1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk: 1. Pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pertanian yang
memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi, sosial dan gender. 2.
Meningkatkan perhatian semua stakeholder terhadap aspek lingkungan, ekonomi dan sosial serta gender dalam pengembangan
sistem usahatani. 3. Sebagai masukan bagi para pengambil keputusan dalam menyusun
perencanaan dan program pembangunan pertanian yang sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan dan memperhatikan
kesetaraan gender.
1.5. Novelty
1. Mengkombinasikan analisis sistem usahatani berkelanjutan dengan analisis gender melalui pendekatan instrumen SEAGA Social
Economic And Gender Analysis untuk mengukur pola relasi gender dari setiap pola usahatani secara kuantitatif dalam bentuk Indeks
Keadilan dan Kesetaraan Gender IKKG. 2. Memformulasikan arahan kebijakan sistem usahatani berdasarkan
konsep pembangunan berkelanjutan lingkungan, ekonomi, dan sosial dan gender berdasarkan akses dan kontrol laki-laki dan
perempuan terhadap sumberdaya pertanian dan tahapan kegiatan usahatani yang dilakukan.
1.6. Kerangka Pikir Penelitian
Pengembangan sistem usahatani melalui pendekatan ekonomi semata tidak dapat menjamin keberlanjutan usahatani dalam jangka
panjang, sehingga diperlukan kombinasi yang seimbang antara aspek: lingkungan, ekonomi, dan sosial sesuai dengan konsep pembangunan
berkelanjutan. Aspek yang menjadi prioritas dalam pegembangan sistem usahatani disuatu daerahwilayah berbeda-beda, sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan daerahwilayah yang bersangkutan.
5
Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan analisis pola usahatani di derah penelitian. Berdasarkan pola usahatani yang diidentifikasi akan
dibuat prioritas pola usahatani yang paling memenuhi kriteria pembangunan berkelanjutan.
Pengembangan sistem usahatani dengan memperhatikan konsep pembangunan berkelanjutan saja ternyata juga belum dapat memberikan
manfaat yang optimal bagi petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian jika dilihat dalam perspektif gender. Peran laki-laki yang lebih
dominan dalam hal akses dan kontrol pada sistem usahatani menyebabkan ketidaksetaraan gender,
Pola usahatani yang telah teridentifikasi sebelumnya akan di analisis berdasarkan peran laki-laki dan perempuan. Pendekatan SEAGA
digunakan untuk analisis ini. Dengan menggunakan pendekatan SEAGA akan diperoleh gambaran secara kualitatif tentang kondisi sosial dan
ekonomi masyarakat petani yang ditinjau dari sudut pandang laki-laki suami dan perempuan isteri. Selanjutnya, hasil analisis SEAGA
tersebut dikuantifikasi menggunakan rumus Indeks Kesetaraan dan Keadilan Gender IKKG sehingga diperoleh gambaran pola relasi gender
dalam bentuk askes dan kontrol terhadap sumberdaya dan tahapan kegiatan usahatani pada setiap pola usahatani yang ada di lokasi
penelitian. Berdasarkan hasil analisis pola usahatani berkelanjutan dan
pendekatan SEAGA secara partisipatif dalam bentuk nilai IKKG, dapat dirumuskan arahan kebijakan sistem usahatani berkelanjutan responsif
gender di Kabupaten Karanganyar. Secara skematis kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
6
Gambar 1.
Kerangka pikir penelitian kebijakan sistem usahatani berkelanjutan responsif gender di Kabupaten Karanganyar.
Pemetaan Kondisi Usahatani
Pola Usahatani di Lokasi Penelitian
Indeks Kesetaraan dan Keadilan Gender
IKKG
Pemetaan Pola Relasi Gender Untuk Setiap
Pola Usaha tani SEAGA
Prioritas Pola Usahatani
Pola Relasi Gender
Survey
Usahatani Berkelanjutan
AHP
Pola Relasi Gender
Arahan Kebijakan Sistem Usahatani Berkelanjutan
Responsif Gender
Kondisi Usahatani saat
ini
7
II. TINJAUAN PUSTAKA