Pengertian Korupsi Kelas 12 SMA Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Siswa

194 Kelas XII Semester 1 kerja corrumpere yang memiliki arti busuk, rusak, menyogok, menggoyahkan, dan memutarbalik. Secara hariah, korupsi berarti kebusukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, dan penyimpangan. Berdasarkan pengertian di atas, korupsi adalah tindakan kejahatan penyelewengan atau penyalahgunaan dalam bentuk perampasan atas hak milik orang lain guna memperoleh keuntungan pribadi. Dengan kata lain korupsi merupakan salah satu bentuk perampasan atas hak milik orang lain yang dapat merugikan orang lain, diri sendiri, keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara. Sumber: https:www.google.comsearch?q=gambar+kasus+korupsiespv Gambar 8.2 Uang hasil korupsi sumber: https:www.google.com search?q=gambar+kasus+korupsiespv= Gambar 8.3 Ayo Mengekplorasi Carilah sumber data berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan atau hasil identiikasi tentang perbuatan-perbuatan yang termasuk tindak korupsi Pendidikan Agama Buddha 195

B. Syarat Perbuatan disebut Korupsi

Korupsi merupakan suatu perbuatan yang didahului oleh kehendak niat untuk berbuat, di samping adanya kesempatan untuk berbuat, dan tentu ada uang yang bukan miliknya, serta keperluan pribadi atau orang lain. Oleh karena itu, dapat dirumuskan beberapa faktor terjadinya korupsi, yaitu: a. ada uang milik pihak lainbukan miliknya; b. tahu bahwa uang tersebut miliki pihak lain; c. ada niat atau kehendak penyalahgunaan; d. ada usaha penyalahgunaan; dan e. berhasil menyalahgunakan. Ayo Mengasosiasi Diskusikan dengan teman-temanmu untuk menganalisis data tentang perbuatan korupsi. Coba kamu kaitkan perbuatan tersebut dengan Hukum Sebab Akibat yang diajarkan oleh Buddha Sumber: https:www.google.comsearch?q=gambar+kasus+korupsiespv= Gambar 8.4 Kasus Korupsi 196 Kelas XII Semester 1

C. Sebab Terjadinya Korupsi

Buddha menjelaskan bahwa suatu peristiwa apa pun tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Segala sesuatu itu terjadi karena adanya suatu sebab. Namun demikian Buddha tidak mengajarkan tentang “sebab tunggal” atau causa prima dari timbulnya sesuatu. Segala sesuatu itu terjadi karena sebab akibat yang saling bergantungan. Terkait dengan terjadinya korupsi, secara prinsip dapat dijelaskan bahwa sebab korupsi adalah berakar pada keserakahan lobha, kebencian dosa, dan kebodohan moha. a. Keserakahan Keserakahan merupakan akar atau sumber tindakan korupsi. Hal ini dikarenakan bahwa keserakahan adalah salah satu bentuk pikiran jahat yang menimbulkan berbagai perbuatan tidak terpuji. Dengan serakah, seseorang bisa menjadi pembunuh, pemerkosa, pembohong, dan koruptor serta tindakan kejahatan lainnya. Keserakahan akan menyebabkan kerugian dan penderitaan bagi diri sendiri dan orang lain. Dalam Kitab Anguttara Nikaya, I, 189 Sang Buddha menerangkan : “Barang siapa yang serakah, dicengkeram oleh keserakahan, tidak dapat mengendalikan dirinya, maka orang ini akan tega memaksa dengan kekerasan, membunuh, mengambil sesuatu yang bukan haknya, melanggar kesusilaan, dan memutarbalikkan kebenaran. Inilah bahaya rantai sebab- akibat dari adanya keserakahan yang menyebabkan timbulnya beberapa sikap batin yang buruk”. Sumber: https:www.google.comsearch?q=gambar+kasus+korupsiespv= Gambar 8.5 Penyuap dan Penerima Suap