Sentra HKI Lembaga-lembaga pembiayaan

Kant or HKI-IPB 110 untuk menjadi tenant incubator, perkembangan incubator di Indonesia masih belum cukup menggembirakan. Namun berbagai usaha terus dilakukan oleh pengelola incubator dengan memperluas jaringan kerjasama dan memanfaatkan insentif yang disediakan oleh beberapa institusi pemerintah.

2. Sentra HKI

Sesuai dengan amanat dari UU No. 18 Tahun 2002, Perguruan Tinggi wajib mengusahakan pembentukan Sentra HKI untuk mengusahakan alih teknologi kekayaan intelektual serta hasil kegiatan penelitian dan pengembangan. Dalam kaitan ini, Sentra HKI merupakan suatu unit kerja yang penting dalam menunjang proses komersialisasi HKI. Dengan tugas pokok dan fungsinya dalam manajemen HKI, maka beberapa fasilitasi dari unit kerja ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses komersialisasi, antara lain: a. Perlindungan Kekayaan Intelektual b. Pemasaran HKI c. Kerjasama komersialisasi Dengan keberadaan sentra HKI, maka technopreneur dapat memperoleh fasilitasi-fasilitasi tersebut di atas dalam mengembangkan usahanya. Disamping itu, sentra HKI seringkali secara aktif melakukan inisiatif-inisiatif untuk melakukan komersialisasi HKI tersebut.

3. Lembaga-lembaga pembiayaan

Pendanaan dan akses pendanaan merupakan salah satu aspek yang dianggap merupakan hambatan terbesar dalam komersialisasi HKI dengan adanya resiko yang tinggi dalam komersialisasi HKI Perguruan tingi, mengingat karakteristik dari HKI yang seringkali masih dalam tahap tidak matang. Kant or HKI-IPB 111 Komersialisasi HKI terutama dalam bentuk pengembangan usaha berbasis teknologi memiliki beberapa karakteristik Kotelnikov, 2001, yaitu: a. Sulit untuk melakukan penilaian terhadap kesempatan investasi dibandingkan dengan usaha-usaha konvensional yang lain, karena kecepatan pengembangan teknologi dan peran sentral dari gagasan dan kemampuan orang-orang yang terlibat di dalamnya. b. Biaya yang dibutuhkan biasanya terbebankan di depan, sehingga meningkatkan keengganan investor terutama investasi sangat besar telah dilakukan pada tahap pengembangan jauh sebelum penerimaan diperoleh lihat Gambar 14. Katerangan : Tech Growth Life Style Gambar 14. Hubungan Perkembangan Teknologi dan Penerimaan Kotelnikov, 2001 Dengan karakteristik tersebut di atas, maka lembaga pembiayaan konvensional seringkali tidak berminat untuk memberikan pinjaman untuk asset tak tampak intangible seperti HKI ini. Disamping itu lembaga pembiayaan konvensional juga belum dilengkapi dengan Rapid growth and ramp-up Maturity Idea RD Prototype Private Investors Angel Financing Venture Capital IPO, Acquisition time revenue Debt Financing Kant or HKI-IPB 112 kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap model bisnis untuk aset-aset tak tampak ini. Dalam rangka mengatasi hambatan pendanaan ini, maka beberapa mekanisme pendanaan berkembang seperti tampak pada Gambar 15. Untuk dapat secara efektif melakukan pendanaan terhadap usaha berbasis teknologi, maka rantai investasi tidak boleh putus. Modal ventura yang seringkali dianggap sebagai alternatif investor bagi pengembangan usaha berbasis teknologi seringkali juga tidak ingin mengambil resiko pembiyaan sendirian, terutama pada tahapan awal, sehingga diperlukan pihak-pihak lain yang dengan sumberdaya ataupun otoritasnya bisa melakukan pendanaan pada tahapan-tahapan awal pengembangan, seperti pemerintah, angel investor, yayasan philantropi. Gambar 15. Sumber-sumber Utama Pembiayaan diadaptasi dari Kotelnikov, 2001 a. Modal Ventura. Modal ventura di Indonesia pada umumnya disediakan oleh perusahan pada fase pertumbuhan yang cepat. Modal ventura di Indonesia juga masih dalam fase pengembangan dan belajar. Saat ini, terdapat sekitar 59 organisasi modal ventura beroperasi di Indonesia. Organisani ini memfokuskan pada komersialisasi teknologi domestik dan memiliki tugas utama untuk menganalisa dan mengembangkan proposal investasi usaha berbasis teknologi mulai Ide Pre-seed Own funds Family Friends Government Start-up Seed Dev’t funds Business Angels Government Fortification Hi-tech stock markets Expansion Growth Venture Capital VC companies T Y P E O F F I N A N C E R E Q U I R E D P R I N C I P A L S O U R C E S O F F I N A N C E Kant or HKI-IPB 113 dari penilaian teknologi, finansial, bisnis dan pengaturan bisnis IMRT, 2002. Modal ventura seringkali dianggap sebagai salah satu solusi akses pendanaan bagi pengembangan usaha berbasis teknologi atau komersialisasi HKI. Namun, pada kenyataannya seringkali perusahaan modal ventura jarang mengambil resiko untuk mendanai usaha berbasis teknologi pada tahapan awal pertumbuhannya. Stimulasi dari investor lain masih diperlukan, untuk meningkatkan kepercayaan perusahaan modal ventura untuk melakukan pendanaan.

b. Angel investor

Angel investor merupakan individu atau kelompok individu yang dengan sumberdaya yang dimilikinya mampu dan mau menjadi investor dan biasanya telah berhasil menjadi seorang wirausaha. Dengan pengalamannya sebagai wirausaha sukses, angel investor ini memiliki kemampuan lebih dibanding lembaga pendanaan konvensional untuk melakukan penilaian terhadap usaha berbasis teknologi dan memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan, dukungan bagi technopreneur dalam mengembangkan usahanya. Individu-individu seperti angel investor ini sangat berperan dalam menjembatani terputusnya rantai pendanaan pengembangan teknologi terutama pada tahap-tahap awal dimana resiko yang besar terjadi. Keberadaan angel investor juga menstimulasi kepercayaan lembaga pendanaan konvensional yang lain atau modal ventura untuk turut serta dalam pendanaan usaha berbasis teknologi. Di Indonesia, keberadaan angel investor sangat sulit untuk diidentifikasi keberadaanya.

4. Lembaga-lembaga penunjang lain