Macam-Macam Aborsi Kelas 12 SMA Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Siswa

Pendidikan Agama Buddha 129 c. Aborsi TerapeutikMedis: Aborsi TerapeutikMedis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi memiliki penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa. Ayo Menanya Buatlah pertanyaan-pertanyaan terkait hasil pengamatan melalui membaca teksgambar atau hal lainnya tentang aborsi di bawah. 1. .........................................................................................................................? 2. .........................................................................................................................? 3. .........................................................................................................................?

C. Sebab Aborsi

Banyak alasan atau sebab yang melatarbelakangi dilakukannya aborsi. Hasil penelitian selama ini menunjukkan kesalahan apabila kita menganggap bahwa kehamilan yang tidak dikehendaki selalu dihubungkan dengan akibat pergaulan bebas terutama yang terjadi pada remaja. Padahal masih banyak sikap di masyarakat kita sendiri yang mendorong perempuan untuk terpaksa melakukan aborsi. Sikap yang ditanamkan sesungguhnya memang mempunyai latar belakang yang berbeda seperti: a. Keluarga yang tidak siap karena memiliki ekonomi pas-pasan sehingga cenderung bersikap menolak kelahiran anak. b. Masyarakat cenderung menyisihkan dan menyudutkan wanita yang hamil di luar nikah. Wanita selalu disalahkan, tidak ditolong atau dibesarkan jiwanya tetapi malah ditekan dan disudutkan sehingga dalam reaksinya wanita tersebut akan melalukan aborsi. 130 Kelas XII Semester 1 c. Ada aturan perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawatinya hamil meskipun punya suami selama dalam kontrak dan apabila diketahui hamil akan dihentikan dari pekerjaannya. d. Pergaulan yang sangat bebas bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah, misal SMA, mengakibatkan “kecelakaan” dan menyebabkan kehamilan. Karena merasa malu, dengan teman-temannya, takut kalau kesempatan belajarnya terhenti dan barangkali masa depannya pun menjadi buruk. Ditambah dengan tekanan masyarakat yang menyisihkan sehingga akhirnya ia melakukan aborsi supaya dapat tetap mempertahankannya eksistensi di masyarakat dan dapat melanjutkan sekolah. e. Dari segi medis diketahui umur reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Apabila seorang wanita hamil di luar batasan umur itu akan masuk dalam kriteria risiko tinggi. Batasan ini sering menakutkan, sehingga perempuan yang mengalaminya lebih menjurus menolak kehamilannya dan pada akhirnya akan melakukan aborsi. f. Pandangan sebagian orang bahwa tanda-tanda kehidupan janin antara lain adanya detak jantung yakni umur sekitar tiga bulan. Maka hal ini akan memicu seorang wanita yang mengalami suatu masalah akan melakukan aborsi dengan alasan usia bayi belum sampai 3 bulan. g. Praktik aborsi adalah fenomena yang timbul karena perubahan nilai di masyarakat. Sama halnya dengan praktik pelacuran, praktik aborsi tidak dapat diantisipasi dengan hanya bentuk pelarangan semata. h. Selama ini indikasi medis yang dipakai sebagai dasar diizinkannya aborsi hanya didasarkan pada kesehatan badankeselamatan jiwa dan mengabaikan konsep deinisi kesehatan secara keseluruhan sehat isik, sehat psikis, dan sehat sosial. Padahal sebagaimana tercantum dalam UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.