3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data
yang diperoleh dari penelitian langsung di lapangan, sedangkan data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari sumber lain. Tabel 3
menunjukkan jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tabel 3. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis Data Sumber Data
I. Data Primer:
1. Relasi gender antara laki-laki dan perempuan dalam aspek biofisik dalam berbagai usahatani
Hasil pengukuran 2. Relasi gender antara laki-laki dan perempuan
dalam aspek Ekonomi biaya, harga, produksi, pasar,modal, tenaga
kerja dan sarana produksi dalam berbagai usahatani
Responden dan survai pasar
3. Relasi gender antara laki-laki dan perempuan dalam aspek Sosial
pendidikan, kesehatan, kelembagaan, informasi dalam berbagai usahatani
Responden
4. Gender dalam berbagai pola usaha akses dan kontrol
Respondenpetani
II. Data Sekunder:
1. Data kependudukan:
a. Kepadatan penduduk
b. Jumlah penduduk dan pendidikan c.
Penduduk menurut jenis kelamin d. Tingkat migrasi penduduk
BPS Kab. Karanganyar.
2. Data sosial-ekonomi: a. Data
PDRB b. Tingkat pendapatan masyarakat
c. Jenis mata pencaharian
d. PAD BPS Kab. Karanganyar.
3. Peta administrasi wilayah penelitian Bappeda
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan secara partisipatif melalui diskusi, wawancara, pengisian kuesioner, serta pengamatan langsung
terhadap sistem usahatani di lokasi penelitian. Pengumpulan data ditekankan pada tingkat partisipasi masyarakat untuk mengidentifikasi
sumberdaya dan potensi pengembangan usahatani dan keperluan analisis gender. Data sekunder diperoleh dari hasil penelitian, studi pustaka, peta,
laporan dan dokumen dari berbagai instansi yang berhubungan dengan bidang penelitian.
37
3.5. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel responden untuk analisis kondisi sosial ekonomi petani adalah anggota kelompok tani yang dipilih secara acak
random sampling. Dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar
ditentukan secara sengaja purposive empat kecamatan sebagai sampel
yang mewakili masing-masing ketinggian lokasi usahatani dari permukaan laut dpl. Zonasi wilayah penelitian dibagi menjadi tiga zona, yaitu: 1.
Wilayah kecamatan yang berada pada ketinggian di bawah 300 dpl Kecamatan Karanganyar, 2. Wilayah kecamatan yang berada pada
ketinggian lebih dari 300 meter dpl dan kurang dari 900 meter dpl Kecamatan Karangpandan dan Ngargoyoso, dan 3. Wilayah kecamatan
yang berada pada ketinggian lebih dari 900 meter dpl Kecamatan Tawangmangu. Zonasi lahan menjadi tiga bagian tersebut didasarkan
pada keragaman curah hujan, suhu, lama penyinaran, dan kelembaban yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kesesuaian lahan dan jenis,
komposisi dan proporsi tanaman serta produktivitas tanaman Sutrisno et al., 2003.
Sampel responden untuk analisis gender adalah anggota kelompok tani yang dipilih secara acak
random sampling, sebanyak 10 dari masing-masing pola usahatani yang dilakukan oleh masyarakat tani di
lokasi penelitian. Pola usahatani di lokasi penelitian yang diidentifikasi pada saat tahap pra-penelitian adalah sebagai berikut ; 1. Pola usahatani
monokultur padi; 2. Pola usahatani monokultur sayuran; 3. Pola usahatani monokultur palawija, 4. Pola usahatani tumpangsari lebih dari
satu jenis tanaman; 5. Pola usahatani mixed farming penggabungan
tanaman pangan atau hortikultura dengan peternakan atau perikanan, dan 6. Pola usahatani monokultur tanaman hias bunga.
Responden untuk AHP ditentukan secara sengaja purposive
sampling. Dasar pertimbangan dalam penentuan responden untuk analisis AHP menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Keberadaan responden dan kesediaan untuk dijadikan responden. 38
2. Memiliki reputasi, kedudukan atau jabatan dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai pakar pada bidang yang diteliti.
3. Telah memiliki pengalaman dalam bidangnya. Responden yang menjadi alternatif pilihan sebanyak 10
stakeholder yang mewakili semua pemangku kepentingan seperti; Ketua Bapeda Kabupaten Karanganyar, ahli pengelolaan sumberdaya lahan, ahli
gender, LSM bidang lingkungan dan gender, Pusat Studi Wanita UNS, tokoh masyarakat, dan berbagai instansi teknis yang berhubungan dengan
pengembangan sistem usahatani Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan,dan Dinas Perikanan, sehingga pakar yang terpilih
diharapkan dapat mewakili tiap unsur: birokrasi, akademisi perguruan tinggi, LSM, dan masyarakat.
3.6. Teknik Analisis Data