Lactobacillus F1 Lactobacillus G1

shirota mampu mencapai usus dalam keadaan hidup dan jumlah yang relatif sama dengan sewaktu berada di lambung Selamat, 1992. Peranan L.casei shirota di dalam usus mamalia adalah : 1 mengatur keseimbangan mikroflora alami usus, 2 merangsang usus untuk memproduksi asam-asam organik seperti asam laktat yang berguna untuk membantu proses pencenaan dan penyerapan zat-zat, 3 mengurangi jumlah bakteri merugikan seperti E.coli, 4 menekan produksi senyawa beracun di dalam tubuh seperti ammonia, fenol dan hydogen sulfida Anonim, 1990 yang diacu oleh Selamat, 1992. L.casei galur shirota mampu memecah glukosa, laktosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, maltosa, manosa, selobiosa, dan trehalosa tetapi tidak mampu memfermentasi rhamnosa, xilosa, arabinosa maupun rafinosa Mutai,1981 yang diacu oleh Selamat 1992. Lactobacillus casei strain rhamnosus Galur penting lainnya dari L. casei adalah L. casei galur rhamnosus. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa L. casei galur rhamnosus dapat menurunkan kolonisasi bakteri patogenik pada jalur pernafasan serta mampu meningkatkan kemampuan sel darah putih untuk menelan dan membunuh bakteri berbahaya secara lebih efektif Magdalena dan Dion, 2003. Penelitian yang dilakukan oleh Mack et al. 1999 menunjukkan bahwa L. casei galur rhamnosus dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, yaitu E. coli. b.

2. Lactobacillus F1

Lactobacillus F1 merupakan bakteri berbentuk batang pendek, tergolong sebagai BAL homofermentatif dengan tidak menghasilkan CO 2 pada proses fermentasinya Evanikastri, 2003. Kekerabatannya mendekati dengan Lactobacillus acidophilus similarity 41.2 Evanikastri, 2003. Uji penggunaan gula oleh Lactobacillus F1 yang dilakukan Evanikastri 2003 menunjukkan bahwa bakteri ini dapat tumbuh pada gula maltosa, arabinosa, rhamnosa, xylosa dan sorbitol. Lactobacillus F1 memiliki 10 kemampuan yang baik sebagai anti mikroba yaitu terhadap Salmonella thypimorium dan E. coli O157:H7. Lactobacillus F1 memiliki tingkat ketahanan terhadap asam lambung yang baik. Pada uji ketahanan terhadap asam lambung, dari 17 isolat BAL ternyata terdapat 13 isolat BAL yang mengalami penurunan log kurang dari satu unit paling resisten diantaranya adalah Lactobacillus F1 Evanikastri, 2003. Lactobacillus F1 tahan terhadap garam empedu. Terdapat 11 dari 17 isolat klinis BAL yang mempunyai ketahan yang tinggi terhadap 0.5 garam empedu, Lactobacillus G1 mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap garam empedu kemudian disusul berturut – turut oleh F1, G2, M, Kk, NKp, En6, K, F2 dan Ae1 penurunan log 1.0 log cfuml Evanikastri, 2003. Sifat hidrofobisitas Lactobacillus F1 tergolong hidrofobik kuat. Isolat BAL yang paling bersifat hidrofobik diantaranya adalah Lactobacillus N, disusul berturut-turut oleh M, G3, G4, F3, G2, F2, F1 dan G1 Evanikastri, 2003. Semakin tinggi sifat hidofobisitas maka semakin besar kemampuan bakteri tersebut untuk membentuk agregasi dan menempel pada permukaan sel epitel Evanikastri, 2003.

3. Lactobacillus G1

Lactobacillus G1 merupakan bakteri berbentuk batang, tergolong sebagai BAL heterofermentatif menghasilkan CO 2 pada proses fermentasinya Evanikastri, 2003. Kekerabatannya mendekati dengan Lactobacillus plantarum similarity 37.8 Evanikastri, 2003. Uji penggunaan gula oleh Lactobacillus G1 yang dilakukan Evanikastri 2003 menunjukkan bahwa bakteri ini dapat tumbuh pada gula maltosa, rafinosa, galaktosa, mellibiosa arabinosa, rhamnosa, dan xylosa. Lactobacillus G1 memiliki kemampuan yang baik sebagai anti mikroba yaitu terhadap Staphylococcus aureus, Salmonella thypimorium dan E. coli O157:H7. Sama dengan Lactobacillus F1, Lactobacillus G1 tahan terhadap asam lambung dengan termasuk diantara 13 isolat BAL klinis yang paling 11 resisten pada uji ketahanan terhadap asam lambung. Lactobacillus G1 mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap garam empedu diantara isolat BAL klinis lainnya Evanikastri, 2003. Seperti Lactobacillus F1, Lactobacillus G1 memiliki sifat hidrofobisitas yang kuat.

4. Lactobacillus G3