhatian benar. Dengan penuh kesadaran menarik nafas panjang dan mengeluarkan nafas panjang, serta menarik nafas pendek dan mengeluarkan nafas pendek. Ia melatih diri dengan berpikir: “Aku akan menarik nafas dengan menyadari seluruh gerak pernafasanku, aku akan mengeluarkan nafas dengan menyadari seluruh gerak pernafasanku”. Ia melatih diri dengan berpikir: “aku akan menarik nafas dengan seluruh badanku rileks”. Ia melatih diri dengan berpikir: “Aku akan mengeluarkan nafas dengan seluruh badanku rileks”. Apabila berjalan harus mengetahui dan menyadari “aku berjalan” atau apabila berbaring, ia mengetahui “aku Perumpamaan Senam Perhatian pada tubuh diibaratkan sebagai seorang pesenam di atas besi palang, ketika sedang melakukan ayunan panjang ia mengetahui dengan jelas. Pendidikan Agama Buddha 59 berbaring”. Dengan demikian gerakan apapun yang dilakukan harus disadari dan diketahui. Ia melakukan perenungan tentang tubuhnya dengan melihat ke dalam, melihat dari luar, dan melihat dari sudut keduanya secara bergantian. Ia harus mengetahui dengan jelas, apabila bergerak maju atau bergerak mundur, apabila ia melihat ke depan atau menoleh ke kiri dan ke kanan, apabila menekuk tangannya atau membentangkan tangannya, apabila ia sedang makan, minum, mengunyah, menelan, berjalan, berdiri, duduk, berbaring, bangun dari tidur, berbicara, dan diam, semua harus diketahui dengan jelas. b Perhatian terhadap perasaan vedananupassana Seorang meditator menyadari ketamakan, kesedihan, dan kesenangan dalam dirinya. Apabila mengalami perasaan yang menyenangkan, harus mengetahui dengan jelas: “Aku mengalami perasaan yang menyenangkan”. Apabila mengalami perasaan yang tidak menyenangkan, juga mengetahui dengan jelas: “Aku mengalami perasaan yang tidak menyenangkan, apabila mengalami perasaan yang netral bukan menyenangkan dan juga bukan tidak menyenangkan harus mengetahui dengan jelas: “Aku mengalami perasaan yang netral”. Apabila mengalami perasaan yang menyenangkan terhadap suatu benda yang berbentuk, ia mengetahui dengan jelas: “Aku mengalami perasaan yang menyenangkan terhadap benda yang berbentuk”. Apabila mengalami perasaan yang tidak menyenangkan terhadap suatu benda yang berbentuk, ia mengetahui dengan jelas: “Aku mengalami perasaan yang tidak menyenangkan terhadap benda yang berbentuk”. Apabila mengalami perasaan yang netral Sumber : http:www.chinadaily.com.cn Gambar 3.2: Meditasi Vipassana dengan berjalan 60 Kelas XII Semester 1 mengetahui dengan jelas: “Aku mengalami perasaan netral”. Dengan demikian ia dapat merenungkan perasaannya dengan melihatnya ke dalam dari luar, dan dari sudut keduanya secara bergantian. c Perhatian terhadap kesadaran cittanupassana Seseorang harus merenung dengan perhatian benar terhadap kesadarannya. Ia menyadari adanya keserakahan lobha sebagai kesadaran yang diliputi keserakahan. Ia menyadari tidak adanya keserakahan alobha sebagai kesadaran yang tidak diliputi keserakahan. Ia menyadari adanya kebencian dosa sebagai kesadaran yang diliputi kebencian. Ia menyadari tidak adanya kebencian sebagai kesadaran yang tidak diliputi kebencian adosa. Ia menyadari adanya kegelapan batin moha sebagai kesadaran yang diliputi kegelapan batin. Ia menyadari tidak adanya kegelapan batin sebagai kesadaran yang tidak diliputi oleh kegelapan batin amoha. Menyadari adanya kebingungan sebagai kesadaran yang diliputi kebingungan. Ia menyadari adanya kemalasan sebagai kesadaran yang diliputi kemalasan. Menyadari adanya cita-cita besar sebagai kesadaran yang diliputi