dan dapat mengikat unsur Al aluminium, Mg magnesium, dan Fe besi, sehingga unsur pospornya menjadi bebas dan dapat dimanfaatkan oleh
tanaman. Di samping itu, penggunaan pupuk organik membuat produk pertanian lebih aman untuk dikonsumsi. Dari segi harga jual produk
pertanian organik memiliki harga jual yang lebih tinggi dari pada produk pertanian yang menggunakan pupuk anorganik.
Menurut Pambudy 1999, sejalan dengan perkembangan pembangunan bidang pertanian, kegiatan usahatani dilaksanakan
pendekatan teknis, pendekatan terpadu, dan pendekatan agribisnis.
1. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis dilakukan dengan tujuan peningkatan produksi pertanian, sehingga dapat memenuhi tuntutan kebutuhan pembangunan
pertanian dengan upaya: a penggunaan bibit unggul; b menekan kejadian hama dan penyakit tanaman melalui kegiatan penolakan,
pencegahan, penyidikan, pemberantasan, dan pengendalian penyakit; dan c penggunaan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman.
2. Pendekatan Terpadu
Pengalaman menunjukkan bahwa berbagai upaya pendekatan teknis yang dilakukan ternyata tidak mampu memenuhi tuntutan
kebutuhan pembangunan. Untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani maka diterapkan pendekatan terpadu
dengan cara melakukan pembinaan secara pasif melalui tiga penerapan teknologi, yaitu teknologi produksi, ekonomi, dan sosial.
Penerapan teknologi produksi dilakukan melalui: perbaikan mutu bibit, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan pengolahan
tanah. Sebagai pendukung penerapan teknologi produksi diterapkan pula teknologi ekonomi berupa perbaikan pasca panen dan pemasaran,
sedangkan penerapan teknologi sosial dilakukan dengan mengorganisir petani dalam kelompok tani dan koperasi.
12
3. Pendekatan Agribisnis
Istilah agribisnis pertama kali muncul tahun 1950-an sebagai istilah yang digunakan terhadap gugus industri cluster industry yang melakukan
pendayagunaan sumberdaya hayati Pambudy et al., 2001. Berdasarkan pendekatan etimologis pengertian agribisnis adalah usaha dagang yang
berbasis pada semua kegiatan yang memanfaatkan tanah atau lahan sebagai basis budidaya agri berarti tanah atau lahan dan bisnis berarti
usaha dagang. Sistem agribisnis berarti pemanfaatan tanah atau lahan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan usahatani yang berorientasi
pada peningkatan pendapatan petani. Pengertian agribisnis saat ini tidak hanya terbatas pada pengertian berdasarkan etimologis, akan tetapi telah
meluas seiring dengan tuntutan aspirasi dan tantangan global yang dikaitkan dengan semangat modernisasi dan aktualisasi kehidupan di
berbagai bidang. Sistem agribisnis merupakan kegiatan yang mengintegrasikan
pembangunan sektor pertanian secara simultan dalam arti luas dengan pembangunan industri dan jasa terkait dalam suatu kluster industri
industrial cluster pertanian yang mencakup empat subsistem Saragih 2000. Keempat subsistem tersebut adalah : 1 Subsistem agribisnis
hulu upstream off-farm agribussiness, yaitu kegiatan ekonomi produksi dan perdagangan yang menghasilkan sapronak seperti bibit, pupuk, dan
pestisida; 2 Subsistem agribisnis budidaya pertanian on-farm agribussiness yaitu, kegiatan ekonomi yang selama ini kita sebut sebagai
kegiatan budidaya pertanian; 3 Subsistem agribisnis hilir downstream off-farm agribussiness, yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah dan
memperdagangkan hasil pertanian; 4 Subsistem jasa penunjang supporting institution, yaitu kegiatan yang menyediakan jasa bagi
kegiatan usahatani seperti perbankan, asuransi, koperasi, trasportasi, Balai Penyuluhan Pertanian BPP, kebijakan pemerintah, lembaga
pendidikan dan penelitian. Menurut Irawan dan Pranadji 2002, agribisnis merupakan sistem
terpadu yang meliputi empat bagian subsistem yaitu:1 Subsistem
13
pengadaan dan distribusi saranaprasarana produksi yang akan dipergunakan sebagai input produksi pada subsistem budidaya,
2. Subsistem produksi atau usahatani, yang akan menghasilkan produk pertanian primer, misalnya daging, beras, jagung dan lain-lain,
3. Subsistem pengolahan hasil dan pemasaran, dan 4. Subsistem pelayanan pendukung, berupa fasilitas jalan, kredit, kebijakan pemerintah,
dan lain-lain. Dengan demikian dapat diartikan secara substansial pengertian sistem agribisnis dari kedua teori tersebut tidak ada
perbedaan. Sebagai suatu sistem, keempat subsistem agribisnis beserta
usaha-usaha di dalamnya berkembang secara simultan dan harmonis, sebagaimana disajikan pada Gambar 2 Departemen Pertanian, 2001.
Subsistem Agribisnis Hulu
Sistem produksi dan distribusi sarana dan
alat-alat pertanian: • Bibit
• Pupuk • Pestisida
• Lahan • Mesin dan alat
• Tenaga kerja
Subsistem Agribisnis Budidaya
Sistem kegiatan produksi usahatani primer, penanganan dan
pemasaran produk-produk primer: • Pengolahan lahan
• Antisipasi iklimcuaca • Pencegahan penyakit
• Pemberantasan penyakit • Pembelian sarana produksi
• Manajemen • Kegiatan produksi
Subsistem Lembaga Penunjang
• Penyediaan sarana usaha agrisupport dan pengaturan iklim usaha agriclimate: • Prasarana jalan, pasar, kelompok tani, koperasi, lembaga keuangan, dan lain-lain.
• Sarana transpotasi, informasi, kredit, peralatan, dan lain-lain • Kebijakan RUTR, Makro, Mikro, dan lain-lain.
• Penyuluhan
Subsistem Agribisnis Hilir
Sistem pengumpulan produk primer
pertanian, pengolahan produk, distribusi dan
pemasaran produk olahan sampai ke
konsumen akhir.
Gambar 2. Lingkup pembangunan sistem agribisnis
2.2. Gender