Pengertian Wanita Pekerja Seks

dan tempat berlangsungnya kegiatan maka pendekatan tidak langsung tidak dapat merekam penampilan pelaksana dan kegiatannya yang sedang terjadi di lapangan.

2.4 Wanita Pekerja Seks WPS

2.4.1 Pengertian Wanita Pekerja Seks

Menurut Soedjono 1997:4 kata pelacur atau wanita pekerja seks WPS yang identik dengan kata asing prostitusi atau wanita pekerja seks WPS barasal dari Bahasa Latin prostituo yang artinya sebagai perilaku terang-terangan menyerahkan diri pada perzinaan. Wanita Pekerja Seks adalah para pekerja yang bertugas melayani aktivitas seksual dengan tujuan untuk mendapatkan upah atau imbalan dari yang telah memakai jasa mereka tersebut Koendjoro, 1999:26. Prostitusi atau WPS adalah gejala sosial ketika wanita menyediakan dirinya untuk perbuatan seksual sebagai mata pencahariannya Mudjijono, 2005. Wanita pekerja seks WPS adalah suatu perbuatan di mana seorang wanita memperdagangkan atau menjual tubuhnya, untuk memperoleh pembayaran dari laki-laki yang datang membayarnya dan wanita tersebut ada mata pencaharian nafkah lain dalam hidupnya kecuali yang diperoleh dengan melakukan hubungan sebentar-sebentar dengan banyak orang Soedjono, 1997. Wanita Pekerja Seks atau Pelacuran adalah pemberian akses seksual pada basis yang tidak diskriminatif untuk memperoleh imbalan baik berupa barang atau uang, tergantung pada kompleksitas sistem ekonomi lokal. Secara keseluruhan dapat dikatakan terdapat tiga elemen utama dari pelacuran antara lain: ekonomi, seksual dan psikologis struktur psiko-individual, emosional. Definisi lain menetapkan pelacuran di bawah isu pekerjaan, kelangkaan akan pelayanan dan ketrampilan seksual. Adapun arti lainnya menjual, menjajakan, namun secra umum diartikan sebagai penyerahan diri kepada banyak macam orang dengan memperoleh balas jasa untuk pemuasan seksual orang itu. Berikut ini pengertian lainnya tentang wanita pekerja seks WPS atau prostitusi Simanjuntak, 1981: 1. Paulus Moedikdo Moeljono, pelacuran adalah penyerahan badan wanita dengan menerima bayaran kepada orang banyak guna pemuasan nafsu seksual orang itu. 2. Budisoesetyo, pelacuran adalah pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk perbuatn kelamin dengan mendapat upah. 3. Warouw, prostitusi adalah mempergunakan badan sendiri sebagai alat pemuas seksual untuk orang lain dengan mencapai keuntungan. Berdasarakan beberapa definisi tersebut dapatlah ditarik esensi dari perbuatan melacur sebagai berikut: a. Unsur ekonomis yang berupa pembayaran sebagai tegen prestasi. b. Unsur umum yang berupa patner yang tidak bersifat selektif, dengan kata lain siapa saja diterima asal diberi uang. c. Unsur kontiniu yang dilakukan beberapa kali. Menurut Soedjono 1997, pelacuran dapat diartikan sebagai penyerahan badan wanita dengan pembayaran, kepada laki-laki guna pemuasan nafsu seksual orang-orang itu. Adapun bentuk dan polanya bermacam-macam, ada yang langsung di rumah-rumah rumah bordil, biasanya pelacur yang di rumah bordil ini dipelihara oleh germo, dan oleh sigermo diatur dan harus menurutmanut atas kehendak sigermo. Koendjoro 1999:30, mendefinisikan pelacuran sebagai transaksi bisnis yang disepakati oleh pihak yang terlibat sebagai sesuatu yang bersifat kontrak jangka pendek yang memungkinkan satu orang atau lebih mendapatkan kepuasan seks dengan metode yang beraneka ragam. Senada dengan hal tersebut, Supratiknya 1995:97 menyatakan bahwa prostitusi atau pelacuran adalah memberikan layanan hubungan seksual demi imbalan uang. Selain definisi yang dijelaskan di atas, Kartini Kartono 2009:216 menjabarkan definisi dari pelacuran atau wanita pekerja seks adalah sebagai berikut: a. Prostitusi atau wanita pekerja seks adalah bentuk penyimpangan seksual, dengan pola-pola organisasi implusdorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi dalm bentuk pelampiasan nafsu-nafsu seks tanpa kendali. b. Wanita pekerja seks atau pelacuran merupakan peristiwa penjualan diri persundalan dengan jalan memperjualbelikan badan, kehormatan dan kepribadian kepada banyak orang untuk memuaskan nafsu-nafsu seks dengan imbalan pembayaran. c. Pelacuran atau wanita pekerja seks ialah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan badannya untuk berbuat cabul secara seksual dengan mendapatkan upah.

2.4.2 Ciri-ciri Wanita Pekerja Seks

Dokumen yang terkait

REHABILITASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

1 19 89

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 1 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN SERVISITIS PADA WANITA PEKERJA SEKS (WPS) DI LOKALISASI SUNAN KUNING KOTA SEMARANG TAHUN 2016 - UDiNus Repository

0 1 29