cita-cita besar. Ia dapat menyadari tidak adanya cita-cita besar sebagai kesadaran yang tidak diliputi cita-cita besar. Menyadari adanya ketenangan sebagai kesadaran yang diliputi ketenangan. Menyadari adanya ketidaktenangan sebagai kesadaran yang diliputi ketidaktenangan. d Perhatian terhadap bentuk-bentuk pikiran dhammanupassana Seorang meditator harus melakukan perhatian benar terhadap bentuk- bentuk pikiran yang ada hubungannya dengan lima rintangan Nivarana. Apabila terdapat nafsu keinginan dalam dirinya kamacchanda, maka ia harus mengetahui dengan jelas bahwa dalam dirinya terdapat nafsu keinginan, atau apabila dalam dirinya tidak terdapat nafsu keinginan, ia pun harus mengetahui dengan jelas bahwa dalam dirinya tidak terdapat nafsu keinginan. Apabila suatu keinginan tidak baik vyapada ada dalam dirinya, maka ia harus mengetahui dengan jelas bahwa keinginan tidak baik ada dalam dirinya, atau apabila kemalasan dan kelesuan thinamiddha ada dalam dirinya, ia harus mengetahui dengan jelas bahwa kemalasan dan kelesuan ada dalam dirinya atau apabila kegelisahan dan kecemasan uddhacca-kukkucca ada dalam dirinya, ia harus mengetahui dengan jelas bahwa kecemasan uddhacca-kukkucca ada dalam dirinya. Pendidikan Agama Buddha 61 Atau apabila keragu-raguan vicikiccha ada dalam dirinya, ia harus mengetahui dengan jelas keragu-raguan vicikiccha ada dalam dirinya. Apabila keragu-raguan tidak ada dalam dirinya, ia harus mengetahui dengan jelas keragu-raguan tidak ada dalam dirinya. Ia harus melakukan perhatian benar terhadap bentuk-bentuk pikiran yang ada hubungannya dengan lima kelompok kegemaran. Jika ia berpikir: 1 Beginilah benda-benda yang berbentuk; beginilah benda itu timbul dan beginilah benda itu lenyap kembali. 2 Beginilah perasaan; beginilah perasaan itu timbul dan beginilah perasaan itu lenyap kembali. 3 Beginilah pencerapan; beginilah pencerapan itu timbul dan beginilah pencerapan itu lenyap kembali. 4 Beginilah pikiran; beginilah pikiran itu timbul dan beginilah pikiran itu lenyap kembali. 5 Beginilah kesadaran; beginilah kesadaran itu timbul dan beginilah kesadaran itu lenyap kembali. Ia harus melakukan perhatian benar terhadap bentuk-bentuk pikiran yang ada hubungannya dengan enam landasan indera yaitu: 1 Ia mengetahui adanya mata dan objek yang dapat dilihat oleh mata serta belenggu yang dapat ditimbulkan oleh mata dan objeknya itu, timbulnya belenggu yang sebelumnya tidak ada, lenyapnya kembali belenggu yang telah timbul, dan tahu belenggu yang lenyap itu di kemudian hari tidak akan timbul kembali. 2 Ia mengetahui adanya telinga dan suara yang dapat didengar oleh telinga serta belenggu yang dapat ditimbulkan oleh telinga dan suara itu, timbulnya belenggu yang sebelumnya tidak ada, lenyapnya kembali belenggu yang telah timbul, dan belenggu yang lenyap itu di kemudian hari tidak akan timbul kembali. Sumber : http:pabha.comPaintingsBuddhistThemeImages Gambar 3.3 Samanera berjalan dengan perhatian dan kesadaran 62 Kelas XII Semester 1 3 Ia mengetahui tentang adanya hidung dan bebauan yang dapat dicium oleh hidung serta belenggu yang dapat ditimbulkan oleh hidung dan bebauan itu, timbulnya belenggu yang sebelumnya tidak ada, lenyapnya kembali belenggu yang telah timbul, dan belenggu yang lenyap itu di kemudian hari tidak akan timbul kembali. 4 Ia tahu tentang adanya lidah dan rasa yang dapat dikecap oleh lidah serta belenggu yang dapat ditimbulkan oleh lidah dan rasa itu, timbulnya belenggu yang sebelumnya tidak ada, lenyapnya kembali belenggu yang telah timbul, dan tahu belenggu yang lenyap itu di kemudian hari tidak akan timbul kembali. 