II. TINJAUAN PUSTAKA
A. GARUT Maranta arundiacea L.
1. Botani dan Budidaya Garut
Tanaman garut merupakan tanaman umbi-umbian. Tanaman ini termasuk dalam famili Marantaceae, genus Maranta dan spesies Maranta
arundiacea L. Garut dikenal dengan nama arrowroot, West Indian
arrowroot dan St. Vincent arrowroot. Di Indonesia tanaman ini disebut
juga dengan angkrik, arus, erut, garut Jawa, larut, sagu patat Sunda, arut dan selarut Madura Villamajo dan Jurkema, 1996. Saat ini garut
belum dibudidayakan secara intensif di Indonesia. Pada umumnya, garut masih tumbuh liar di kebun atau diusahakan secara kecil-kecilan di
pekarangan rumah dan di kebun-kebun buah. Garut adalah tanaman setahun yang termasuk jenis rumput-
rumputan tegak, tingginya sekitar 60-80 cm dan berbatang lunak. Bentuk daun lebar dan runcing di bagian ujungnya dan bunga berwarna putih
Kay, 1973. Menurut Kay 1973, garut merupakan tanaman yang tidak terikat
oleh syarat suhu tertentu, tetapi akan lebih produktif jika ditanam pada suhu panas yang berembun. Pertumbuhan garut membutuhkan tanah subur
dan liat yang bersifat asam. Lama pertumbuhan garut adalah 10-11 bulan, pemanenan dilakukan apabila daun-daun mulai menguning dan
berguguran. Garut memiliki dua kultivar penting Kay, 1973, yaitu Creole dan
Banana . Creole memiliki rimpang yang panjang dan langsing, lebih
menyebar dan menembus masuk ke dalam tanah, lebih berserat, tumbuh bergerombol dekat permukaan tanah, lebih mudah dipanen dan diolah
untuk diambil patinya. Setelah dipanen Creole mempunyai daya tahan selama 3 hari sebelum dilakukan pengolahan. Umbi kultivar Creole kurus,
tetapi kandungan pati dan seratnya lebih tinggi Kay, 1973. Kultivar
Banana mempunyai rimpang yang lebih pendek dan
gemuk. Tumbuh dengan tandan terbuka pada permukaan tanah, sehingga
3
lebih mudah dipanen. Daya tahannya lebih rendah dari Creole, yaitu hanya 48 jam setelah panen, sehingga harus segera diolah. Umbi kultivar Banana
lebih gemuk, pendek dan memiliki kandungan protein dan air yag lebih tinggi dibandingkan dengan kultivar Creole Kay, 1973.
Umbi garut merupakan rhizoma dari tanaman garut. Umbi garut berwarna putih dan dibungkus dengan sisik-sisik yang membungkus
secara teratur. Sisik-sisik ini berwarna putih hingga coklat pucat. Rhizoma garut memiliki panjang sekitar 20-45 cm dan tebal sekitar 2.5 cm. Pada
rhizoma garut terdapat rambut-rambut, terutama pada sisik umbi Kay, 1973. Persentase umbi yang dapat digunakan adalah 95.1 persen,
sedangkan sisanya merupakan kulit dan kotoran yang biasanya adalah tanah Ciptadi et al., 1980.
2. Komposisi Kimia Umbi Garut dan Pengolahannya