dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Sebagai kader mereka harus
menjalankan pekerjaannya secara sukarela tanpa menuntut imbalan berupa uang atan materi lainnya, meskipun pada mulanya hanya ditunjuk dan tidak tahu apa-
apa, tetapi sebagian dari mereka tidak merasa keberatan, tidak menyesal dan tidak
merasa terpaksa. 2.2.1.1
Tujuan Kader
Menurut Mantra 1987, pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan pada saat pelatihan kader harus mampu menyesuaikan dalam berbagai
permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tujuan kader antara lain: a. Dapat menghadapi masalah-masalah di masyarakat yang muncul
b. Dapat menanggulangi secara praktis c. Memberikan potensi pada masyarakat dan sektor-sektor yang terkait lainnya
d. Mampu memberikan penyuluhan untuk mengembangkan peran serta masyarakatnya dalam mengikuti suatu pembinaan kesehatan
e. Mampu mengembangkan ketrampilan penyuluhan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan praktis sehubungan dengan penanggulangan masalah atau
penyakit masyarakat yang muncul.
2.2.1.2 Syarat menjadi Kader
Dalam pembangunan dibidang kesehatan dapat dipengaruhi dari keaktifan masyarakat dan pemuka-pemukanya termasuk kader, maka pemilihan calon kader
yang diltih perlu mendapat perhatian. Kader disetiap organisasi itu dipilih oleh pamong atau aparat anggota masyarakat itu sendiri. Para kader itu seyogyanya
memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sederhana Meilani et.al,
2009:129. Adapun syarat menjadi kader sebagai berikut: a. Dapat baca, tulis dengan bahasa Indonesia
b. Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader c. Mempunyai penghasilan sendiri
d. Tinggal tetap di desa yang bersangkutan dan tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama
e. Aktif dalam kegiatan sosial maupun pembangunan f.
Dikenal masyarakat, diterima masyarakat dan dapat bekerja sama dengan masyarakat
g. Berwibawa h. Sanggup membina paling sedikit 10 KK.
2.2.1.3 Peranan Kader
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya para kader pembinaan atau para pekerja sosial telah mempunyai tugas sesuai dengan jenjang jabatan masing-
masing. Menurut buku BKKBN 2013:5 ada beberapa penjelasan tentang peranan kader pembinaan dalam melaksanakan peranannya antara lain:
a. Pembina Memberikan bantuan untuk mengenal hambatan-hambatan, baik yang di luar
maupun di dalam situasi hidup dan kerjanya, melihat segi-segi positif dan negatifnya serta menemukan pemecahan-pemecahan yang mungkin terjadi.
b. Motivator Sebagai motivator yaitu suatu upaya untuk memberikan dukungan dan
membangun proses psikhologisinteraksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan kebutuhan yang terjadi pada diri klient, keluaraga dan masyarakat setiap
akan melakukan. c. Fasilitator
Sebagai sarana untuk memberi fasilitas kepada objek yang diteliti agar mereka mendapatkan pelayanan yang memadai.
d. Katalisator Peranan yang bertujuan untuk memacu suatu permasalahan agar mengalami
perubahan pada objek yang diteliti. e. Perencanaan
Sebagai perencanaan yaitu: merumuskan dan menetapkan tujuan, kebutuhan dan target yang akan dicapai, serta bagaimana pada setiap pelayanan
kesejahteraan sosial dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dengan demikian, kader pembinaan kesehatan memiliki tugas yaitu
memberikan penyuluhan atau pengetahuan kepada para WPS terkait dengan pembinaan kesehatan, melakukan pemeriksaan setiap minggunya, memberikan
pengamanan untuk para WPS dalam melakukan hubungan, mengadakan kunjungan untuk pendataan kasus gejala HIVAIDS atau penyakit lainnya yang
berbahaya.
2.2.2 Kesehatan