5 Ia mengetahui tentang adanya badan jasmani yang dapat merasa sentuhan-sentuhan serta belenggu yang dapat ditimbulkan oleh badan jasmani yang dapat merasa sentuhan-sentuhan itu timbulnya, belenggu yang sebelumnya tidak ada, lenyapnya kembali belenggu yang telah timbul, dan belenggu yang lenyap itu di kemudian hari tidak akan timbul kembali. 6 Ia mengetahui tentang adanya pikiran yang dapat menangkap objek-objek mental serta belenggu yang dapat ditimbulkan oleh pikiran yang dapat menangkap objek-objek mental, dapat merasa sentuhan-sentuhan itu timbulnya belenggu yang sebelumnya tidak ada, lenyapnya kembali belenggu yang telah timbul, dan belenggu yang lenyap itu di kemudian hari tidak akan timbul kembali. Buatlah dua pertanyaan untuk mengetahui materi yang kamu cermati dengan pendukung gambar di atas. Carilah informasi melalui membaca buku teks dari berbagai sumber dan menghubungkan pengalamanmu masa lalu untuk menjawab pertanyaan Mari bertanya dan mengumpulkan informasi Pendidikan Agama Buddha 63 PRESENTASI Presentasikan jawabanmu di depan kelas. Peserta didik yang lain dapat memberikan masukan dan tanggapan. Praktik Meditasi Peserta didik di bawah bimbingan guru mempraktikkan meditasi pandangan terang dengan memperhatikan gerak-gerak tubuh, perasaan, pikiran, dan bentuk-bentuk pikiran. Melihat sesuatu apa adanya, bukan apa nampaknya. Lembar Kerja Siswa Tuliskan pengalamanmu setelah praktik meditasi pandangan terang sesuai dengan tahapan empat objek perenungan. No Aktivitas Jasmani dan Batin Selalu Sering Kadang- kadang Tidak pernah 1 Saya duduk dan berjalan penuh kesadaran 2 Saya dapat menyadari timbulnya, berlangsung serta lenyapnya perasaan senang dan sedih 3 Saya menyadari timbul, berlangsung, dan lenyapnya kesadaran 4 Saya menyadari timbul, berlangsung, dan lenyapnya bentuk-bentung pikiran 64 Kelas XII Semester 1 5 Saya mengatasi rintangan yang timbul dalam meditasi c. Praktik Meditasi Pandangan terang dengan empat posisi dasar duduk, berdiri, berjalan dan berbaring 1. Meditasi duduk penuh kesadaran Lakukan meditasi duduk secara umum yaitu duduk dengan tulang Sumber : Dokumen Kemdikbud Gambar 4.2. Posisi duduk yang benar ada pada gambar yang diconteng keatas Pendidikan Agama Buddha 65 belakang lurus, tidak condong ke depan maupun ke belakang. Ambil posisi duduk yang nyaman, tegak, tidak terlalu kaku dan tidak terlalu santai. Meditasi duduk dapat dilakukan dalam ruangan atau di luar ruangan. Saat menarik nafas, rasakan udara dingin saat masuk ke lubang hidung, rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Ketahui, sadari hal itu sebagai “dingin” dan “hangat” atau sekedar merasakan. Usahakan rileks pada saat nafas masuk dengan penuh perhatian dan rileks saat membuang nafas dengan penuh pengamatan. Bernafaslah secara alami, ketika duduk kita merasakan banyak sensasi dalam tubuh seperti sakit, kesemutan, ketegangan, kaku, gatal, dingin, dan panas, hal tersebut kita amati secara pasif. Biarkan perasaan dan segala bentuk- bentuk pikiran datang dan biarkan juga perasaan dan bentuk-bentuk pikiran pergi dengan penuh kesadaran. Apabila kaki dan telapak kaki mulai pegal, peserta didik boleh mengatur posisi duduk agar nyaman tanpa menimbulkan suara berisik. Pertahankan konsentrasi dengan tetap mengikuti nafas secara perlahan-lahan, kemudian dengan penuh kewaspadaan merubah posisi duduk. Praktik meditasi duduk penuh kesadaran Setelah diskusi mari mempraktikan