Tipe Instrumen Analisis dayasaing buah nenas model tumpang sari dengan karet:kasus di Desa Sungai Medang, Kecamatan Cambai, Prabumulih dan di Desa Payaraman, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan

Keterangan : DN : Dalam Negeri S+ : Subsidi S- : Pajak PE : Produsen Barang Orientasi Ekspor PI : Produsen Barang Substitusi Impor CE : Konsumen Barang Orientasi Ekspor CI : Konsumen Barang Substitusi Impor TCE : Hambatan Barang Ekspor TPI : Hambatan Barang Impor Tabel 4 menunjukkan kebijakan harga yang dapat dibedakan dalam tiga kriteria, yaitu tipe instrumen subsidi atau kebijakan perdagangan, penerimaan atau keuntungan yang akan diperoleh produsen dan konsumen dan tipe komoditi impor atau ekspor. Pelaksanaan dari kebijakan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan suatu negara untuk memanfaatkan peluang ekspor suatu komoditi.

I. Tipe Instrumen

Dalam tipe instrumen dibedakan pengertian antara subsidi dan kebijakan perdagangan. Kebijakan subsidi terdiri subsidi positif dan subsidi negatif pajak. Subsidi adalah pembayaran dari atau untuk pemerintah. Pembayaran dari pemerintah disebut subsidi positif, sedangkan pembayaran untuk pemerintah disebut subsidi negatif pajak. Subsidi tersebut bertujuan untuk melindungi konsumen dan produsen dengan menciptakan harga domestik agar berbeda dengan harga luar negeri. Kebijakan perdagangan adalah pembatasan yang diterapkan pada impor atau ekspor suatu komoditi. Pembatasan dapat berupa harga komoditi yang diperdagangkan pajak atau dengan pembatasan jumlah komoditi kuota dengan maksud menurunkan kuantitas barang yang diimpor dan untuk menciptakan perbedaan harga di pasar internasional dengan harga pasar domestik. Kebijakan perdagangan ekspor dimaksudkan untuk melindungi konsumen dalam negeri karena harga domestik yang lebih rendah bila dibandingkan dengan harga di pasar dunia. Kebijakan untuk ekspor dilakukan dengan pengenaan pajak ekspor secara keseluruhan. Kebijakan tersebut dilaksanakan karena harga komoditi di pasar domestik lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar internasional. Kebijakan perdagangan impor dilakukan untuk melindungi produsen dalam negeri karena harga di pasar dunia lebih murah dibandingkan dengan harga di pasar domestik. Pengenaan tarif impor maupun kuota impor dilakukan agar produk impor yang dijual di dalam negeri harganya menjadi lebih mahal dan jumlahnya terbatas sehingga produk domestik tetap dapat bersaing dengan produk impor dan dengan sendirinya akan menguntungkan produsen dalam negeri. Menurut Monke and Pearson 1989, kebijakan subsidi dan perdagangan berbeda pada tiga aspek, yaitu : 1. Implikasi pada Anggaran Pemerintah Kebijakan perdagangan tidak mempengaruhi anggaran pemerintah, sedangkan subsidi positif akan mengurangi anggaran pemerintah dan subsidi negatif pajak akan menambah anggaran pemerintah. 2. Tipe Alternatif Kebijakan Ada delapan tipe subsidi bagi produsen dan konsumen pada barang orientasi ekspor dan barang subsitusi impor, yaitu : a. Subsidi positif kepada produsen barang subsitusi impor S+PI b. Subsidi positif kepada produsen barang orientasi ekspor S+PE c. Subsidi negatif kepada produsen barang subsitusi impor S-PI d. Subsidi negatif kepada produsen barang orientasi ekspor S-PE e. Subsidi positif kepada konsumen barang subsitusi impor S+CI f. Subsidi positif kepada konsumen barang orientasi ekspor S+CE g. Subsidi negatif kepada konsumen barang subsitusi impor S-CI h. Subsidi negatif kepada konsumen barang orientasi ekspor S-CE Subsidi positif yang diterapkan pada produsen maupun konsumen akan membuat harga yang diterima produsen menjadi lebih tinggi dan lebih rendah bagi konsumen. Kondisi lebih baik jika dibandingkan sebelum ada kebijakan subsidi positif. Sedangkan pembebanan subsidi negatif pajak akan membuat harga yang diterima produsen lebih rendah dan jika diterapkan pada konsumen akan menyebabkan harga yang lebih tinggi. Kondisi ini bagi produsen dan konsumen menjadi lebih buruk jika dibandingkan dengan kondisi sebelum subsidi negatif diterapkan. Pada kebijakan perdagangan hanya terdapat dua tipe yaitu hambatan perdagangan pada barang impor TPI dan hambatan perdagangan pada berang ekspor TPE. Aliran impor atau ekspor dapat dibatasi oleh pajak perdagangan atau kebijakan kuota sepanjang pemerintah dapat memiliki mekanisme yang efektif untuk mengontrol penyelundupan. Sedangkan dampak dari perluasan ekspor atau impor tidak dapat diciptakan oleh kebijakan perdagangan. Negara hanya dapat melakukan subsidi impor atau ekspor dan memperluas perdagangan, namun kegia tan ini merupakan kebijakan subsidi bukan kebijakan perdagangan. 3. Tingkat Kemampuan Penerapan Kebijakan subsidi dapat diterapkan untuk setiap komoditi baik komoditi tradable maupun komoditi non tradable, sedangkan kebijakan perdagangan hanya diterapkan untuk barang-barang yang diperdagangkan tradable.

II. Kelompok Penerimaan