Pengertian Peranan Konsep Peranan

16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Peranan

2.1.1 Pengertian Peranan

Memandang konsep peranan sebagai pemikiran tentang yang diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu yang lebih dikaitkan dengan sifat-sifat pribadi individu itu sendiri dari pada posisinya Giroth, 2003:25. Peranan adalah keseluruhan hubungan perilaku seseorang dilihat dari fungsi organisasi Wibawa, 2000:81. Peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku Usman, 2001:4. Dalam suatu peranan itu sangatlah berbeda, setiap orang memiliki sikap dan tingkah laku yang saling berhubungan maupun bertentangan dengan keadaannya, peranan yang terjadi akan saling berinteraksi dalam posisi yang kurang mendominasikan sikap dan tingkah laku. Maka setiap masyarakat harus saling bersosialisasi dan saling berinteraksi agar terjalin suatu keadaan yang dapat membangun kekerabatan atau peranan yang disegani oleh masyarakat untuk dapat saling memberikan suatu wewenang dalam beradaptasi. Peranan menurut Harton dan Hunt, 1984:118 adalah perilaku yang diharapkan seseorang yang mempunyai suatu status. Setiap orang mungkin mempunyai sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status tersebut. Peranan adalah seperangkat harapan yang dikenakan pada masyarakat yang menempati kedudukan sosial tertentu. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok terjadi suatu interaksi antar manusia. Peranan itu sesuatu yang diperbuat oleh sesuatu tugas, sesuatu hal yang pengaruhnya pada suatu peristiwa. Menurut Soerjono Soekanto 2012:212 peranan role merupakan aspek dinamis kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya dia akan menjalankan suatu peran. Berdasarkan pengertian di atas maka dalam peran terdapat unsur individu sebagai subyek yang melakukan peran tertentu. Selain itu, dalam peran terdapat pula adanya status atau kedudukan seseorang dalam suatu masyarakat, artinya jika seseorang memiliki kedudukan status maka yang bersangkutan menjalankan peran tertentu pula. Dengan demikian antara peran dan kedudukan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak berbeda juga dengan pendapat Soekanto 2012:213 bahwa peranan mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut: 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peratuaran yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Peran dalam suatu konsep perihal apa yang bisa dilakukan individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peran juga dapat dikatakan sebagai perikelakuan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Ditinjau dari Perilaku Organisasi peran merupakan salah satu komponen dari sistem sosial organisasi, selain norma dan budaya organisasi. Di sini secara umum „peran‟ dapat didefinisikan sebagai “expectations about appropriate in a job position leader, subordinate”. Ada dua jenis perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan, yaitu 1 role perception: yaitu persepsi seseorang mengenai cara orang itu diharapkan berperilaku; atau dengan kata lain adalah pemahaman atau kesadaran mengenai pola perilaku atau fungsi yang diharapkan dari orang tersebut, dan 2 role expectation: yaitu cara orang lain menerima perilaku seseorang dalam situasi tertentu. Dengan peran yang dimainkan seseorang dalam organisasi, akan terbentuk suatu komponene penting dalam hal identitas dan kemampuan orang itu untuk bekerja. Dalam hal ini, suatu organisasi harus memastikan bahwa peran-peran tersebut telah didefinisikan dengan jelas. Kanfer 1987:197 menyebutkan lima aspek penting dari peranan, yaitu: 1. Peranan itu bersifat impersonal: posisi peranan itu sendiri akan menentukan harapannya, bukan individunya. 2. Peranan itu berkaitan dengan perilaku kerja task behavior yaitu, perilaku yang diharapkan dalam suatu pekerjaan tertentu. 3. Peranan itu sulit dikendalikan role clarity dan role ambiguity 4. Peranan itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa perubahan perilaku utama. 5. Peranan dan pekerjaan jobs itu tidaklah sama, seseorang yang melakukan satu pekerjaan bisa saja memainkan beberapa peran. Dalam peran perlu adanya fasilitas-fasilitas bagi seseorang atau kelompok untuk dapat menjalankan peranannya. Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada merupakan bagian dari masyarakat yang dapat memberikan peluang untuk pelaksanaan peran seseorang atau kelompok. Peran yang melekat pada individu dan suatu masyarakat memiliki kepentingan dalam hal-hal Laela, 2011:49: 1. Bahwa peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak mempertahankan kelangsungannya. 2. Peranan hendaknya diletakkan pada individu yang oleh masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. 3. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu yang tidak mampu melaksanakan peranannya sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, maka pelaksanaan memerlukan pengorbanan yang terlalu banyak artinya kepentingan-kepentingan pribadinya. 4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang bahkan sering kali terlihat masyarakat terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut Soerjono, 2012:223.

2.2 Kader Kesehatan

Dokumen yang terkait

REHABILITASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

1 19 89

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 1 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 1 29