meditasi duduk penuh kesadaran. Mari kita mempersiapkan diri dengan mengambil tempat duduk yang nyaman sehingga kita dapat menyadari dan memperhatikan gerak-gerik tubuh dan menyadari munculnya sensasi-sensasi pikiran, perasaan dan bentuk-bentuk pikiran. Mari Diskusi Setelah menyimak materi di atas peserta didik dapat bertanya tentang materi yang belum jelas. Peserta didik yang lain mencoba menanggapi pendapat kawannya . Peserta didik dapat menggali informasi dari buku teks, buku-buku referensi lain dan internet serta pengalaman pesertadidik yang pernah mengikuti pelatihan vipassana. 66 Kelas XII Semester 1 Setelah meditasi duduk penuh kesadaran ungkapkan pengalamanmu. No. Bentuk Aktivitas Pengalaman 1. Kemampuan menyadari gerakan tubuh 2. Kemapuan menyadari pikiran yang timbul 3. Kemampuan menyadari perasaan yang timbul 4. Kemampuan menyadari bentuk- bentuk pikiran 5. Gangguan dari dalam kemalasan, mengantuk, dan keraguan dan dari luar diri seperti kebisingan, gigitan serangga, dan semut 2. Meditasi berdiri penuh kesadaran Peserta didik melatih meditasi berdiri penuh kesadaran setelah melaksanakan meditasi duduk. Siswa dapat merubah posisi dengan cara berdiri dan perlahan berjalan, di antara sesi meditasi, peserta didik berlatih meditasi jalan di ruangan. Melangkahlah bersamaan dengan setiap nafas masuk dan keluar. Peserta didik merasakan keselarasan karena memiliki tubuh yang lebih besar yaitu tubuh komunitas berkesadaran. Setiap orang bergerak bersama, perlahan-lahan, dan penuh perhatian. Berjalanlah secara alamiah. Pertahankan kecepatan paling lambat yang terasa nyaman. Amati ketegangan yang timbul di tubuh, dan lepaskan ketegangan pada diri sendiri. Pilihlah tempat yang tenang tanpa gangguan. Meditasi berjalan biasanya dimulai secara alamiah dengan meditasi berdiri, Pendidikan Agama Buddha 67 lalu kita amati dan rasakan seluruh sensasi badan saat berdiri. Mulailah mengangkat kaki dengan perlahan, sekedar ketahuilah saat kaki melangkah, saat menurunkan kaki, dan saat kaki turun. Praktik meditasi berdiri penuh kesadaran Setelah diskusi mari mempraktikan meditasi berdiri penuh kesadaran Mari kita mempersiapkan diri dengan diawali meditasi duduk penuh Mari Diskusi Setelah menyimak materi di atas peserta didik dapat bertanya materi yang belum jelas. Peserta didik yang lain mencoba menanggapi pendapat kawannya . Peserta didik dapat menggali informasi dari buku teks, buku- buku referensi lain dan internet serta pengalaman yang pernah mengikuti pelatihan meditasi pandangan terang. Sumber : http:www.midamericadharma.org Gambar 4. 3 : Meditasi posisi berdiri dengan penuh kesadaran 68 Kelas XII Semester 1 kesadaran. Setelah duduk peserta didik dapat melakukan meditasi berdiri dengan menyadari dan memperhatikan gerak-gerik tubuh dan menyadari munculnya sensasi-sensasi pikiran, perasaan dan bentuk-bentuk pikiran. 3. Meditasi berjalan penuh kesadaran Lihatlah pada gambar posisi meditasi berjalan penuh kesadaran Gambar 4.4. Posisi meditasi berjalan dalam ruang yang benar. Sumber : Dokumen Kemdikbud Setelah peserta didik bersama-sama mempraktikan meditasi berdiri penuh kesadaran, peserta didik dapat konsultasi atau bertanya kepada guru, pengalaman selama meditasi mungkin gangguan, timbulnya sensasi pikiran dan perasaan. Konsultasi meditasi Pendidikan Agama Buddha 69 Lakukan meditasi berjalan seperti melakukan pradaksina. Peserta didik tetap dapat mengambil langkah sesuai dengan kebiasaannya cepat maupun lambat. Berbeda dengan meditasi berjalan secara kelompok, dalam