Peranan Kader Sebagai Pembina

4.3 Peranan Kader Kesehatan dalam Pembinaan Wanita Pekerja Seks

WPS di Lokalisasi Sunan Kuning Semarang Peranan kader kesehatan dalam pembinaan wanita pekerja seks WPS di sini telah dijelaskan, peranan kader di bagi menjadi lima yaitu peranan kader sebagai pembina, peranan kader sebagai fasilitator, peranan kader sebagai motivator, peranan kader sebagai katalisator dan peranan kader sebagai perencanaan.

4.3.1 Peranan Kader Sebagai Pembina

Peranan kader sebagai pembina yaitu memberikan bantuan untuk mengenal hambatan-hambatan, baik yang di luar maupun di dalam situasi hidup dan kerjanya, melihat segi-segi positif dan negatifnya serta menemukan pemecahan-pemecahan yang mungkin terjadi. Berikut ini akan dijelaskan langsung oleh para informan yang peneliti kerjakan selama proses wawancara. Menurut pernyataan dari Pak Yoga yaitu: “Lokalisasi Sunan Kuning ini melakukan pembinaan bertujuan untuk membentuk keadaan yang beresiko tetapi tetap terjaga kesehatannya dan memberikan pengetahuan yang luas agar mereka dapat sadar akan hidupnya. Lokalisasi SK Kota Semarang itu memiliki visi dan misi dan tujuan salah satunya yaitu memberikan informasi tentang pencegahan HIVAIDS dikalangan komunitas beresiko, kemudian merubah perilaku mereka agar menjadi perilaku yang sehat dalam menggunakan kondom 100 dan memberikan layanan pemeriksaan IMS dan HIV yang berguna dan memberikan kemudahan akses. Bekerjasama dengan Steakholder yang ada untuk meningkatkan program pencegahan HIVAIDS, program ini bukan hanya SK saja yang bertanggungjawab tetapi dari pengelola komunitas, Instansi Dinas Kesehatan, Dispatra, Dismarketan. Di Lokalisasi SK Kota Semarang sendiri memiliki beberapa Program salah satunya Program Kesehatan di sini memiliki program kerja pendampingan terhadap WPS baik yang di luar Lokalisasi maupun di dalam Lokalisasi, ada juga program Griya PMCTC adalah program pendampingan terhadap perempuan reproduktif dan ibu hamil bumil, kepanjangan dari PMCTC yaitu Prevention from Mother to Child Transmission maksudnya pencegahan HIVAIDS dari ibu ke anak-anaknya. Selain punya devisi pendampingan Outreach kita juga mempunyai devisi Klinik, devisi Klinik ini bertugas melakukan pemeriksaan rutin dan mempromosikan kondom 100 , memberikan layanan VCT”. ww23414 Berdasarkan penjelasan di atas itu tentang tujuan adanya pelayanan kesehatan di Lokalisasi Sunan Kuning dalam penanganannya terhadap para WPS yang beresiko. Kemudian di bawah ini Pak Yoga juga mengungkap bahwa: “Peranan kader sebagai pembina itu memang memberikan pendidikan atau pengetahuan terhadap para WPS yang beresiko, dan memberikan pendampingan secara individu maupun kelompok untuk saling berinteraksi agar WPS dengan pendamping memiliki keterkaitan dan kenyamanannya dalam memecahkan suatu masalah maupun keadaan yang kurang baik. Begitu juga pendamping memberikan layanan pencegahan terhadap WPS yang beres iko maupun tidak”. ww23414 Berdasarkan penjelasan tersebut dari Pak yoga tentang peranan kader sebagai pembina itu sangatlah berperan penting. Selanjutnya Mas Ari Istiyadi, beliau adalah kader senior ia sebagai koordinator lapangan di Sunan Kuning Semarang. Umurnya 44 tahun, pendidikan terakhir SLTA. Mas Ari mengungkapkan tentang peran-peranan kader di bahwa ini: “Peranan kader ini sangat penting dan juga kami sebagai pendamping mereka harus cukup aktif berinteraksi, karena dengan adanya interaksi maka mereka akan patuh pada aturan-aturan yang kita berikan. Dan pembinaan yang kita berikan itu sangat berperan penting bagi para WPS sendiri, karena itu mereka wajib mengikuti pembinaan di gedung PKBI. Dengan demikian mereka akan tahu apa dampak dari perilaku mereka yang kurang terkontrol dan kurang diperhatikan dalam melakukan hubungan seksual. Di sini para kader akan mendampingi mereka selama mereka hidup di lokalisasi untuk memberikan kenyamanan dan mendengarkan keluhan- keluhan mereka”. ww23414 Berikutnya pernyataan dari subyek penelitian yang ketiga yaitu Mba Asti Septiana dari bagian P2 HIVAIDS sebagai Peer Suport ODHA, beliau berumur 43 tahun pendidikan terakhir SMA. Di sini peneliti telah mewawancarai Mba Asti tentang peranan kader kesehatan dalam pembinaan wanita pekerja seks WPS di Lokalisasi Sunan Kuning Semarang sama juga seperti yang diungkapkan oleh Mas Ari. Demikian pernyataan dari subyek penelitian yang ketiga: “Iya, para kader di sini memang berperan sebagai pembina, motivator, fasilitator, katalisator dan perencanaan. Saya jelaskan yah, em kader sebagai pembina itu mereka memberikan pendampingan terhadap para WPS untuk menyampaikan pengetahuan atau pembinaan”. ww23414 Kemudian berikutnya pernyataan dari Mas Hasan Bisri S. mengungkapkan bahwa: “Iya memang dalam peranan para kader itu bermacam-macam, seperti mbaknya yang disebutkan. Nah dalam peranannya sebagai pembina itu kader wajib memberikan pendidikan atau pengetahuan tentang kesehatan, keagamaan maupun tentang moral dan sosial. Ya, pada kesehatananya sendiri itu kader selalu memberikan pendampingan dalam bentuk para WPS bisa konsultasi langsung kependamping. Maka pendamping wajib memberikan nasihat atau kondisi yang lebih baik untuk menjaga keadaan para WPS sendiri”. ww2414 Berikut ini adalah wawancara subyek penelitian yang kelima yakni Mas Befree F. Statusnya masih mahasiswa, dia memiliki jiwa sosial tinggi dan berani tampil menjadi kader kesehatan di Lokalisasi Sunan Kuning. Mas Befree ini berumur 24 tahun, di SK dia menjabat sebagai CO Comunity Organizer yaitu yang berhubungan dengan P2 HIVAIDS atau pada penderita HIVAIDS. Demikian pernyataan yang diungkapkan oleh Mas Befree: “Iya, dalam peran kader disini memang sangat penting untuk menjadi pendamping, motivator, katalisator memberikan perubahan dan sebagai perencana yaitu dapat menetapkan tujuan atau kebutuhan para WPS dalam pelayanan pembinaan kesehatan. Pada pembina sendiri kader berperan untuk memberikan arahan dan pengetahuan tentang bagaimana cara mencegah penularan penyakit yang berasal dari hubungan intim secara bergantian. Kaderpun penting bagi para WPS karena sebagai tempat curhat atau tempat meluapkan semua masalah yang mereka hadapi ”. ww24414

4.3.2 Peranan Kader Sebagai Fasilitator

Dokumen yang terkait

REHABILITASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

1 19 89

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 1 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 1 29