secara rutin serta memberikan pencegahan semaksimal mungkin”. ww24414
Pernyataan selanjutnya diungkap oleh Mas Befree sebagai berikut: “Kader selalu berusaha keras untuk mensejahterakan para WPS dalam
berperilaku agar dapat menjaga kondisi yang baik dan stabil. Kader selalu rutin setiap hari memberikan pelayanan pemeriksaan IMS dan
HIVAIDS di Klinik SK serta pencegahan dengan memberikan kondom 100 kepada masing-ma
sing WPS”. ww24414
4.3.5 Peranan Kader Sebagai Perencanaan
Peranan kader sebagai perencanaan yaitu merumuskanmenetapkan tujuan, kebutuhan dan target yang akan dicapai, serta bagaimana pada setiap pelayanan
kesehatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Berikut ini akan diungkap oleh Pak Yoga Yulianto:
“Jadi, prosesnya yaitu selain pendekatan individu kami juga memberikan pendekatan kelompok yaitu PRI Penanganan Resiko
Individu dan PRK Penanganan Resiko Kelompok. Kemudian dari situ kita dapat memperoleh data banyak dari individu maupun
kelompok tentang apa yang dibutuhkan mereka tentang pencegahan dan pemeriksaan WPS. Dalam mengidentifikasi masalah yang ada
atau muncul pada komunitas WPS beresiko maupun tidak itu banyak yang mengidap berbagai penyakit yang berbahaya seperti HIV dan
IMS, tetapi penyakit IMS dan HIVAIDS itu bukan monopoli komunitas WPS seluruhnya melainkan dari pihak-pihak luar yaitu
bukan dari komunitas beresiko tapi dari masyarakat, coba liat di datanya dari WPS-nya sendiri akan sedikit. Setelah kami memberikan
pembinaan, setiap pendampingan kita akan memberikan monitoring dan evaluasi baik itu harian, mingguan, atapun bulanan. Jadi kita akan
menentukan skala prioritas misalnya di Gang ini Mba X IMS-nya bagaimana? Kemudian beban perilakunya bagaimana? Pemakaian
kondomnya bagaimana? Dan perubahan perilakunya dilihat dari pemakaian kondom apakah mereka menggunakan kondom setiap
berhubungan atau tidak di situ kita dapat melihat dengan pemeriksaannya. Kalau kita promosi pencegahan HIVAIDS itu bukan
dari konsumsi kondom saja tapi dari meliputi ABCD A=Absistence, Tidak berhubungan seks sama sekali, B=Befedfull, Saling setia pada
satu pasangan saja, C=Condom Used, Kondom 100 , D=Drag User, hindari pengidap narkoba atau pengguna jarum suntik. Banyak yang
salah pendapat kalau kita promosi kondom, padahal kita promosi
pencegahan penyakit HIV. Jadi pelayanan yang kita berikan itu sangat bermanfaat”. ww23414
Berdasarkan penjelasan yang telah diungkap oleh Pak Yoga tentang peranan kader kesehatan, beliau cukup mengerti apa yang harus para kader
lakukan dalam pembinaan terhadap para wanita pekerja seks. Kemudian ada juga perbandingan pernyataan dari Mas Ari tentang peranan kader sebagai
perencanaan: “Dalam proses perencanaan juga memberikan suatu pendekatan secara
individu maupun pendekatan kelompok terhadap WPS yang beresiko. Dari proses tersebut kita akan mendapatkan data para WPS yang
terkena
penyakit berbahaya
maupun yang
tidak. Dalam
mengidentifikasi masalah kita melihat dari sisi aktif mereka dalam bekerja dan juga dari pelanggan yang datang maupun lingkungan
sekitar. Dari situlah kita akan melihat suatu permasalahan yang ada entah itu penularan virus HIVAIDS maupun IMS serta penyakit
kelamin lainnya yang berbahaya, maka para WPS akan memeriksa dirinya diklinik SK, pastinya para kader akan tahu perkembangan
mereka. Di Klinik SK ini sudah sangat lengkap pelayanannya dari Pendampingan, Skrining IMS, VCT dan PMCTC serta pemberian
wajib kondom 100 kepada masing-
masing WPS”. ww23414 Pernyataan berikutnya dari Mba Asti menjelaskan:
“Lah dalam perencanaannya kader bertujuan memberikan pelayanan yang baik dan menurut anjuran Rumah Sakit maupun dari dokter yang
menangani. Semua yang merubah dari keadaan yang baik menjadi negativ itu dapat dilihat di data komunitas beresiko maupun tidak.
Disitu terlihat mana yang aktif mengikuti pembinaan dan pemeriksaan rutin, dan mana yang banyak terkena HIV. Sebenarnya yang banyak
terkena HIVAIDS itu ibu-ibu runah tangga yang suaminya telah memakai WPS yang terkena virus tersebut, sedangkan kalangan WPS
nya sendiri tidak terlalu banyak. Maka dari itu Lokalisasi SK memberikan pemeriksaan rutin dan pemberian kondom 100 untuk
para WPS maupun tamu-tamu
yang akan memaki WPS itu”. ww23414
Pernyataan diatas yang telah dikemukakan oleh subyek penelitian ketiga cukup memberikan penjelasan tentang wawancara peneliti. Dalam peranan kader
kesehatan tersebut memang sangat peka dan aktif terhadap anak-anak dampingannya yang haru selalu terkontrol kondisi kesehatannya, maka pelayanan
tersebut ditangani di SK oleh para kader-kader dan dokter. Kemudian pernyataan Mas Hasan Bisri mengatakan tentang peranan kader sebagai perencanaan yaitu:
“Pada proses perencanaan kegiatan pembinaan peran kader selalu diutamakan karena merekalah yang tahu tentang keadaan anak-anak
dampingannya yang memiliki masalah maupun tidak. Kader akan selalu memberikan layanan penuh bagi WPS yang manut dan mentaati
peraturan telah diterapkan”. ww24414 Berikut pernyataan dari Mas Befree:
“Pada proses perencanaannya kami selalu berpedoman pada tujuan, visi dan misi SK. Dalam mengidentifikasi masalah itu dilihat dari data
yang masuk dan data yang kurang aktif, itu bisa dilihat permasalah yang ada seperti WPS yang terkena virus HIV maupun masyarakat
lain yang menggunakan WPS tersebut dan juga bisa dilihat dari pemantauan luar kebanyakan kalangan ibu rumah tangga yang
suaminya telah berhubungan intim dan terkena virus tersebut. Kader Kesehatan SK juga memberikan pelayanan kesehatan yang memadai
dan dapat dipercaya”. ww24414 Dari hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa peranan kader kesehatan
itu sangat berperan penting dan sebagai motivator hidup mereka di dalam Lokalisasi. Hal ini dibuktikan dengan adanya pelayanan dan pendampingan para
kader terhadapa wanita pekerja seks WPS yang telah mentaati peraturan dan tata tertib serta mereka mendapat pemeriksaan yang baik di Lokalisasi Sunan Kuning
Semarang.
4.4 Bentuk-Bentuk Pembinaan yang dilakukan oleh Kader Kesehatan