meditasi berjalan dapat melatih ritme berjalannya sendiri di dalam ruang meditasi. Jika meditasi berjalan di dalam kelompok, lakukanlah di dalam kelompok tanpa diatur tidak perlu berbaris, tetapi penekanan lebih pada kesadaran atas tiap langkah yang diambil bersama dengan tubuh, berjalanlah bersama selaras dengan alam, selaras dalam kelompok tidak terlalu jauh, tidak terlalu dekat. Dilakukan tanpa iringan musik. Peserta didik boleh menggunakan atau tidak menggunakan alas kaki sesuai keinginan masing- masing. Di manapun peserta didik berjalan, peserta didik dapat berlatih meditasi, maksudnya peserta didik tahu bahwa mereka sedang melakukan meditasi berjalan. Peserta didik berjalan bukan hanya untuk berjalan. Berjalan dengan rasa lepas, dan tidak tergesa-gesa lagi. Peserta didik hadir dalam setiap langkah, dan ketika ingin berbicara, maka peserta didik harus berhenti dan mencurahkan perhatian penuh kepada lawan bicara, kata-katanya, dan dengan sepenuhnya mendengarkan. Berjalan dengan cara demikian bukanlah sesuatu yang hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja, namun peserta didik seharusnya dapat melakukannya setiap saat. Lihatlah sekelilingmu dan perhatikan bagaimana kehidupan itu sangatlah luas, pohon-pohon, awan putih, dan langit tanpa batas. Dengarkanlah kicauan burung, rasakan segarnya angin. Kehidupan hadir di setiap sudut dan peserta didik masih hidup dan sehat, betapa beruntung bahwa peserta didik masih mampu berjalan dengan damai. Mari Diskusi Setelah menyimak materi di atas mari bertanya materi yang belum jelas. Teman yang lain mencoba menanggapi pendapat kawannya. Peserta didik dalam menjawab dengan menggali informasi dari buku teks, buku-buku referensi lain dan internet serta pengalaman yang pernah mengikuti pelatihan meditasi berdiri dengan penuh kesadaran. 70 Kelas XII Semester 1

4. Meditasi berbaring penuh kesadaran

Pertama-tama, peserta didik harus mencari tempat untuk berbaring. Jika ingin menggunakan bantal, bantalnya jangan terlalu tinggi. Kepala, leher, dan tulang belakang harus berada di permukaan yang sama. Taruh lengan di Sumber : http:suvacobhikkhu.wordpress.com Gambar 4.5. Posisi meditasi Berbaring Praktik meditasi berjalan penuh kesadaran Setelah diskusi mari kita mempraktikan meditasi berjalan penuh kesadaran Mari kita mempersiapkan diri dengan diawali meditasi berdiri penuh kesadaran. Setelah berdiri peserta didik dapat melakukan meditasi berjalan dengan menyadari dan memperhatikan gerak-gerik tubuh dan menyadari munculnya sensasi-sensasi pikiran, perasaan, dan bentuk-bentuk pikiran. Pendidikan Agama Buddha 71 samping, tutup mata, dan lepaskan semua pikiran. Menyatulah secara total dengan nafas masuk dan keluar. Mengistirahatkan tubuh dan batin secara bersamaan. Lakukan dengan posisi berbaring di alas yang lurus di lantai dengan alas tipis, bukan tempat tidur. Posisi tubuh berbaring rileks, tangan di samping kiri dan kanan tubuh menghadap ke atas. Walaupun posisi berbaring, peserta didik diharapkan tidak tertidur, tetapi tetap menjaga kesadarannya. Lembar Praktik Siswa Meditasi berbaring Penuh Kesadaran Setelah meditasi berbaring penuh kesadaran ungkapkan pengalamanm No. Bentuk Aktiitas Pengalaman 1. 2. Pengalaman dalam menyadari gerak-gerik tubuh Pengalaman dalam menyadari pikiran yang timbul Setelah menyimak materi meditasi berbaring penuh kesadaran, lakukan praktik di rumah masing-masing. Jika ada gangguan dan pengalaman baru selama meditasi dapat ditanyakan kepada guru pembimbing Tugas praktik meditasi