IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. TEPUNG UMBI GARUT Maranta arundiacea L. DAN UMBI
GANYONG Canna edulis Kerr.
Umbi garut dan umbi ganyong yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Genetika
BALITBIOGEN, Departemen Pertanian, Bogor. Varietas umbi garut yang dipilih adalah varietas Ciamis karena varietas tersebut cukup mudah
didapatkan di daerah Jawa Barat, selain itu varietas Ciamis memiliki bentuk umbi yang relatif kecil sehingga cukup mempermudah proses pengolahan dari
umbi menjadi tepung. Dengan bentuk umbi yang cenderung kecil dan mudah dalam penanganan sehingga diharapkan rendemen tepung yang diperoleh
lebih tinggi.. Varietas umbi ganyong yang dipilih adalah ganyong putih karena ganyong putih memiliki kadar air yang lebih rendah dibandingkan dengan
ganyong merahungu sehingga diharapkan rendemen tepung yang diperoleh akan lebih tinggi Ropiq, 1988.
Pengolahan dari umbi menjadi tepung meliputi pembersihan, pengirisan, pengeringan dan penggilingan. Untuk mendapatkan tepung akhir yang lebih
halus dan kecil ukuran partikelnya, tepung hasil penggilingan diayak dengan menggunakan ayakan berukuran 60 mesh. Tepung umbi garut dapat dilihat
pada Gambar 6 dan tepung umbi ganyong dapat dilihat pada Gambar 7. Rendemen tepung umbi garut dan ganyong dapat dilihat pada Tabel 5.
Gambar 6. Tepung umbi garut
27
Gambar 7. Tepung umbi ganyong
Tabel 5. Rendemen tepung umbi garut dan umbi ganyong berat basah
Jenis tepung Berat awal g
Berat tepung g Rendemen tepung
Garut 19000 4308.95 22.68 Ganyong 18500 3089.7
16.70 Dari segi warna warna tepung umbi garut cenderung lebih putih daripada
tepung umbi ganyong yang berwarna kecoklatan. Warna coklat pada tepung umbi ganyong disebabkan terjadinya reaksi pencoklatan selama proses
penepungan. Rendemen untuk proses penepungan masing-masing tepung umbi adalah
sebesar 22.68 untuk tepung umbi garut dan 16.70 untuk umbi ganyong. Dapat dilihat bahwa rendemen tepung umbi garut yang diperoleh lebih besar
daripada rendemen tepung umbi ganyong. Hal ini disebabkan oleh ukuran partikel tepung umbi garut cenderung lebih kecil bila dibandingkan ukuran
partikel umbi ganyong setelah penggilingan sehingga partikel tepung garut cenderung lebih mudah lolos pada proses pengayakan.
B. EKSTRAKSI OLIGOSAKARIDA