terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin yang berbeda pula; dan 4penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada kerja perorangan.
Aktivitas dalam model pembelajaran kooperatif dimulai dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota 3
–5 siswa per kelompok. Setiap siswa ditempatkan di dalam kelompok sedemikian rupa
sehingga antar anggota kelompok dapat belajar dan berdiskusi dengan baik. Gurumenjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberikan
pengarahan tentang materi yang harus dipelajari serta permasalahan yang harus diselesaikan. Siswa secara individu mempelajari materi, dan jika ada kesulitan
mereka saling berdiskusi dengan teman-temannya dalam kelompok. Untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, setiap
siswa dalam kelompok ikut bertanggungjawab, yakni dengan cara berdiskusi, saling tukar idegagasan, pengetahuan dan pengalaman, demi tercapainya tujuan
pembelajaran secara bersama-bersama.
2.1.6.3 Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pengelolaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, paling tidak ada tiga tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1 Hasil belajar akademik, pembelajaran kooperatif bertujuan untuk
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu
siswa yang sulit. 2
Pengakuan adanya keragaman, model pembelajaran kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai
macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan ras, suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.
3 Pengembangan keterampilan sosial, model pembelajaran kooperatif
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif antara lain adalah :
berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, bekerja dalam kelompok, dan sebagainya.
Dalam pembelajaran kooperatif, struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan
pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses Slavin, 2010:34. Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan
memberikan kontribusi.
2.1.6.4 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, yang dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi
siswa untuk belajar, hingga diakhiri dengan langkah memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu. Model pembelajaran kooperatif
mempunyai strategi yang dijabarkan dalam langkah-langkah sintaks pembelajaransebagai berikut.
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif Fase Sintak
Kegiatan guru 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memberi motivasi siswa agar
dapat belajar dengan aktif dan kreatif
2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan cara demonstrasikan atau lewat bahan bacaan
3 Mengorganisasikan
siswa dalam kelompok-kelompok
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisien
4 Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas
5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan juga terhadap presentasi hasil
kerja masing-masing kelompok
6 Memberi penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya
atau hasil belajar individu maupun kelompok Penerapan model kooperatif dalam pembelajaran, hendaknya sebelum
dimulai pelajaran dikenalkan terlebih dahulu apa itu model kooperatif dan bagaimana aturan-aturan yang harus diperhatikan agar pembelajaran berjalan
lancar Jihad, 2008:34. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan model kooperatif. Pertama, siswa harus merasa bahwa mereka adalah
bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai. Kedua, siswa harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah
masalah kelompok, dan berhasil tidaknya kelompok tergantung mereka. Yang terakhir, ketiga, untuk mencapai hasil yang maksimum siswa dalam kelompok
harus saling berkomunikasi untuk mendiskusikan masalah yang diberikan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, jika tidak dirancang dengan baik dan benar, model ini dapat memicu
timbulnya “pengendara bebas” atau para pembonceng. Hal ini ditandai dengan adanya sebagian anggota kelompok melakukan semua atau sebagian besar
pekerjaan sementara yang lain tinggal membonceng. Masalah semacam ini disebut “difusi tanggung jawab” Slavin, 2010:41, dapat menjadi penghalang
bagi terciptanya pengaruh pencapain prestasi dari pembelajaran kooperatif. Difusi tanggung jawab ini dapat ditiadakan dengan menerapkan dua cara yang prinsipil.
Yang pertama adalah dengan membuat masing-masing anggota kelompok bertanggungjawab atas unit yang berbeda dalam tugas kelompok. Yang kedua
adalah dengan membuat mereka bertanggungjawab secara individual atas pekerjaan mereka. Dengan cara ini, diharapkan tak ada lagi “pengendara bebas”
2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT