14 Kelas XII
Semester 1
angin meningkat terus dan menghancurkan keenam alam dewa yang penuh kebahagiaan dari alam Catumaharajika sampai alam Paranimitavasavati
dan seratus milyar tata surya juga ikut hancur.
Angin menghancurkan dari bumi sampai alam Brahma Jhana ketiga dan berhenti sebelum mencapai alam Vehapphala yang berada pada alam
jhana keempat. Setelah menghancurkan semuanya angin mereda kemudian angkasa yang di atas menjadi satu angkasa yang di bawah dalam kegelapan
yang mencekam dan alam yang kembali muncul pertama kali adalah alam brahma Subhakinha.
Periode waktu awan besar sampai surutnya angin yang menghancurkan adalah satu asankheyya kappa, periode surutnya angin sampai
munculnya awan pemulihan adalah satu asankeyya kappa dan seterusnya. Empat asankheyya kappa ini membentuk satu mahakappa. Seperti inilah cara
kehancuran yang disebabkan oleh angin.
Sumber: http:www.antaranews.com
Gambar: 1.8
Sum ber: http:www.republika.co.id
Gambar 1.9
Mari mengamati
Amati gambar 1.8 dan gambar 1.9
di samping Selanjutnya,
ungkapkan peristiwa apa
yang terjadi seperti gambar
di samping lalu rumuskan
beberapa pertanyaan
tentang hal-hal yang tidak kalian
ketahui
Pendidikan Agama Buddha 15
Mari Diskusi
Carilah materi kehancuran bumi karena angin dari berbagai buku dan internet. Tarik perbedaan dari dua pandangan ilmu alam dan agama
Buddha Paparkan hasil diskusi kelompok dengan kelompok lain.
Renungan
Vayadhamma Sankhara, Appamadena Sampadetha Segala sesuatu yang berkondisi akan mengalami kehancuran,
Berusahalah dengan tekun Mahaparinibbana Sutta Orang bijaksana memuji ketekunan dalam melakukan perbuatan
yang bermanfaat. Dengan ketekunan akan memperolah kesejahteraan dalam kehidupan sekarang dan kehidupan yang
akan datang Ubhayattha Sutta
E. Kehidupan Manusia dengan Alam Semesta
Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari alam semesta
karena manusia selalu berhubungan dengan lingkungan. Berhubungan
dengan lingkungan alam manusia harus memahami sistem lingkungan
tempat manusia berada melalui ilmu lingkungan.
Manusia juga sebagai makhluk sosial memiliki akal pikiran
yang dapat dikembangkan untuk tetap
Sumber: http:vidiyaparamita.wordpresscom
Gambar 1.10. Melestarikan Lingkungan
16 Kelas XII
Semester 1
berinteraksi dengan orang lain serta mengembangkan hubungan bermakna dan kepedulian terhadap alam sekitar.
Manusia wajib memanfaatkan potensi alam secara seimbang serta menyelesaikan masalah yang mengancam kelangsungan dan kelestariannya.
Hendaknya manusia memanfaatkan potensi alam secara seimbang tanpa membawa kerusakan pada alam.
Pandangan agama Buddha mengenai lingkungan tercermin dalam kitab Dhammapada Puppha Vagga Gatha 49: “bagai seekor lebah yang
tidak merusak kuntum bunga, baik warna maupun baunya, pergi setelah memperoleh madu, begitulah hendaknya orang bijaksana mengembara dari
desa ke desa”. Dalam ekosistem, lebah tidak hanya mengambil keuntungan dari bunga semata, tetapi juga sekaligus membantu penyerbukan bunga.
Perilaku lebah memberi inspirasi manusia seharusnya menggunakan sumber daya alam secukupnya tanpa dasar keserakahan
.
Pemanfaatan lingkungan dalam Kitab Jataka: “Orang yang pandai dan bijaksana akan berusaha meningkatkan kesejahteraan atau mencapai sukses
yang sebesar-besarnya hanya dengan menggunakan sumber daya yang mi- nimal, seperti ia meniupkan nafasnya membuat api kecil menjadi besar”.
Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan: a. Mengembangkan pemahaman dan kebijaksanaan untuk kebenaran
yang menguasai hubungan antara lingkungan dan manusia. b. Memahami lingkungan dengan suara hati dan pikiran.
c. Memahami etikamoral mengenai lingkungan. Pengelolaan lingkungan hidup didasarkan pada sikap mental, sebagai
rangkaian hubungan sebab akibat yang saling bergantungan secara utuh. Melalui pengembangan batin yang berdasarkan kebijaksanaan, perilaku moral
sila, konsentrasi, dan belas kasih
.
1. Alam semesta dalam agama Buddha dikenal dengan loka yang terdiri dari unsur nama dan unsur rupa.
2. Ada dua sistem dunia yaitu sistem dunia tunggal dan sistem dunia beragam.
Rangkuman