Dalam pengusahaan buah nenas, output yang dihasilkan merupakan komoditi ekspor, sehingga perhitungan harga bayangannya menggunakan harga
fob sebesar US. 0,341 per kg. Harga tersebut dikalikan dengan konversi nilai
tukar Rupiah bayangan SER, yang pada penelitian ini menggunakan SER tahun 2006 sebesar Rp 9.120,32 dan dikurangi biaya tataniaga pada
Desa Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih adalah Rp 1.116,03 per kilogram nenas
, sehingga hasil harga bayangan untuk buah nenas di Desa Sungai Medang sebesar Rp
1.993,99 per kilogram nenas. Sedangkan harga bayangan untuk buah nenas di Desa Payaraman sebesar Rp 1.882,99 per kilogram nenas
4.4.3.2. Harga Bayangan Input
a. Harga Bayangan Bibit Nenas Tanaman nenas kebanyakan diperbanyak dengan anakan. Bibit nenas
termasuk dalam komponen input non tradable, sehingga harga bayangannya sama dengan harga finansialnya.
b. Harga Bayangan Pupuk dan Obat-Obatan Harga bayangan pupuk berbeda antara pupuk Urea, TSP dan KCl. Pupuk
Urea telah diproduksi dalam negeri sehingga pendekatan biaya yang digunakan adalah berdasarkan harga fob. free on board. Perhitungan harga bayangan untuk
pupuk Urea yaitu fob US. 0,243 per kg dikalikan dengan SER tahun 2006 sebesar Rp 9.1.20,32 dan dikurangi biaya tataniaga masing- masing lokasi
penelitian. Rumus Harga Bayangan Output = fob. x SER – Biaya Tataniaga
Pupuk TSP dan KCL masih diimpor dari luar negeri, sehingga untuk mendekati harga bayangan berdasarkan pada harga cif cost insurance freight
yang kemud ian dikalikan dengan SER dan ditambah biaya tataniaga. Perhitungan harga bayangan untuk pupuk TSP yaitu cif US. 0,353 per kg dikalikan dengan
SER tahun 2006 sebesar Rp 9.120,32 dan ditambah biaya tataniaga masing- masing lokasi penelitian. Sedangkan Perhitungan harga bayangan untuk pupuk
KCL yaitu cif US. 0,215 per kg dikalikan dengan SER tahun 2006 sebesar Rp 9.120,32 dan ditambah biaya tataniaga masing- masing lokasi penelitian.
c. Harga Bayangan Tenaga Kerja Dalam menentukan harga bayangan tenaga kerja perlu dibedakan atara
tenaga kerja terdidik dengan tenaga kerja tidak terdidik. Pada pasar persaingan sempurna tingkat upah pasar mencerminkan nilai produktivitas marjinalnya
Menurut Gittinger, 1986. Untuk tenaga terdidik, upah tenaga kerja baya ngan sama dengan harga upah pasar finansial, sedangkan tenaga kerja tidak terdidik
dengan anggapan belum bekerja sesuai dengan tingkat produktivitasnya, maka harga bayangan upahnya disesuaikan terhadap harga upah finansialnya. Tenaga
kerja yang digunakan petani dalam membantu kegiatan usahatani adalah tenaga kerja tidak terdidik dan umumnya tenaga kerja tidak tetap. Harga bayangan untuk
Rumus Harga Bayangan Pupuk Urea = fob. x SER – Biaya Tataniaga
Rumus Harga Bayangan Pupuk TSP, KCL = cif. x SER +Biaya Tataniaga
tenaga kerja tidak terdidik sebesar 80 persen dari tingkat upah yang berlaku di masing- masing lokasi penelitian Rusastra dan Yusdja 1982 dan Suryana 1980
dalam Emilya, 2001.
d. Harga Bayangan Lahan Lahan merupakan faktor produksi utama dan termasuk input non tradable
dalam usahatani. Harga bayangan lahan ditentukan berdasarkan nilai sewa lahan yang diperhitungkan tiap musim tanam yang berlaku di masing- masing tempat
usahatani Gittinger, 1986. Sehingga penentuan harga bayangan lahan berdasarkan nilai sewa lahan yang berlaku di masing- masing lokasi penelitian.
e. Harga Bayangan Nilai Tukar Penetapan nilai tukar rupiah didasarkan atas perkembangan nilai tukar
dollar, untuk menentukan harga bayangan nilai tukar digunakan formula yang telah dirumuskan oleh Squire dan Van Der Tak dalam Gittinger 1986 yaitu :
2006 2006
2006
SCF OER
SER =
Dimana : SER
2006
: Shadow exchange rate nilai tukar bayangan Tahun 2006 OER
2006
: Official exchange rate nilai tukar resmi Tahun 2006 SCF
2006
: Standart conversion factor faktor konversi standar Tahun 2006 Nilai faktor konversi standar yang merupakan rasio dari nilai impor dan
ekspor ditambah pajaknya dapat ditentukan sebagai berikut :
2006 2006
2006 2006
2006 2006
2006
TX X
TM M
X M
SCF −
+ +
+ =
Dimana : M : Nilai impor Tahun 2006 Rp
X : Nilai ekspor Tahun 2006 Rp T
m :
Penerimaan pemerintah melalui pajak impor Tahun 2006 Rp T
X
: Penerimaan pemerintah melalui pajak ekspor Tahun 2006 Rp Berdasarkan laporan realisasi APBN Pada tahun 2006 nilai tukar dollar
terhadap rupiah sebesar Rp 9.020,00, sedangkan penerimaan pemerintah dari komponen pajak ekspor diperoleh sebesar Rp 377,7 milyar serta penerimaan
pemerintah dari komponen pajak impor sebesar Rp 12.141,7 milyar. Sementara nilai ekspor Indonesia sebesar Rp 539.400 milyar dan nilai impor sebesar Rp
559.300 milyar. Dari hasil perhitungan, maka diperoleh nilai faktor konversi standar tahun 2006 SCF sebesar 0,989, sehingga nilai SER yang digunakan
adalah Rp 9.120,32 f. Harga Bayangan Bunga Modal Kerja
Harga bayangan bunga modal adalah tingkat-tingkat bunga tertentu atau tingkat pengembalian riil atas proyek-proyek pemerintah Suryana, 1981 dalam
Gustiani, 2005. Tingkat pengembalian riil yang merupakan harga bayangan modal dapat ditentukan setelah menyesuaikan tingkat bunga riil dengan kebijakan
pajak atau subsidi modal yang dilakukan pemerintah. Karena dalam analisis ekonomi, pajak atau subsidi modal diperoleh dari tingkat bunga riil.
Bunga untuk analisis finansial ditaksir dengan menghitung tingkat bunga yang berlaku umum pada bank pemerintah. Saat ini bunga yang berlaku di bank
pemerintahan sebesar 11,5. Pada penelitian ini, sumber dana yang digunakan
petani di kedua lokasi penelitian berasal dari petani itu sendiri, sehingga harga bayangan bunga modal kerja tidak diperhitungkan dalam analisis ekonomi.
4.5. Analisis PAM Policy Analysis Matrix