juga MM. Sehingga dengan memahami konsepnya diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan mudah.
1.5.2 Bagi Guru
Diharapkan mampu membantu guru mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan pemahaman konsep siswa dalam materi pokok garis dan sudut
dengan menerapkan pembelajaran model kooperatif tipe NHT dan juga MM. Sehingga diperoleh solusi untuk bisa meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep siswa dan tentu saja ini berarti dapat meningkatkan nilai-nilai siswa.
1.5.3 Bagi Peneliti
Diharapkan mampu menambah wawasan peneliti mengenai pembelajaran matematika di sekolah, berbagai permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar,
serta penerapan model pembelajaran tertentu untuk dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
1.6 Penegasan Istilah
Agar tidak menimbulkan perbedaan persepsi atau pemaknaan oleh pembaca, maka dirasa perlu adanya penegasan beberapa istilah sebagai berikut.
1.6.1 Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengerti apa yang
diajarkan, memberikan penjelasan yang lebih rinci dengan kalimat sendiri, menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasikan suatu objek dan
mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami menggunakan bahasanya sendiri.
1.6.2 Pembelajaran Kooperatif tipe NHT
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992. Dalam penelitian ini NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam
penguatan pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Langkah-langkah penerapan NHT: 1.
Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. 2.
Guru memberikan kuis secara individual untuk mendapatkan skor awal. 3.
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4
–5 siswa, setiap anggota kelompok diberi nomor. 4.
Guru mengajukan permasalahan untuk dipecahkan dalam kelompok. 5.
Guru mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor anggota kelompok untuk menjawab. Jawaban salah satu siswa yang ditunjuk
merupakan perwakilan jawaban kelompok. 6.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
7. Guru memberikan kuis secara individual untuk mendapatkan skor akhir.
8. Guru memberi penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor kuis awal ke skor kuis akhir.
1.6.3 Pembelajaran Kooperatif tipe MM
Pembelajaran kooperatif tipe MM dikembangkan oleh Lorna Curran 1994. Dalam penelitian ini MM digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan
pemahaman atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
dengan permainan. Langkah-langkah penerapan MM sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Guru memberikan kuis secara individual untuk mendapatkan skor awal.
3. Guru menyiapkan beberapa kartu soal jawaban yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review. 4.
Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban soal dari kartu yang dipegang.
5. Siswa mencari teman yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya,
dan siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin skor penghargaan.
6. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 7.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada akhir pembelajaran.
8. Guru memberikan kuis sebagai skor akhir dan memberikan penghargaan
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual.
1.6.4 Kelas Kontrol