Analisis Keberlanjutan Enam Pola Usahatani

usahatani meningkatkan kemampuan petani dalam usahatani, khususnya pada aspek produksi. 5. Koperasi Unit Desa merupakan salah satu pelaku ekonomi pada tingkat desa yang beranggotakan masyarakat desa yang bersangkutan untuk melakukan fungsi ekonomi dalam rangka mensejahterakan anggotanya. 6. Pasar merupakan salah satu lembaga usahatani yang sangat penting. Pasar yang dimaksud adalah pasar tradisional di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten dan pedagang pengumpul. 7. Pemerintah Desa dan Kecamatan merupakan lembaga terendah dalam struktur pemerintahan yang melakukan fungsi pembinaan, pengamanan, pengadministrasian, dan lain-lain pada tingkat desakecamatan. 8. Bank Rakyat Indonesai BRI Unit merupakan salah satu lembaga keuangan perbankan pada tingkat kecamatan yang memberikan fasilitas simpan pinjam bagi masyarakat.

5.2. Analisis Keberlanjutan Enam Pola Usahatani

Penilaian terhadap masing-masing variabel pada bangunan model setiap pola usahatani, menghasilkan bobot keberlanjutan yang menggambarkan tingkat keberlanjutan pola usahatani tersebut. Nilai ini mengandung pengertian bahwa pola usahatani yang memperoleh bobot terbesar merupakan pola usahatani yang paling memenuhi kriteria sistem usahatani berkelanjutan yang dilihat dari aspek lingkungan tidak menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, secara ekonomi layak, dan secara sosial berkeadilan. Berdasarkan bobot yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa pola usahatani monokultur tanaman hias merupakan pola usahatani yang paling berkelanjutan dengan bobot sebesar 0.267, diikuti pola usahatani mixed farming sebesar 0.168, pola usahatani monokultur palawija dan tumpangsari masing-masing sebesar 0.148, pola usahatani monokultur 64 sayuran sebesar 0.139 dan yang terendah adalah pola usahatani monokultur padi dengan bobot sebesar 0.131 Gambar 10. 0.131 0.148 0.139 0.267 0.148 0.168 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 Monokultur padi Monokultur palawija Monokultur sayuran Tanaman hias Tumpangsari Mixed farming Bobot Gambar 10. Bobot tingkat keberlanjutan sistem usahatani untuk setiap pola usahatani di Kabupaten Karanganyar Pola usahatani tanaman hias memiliki tingkat keberlanjutan paling tinggi dibandingkan pola usahatani lainnya yang ada di Kabupaten Karanganyar. Beberapa variabel yang menjadi indikator keberlanjutan sistem usahatani memiliki nilai yang lebih besar daripada nilai variabel pada pola usahatani yang lain. Dapat ditunjukkan bahwa variabel harga dan pemasaran pada aspek ekonomi pada pola usahatani tanaman hias memiliki keunggulan dibanding pola usahatani padi, sayuran, palawija, tumpangsari maupun mixed farming. Harga hasil produksi tanaman hias memiliki kecenderungan meningkat bahkan pada periode tertentu cukup mahaltinggi. Sedangkan harga produksi pertanian pada pola usahatani selain tanaman hias berfluktuatif. Artinya pada musim tertentu panen harga hasil produksi pertanian sangat rendah anjlok dilain waktu harganya cukup tinggi. Demikian juga untuk variabel pasar karena pemasaran tanaman hias dari Kabupaten Karanganyar sudah menyebar ke beberapa provinsi di Pulau Jawa. Bahkan sudah sampai ke Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. 65

5.3. Analisis Gender pada Enam Pola Usahatani di Kabupaten Karanganyar