Kepemilikan dan Implikasinya Hak kekayaan intelektual dan tantangan implementasinya di perguruan tinggi

Kant or HKI-IPB 91 rencana penelitian, kemudian pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh akan sangat membantu pemahaman peneliti dalam melakukan penelitian dan dapat digunakan dalam memperkaya ilustrasi bahan ajar yang selalu up to date. Dengan tersedianya software-software untuk melakukan analisa paten, maka penelitipun dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang posisi dan prospek kegiatan yang akan dan sedang dilakukan. Selain itu pengguna potensial atau mitra potensial dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasilnya pun juga dapat lebih dini teridentifikasi. Untuk tujuan kegiatan pengabdian atau pemberdayaan masyarakat, dari rangkaian kegiatan penelitian berorientasi HKI-pun dapat sekaligus mengidentifikasi teknologi-teknologi prior art yang sekiranya dapat diimplementasikan ke masyarakat tanpa biaya tinggi. Jadi dapat dikatakan, bahwa upaya menerapkan sistem HKI di dalam kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dapat dimulai dari perubahan orientasi kegiatan penelitiannya. Perguruan Tinggi terkait seyogyanya menyediakan fasilitas dan layanan agar para peneliti atau staf pengajarnya dapat melakukannya dengan baik, terutama untuk topik- topik penelitian unggulan perguruan tinggi tersebut.

2. Kepemilikan dan Implikasinya

Aspek kepemilikan hasil kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi, terutama kegiatan penelitian dan pengembangan, dapat dilihat dari 2 sisi, yakni kegiatan yang didanai oleh : - Pemerintah danatau Pemerintah Daerah sebagian atau seluruhnya Sesuai dengan ketentuan dalam PP No.20 Tahun 2005, hasil litbang tersebut dimiliki Pemerintah danatau Pemerintah Daerah. Apabila melibatkan pihak lain, maka akan terjadi kepemilikan bersama. Ketentuan dan pengaturan pemanfatannya ditentukan oleh Pemerintah danatau pemerintah daerah atau berdasarkan kesepakatan bersama, apabila melibatkan pihak luar. Namun demikian dinyatakan selanjutnya bahwa pengelolaan kekayaan Kant or HKI-IPB 92 intelektual dan hasil penelitan dan pengembangannya dilimpahkan kepada perguruan tinggi. Lazimnya apabila seseorang atau suatu lembaga menyatakan bahwa yang bersangkutan sebagai Pemilik KIHKI, maka pemilik HKI akan terikat oleh hak dan kewajiban tertentu. Hak-hak yang melekat antara lain : mengalihkan kepemilikan, memanfaatkannya komersial dan non-komersial, mendapatkan imbalan; sedangkan kewajibannya adalah memelihara, membayar pajak dan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengkajian kelayakan, pendaftaran, pemeliharaan dan komersialisasi, bertanggung jawab terhadap segala akibat hukum dan mendistribusikan imbalan sesuai kontribusi masing-masing pihak. Namun, melihat sejauh yang tertuang dalam PP, pihak pemerintah danatau pemerintah daerah sebagai Pemilik KIHKI tidak sepenuhnya mengambil hak dan melaksanakan kewajibannya. Seabagai contoh, pemerintah danatau pemerintah daerah tidak akan mengambil bagian dalam pendapatan hasil alih teknologi. Seluruhnya dapat digunakan oleh Perguruan Tinggi yang melaksnakan kegiatan penelitian dan pengembangan. Paling tidak itu tercermin dari apa yang tertulis di dalam PP, walaupun dinyatakan bahwa akan dimunculkan suatu peraturan yang lebih teknis,misal untuk pemanfaatan, yang penyusunannya akan dikoordinasikan oleh Menteri. Sangatlah diharapkan Pemerintah juga menyediakan lebih banyak program atau insentif yang memungkinkan meningkatnya kelancaran pemanfaatan kekayaan intelektual dan hasil penelitian dan pengembangan, disamping segera mengeluarkan ketentuanperaturan teknis yang merupakan turunan dari PP tersebut. Selanjutnya implikasi dari kepemilikan bersama apabila melibatkan dana dari pihak lain masih perlu ditata. Di dalam PP hanya dinyatakan hak masing-masing pihak, dalam hal ini adalah Pemerintahdan atau Pemerintah Daerah dan pihak lain. Namun tidak dinyatakan secara jelas pihak mana yang akan mengelola kekayaan Kant or HKI-IPB 93 intelektual itu selanjutnya. Pemanfaatan kekayaan intelektualHKI yang dimiliki bersama oleh berbagai piahk atau instansi memiliki kompleksitas sendiri. Seyogya sejak awal sudah diperjelas apa hak dan kewajiban masing-masing, walauppun dimiliki secara bersama. - Pihak di luar Pemerintah danatau Pemerintah Daerah Untuk kekayaan intelektual yang dihasilkan dari kegiatan yang didanai oleh pihak swasta danatau menggunakan dana yang dimiliki oleh perguruan tinggi bukan dari dana pemerintah danatau pemerintah daerah, maka kepemilikan kekayaan intelektualHKI biasanya berdasarkan kesepakatan bersama. Menurut Lambert Model Agreement, terdapat beberapa pilihan apabila suatu perguruan tinggi melakukan kerja sama penelitian dan pengembangan dengan suatu perusahaan. Pilihan-pilihan tersebut disajikan dalam Tabel 10. Tabel 10. Beberapa Model Perjanjian dalam Penentuan Kepemilikan Hasil Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Tanpa Dana dari Pemerintah danatau Pemerintah Daerah Model Perjanjian pokok Kepemilikan 1 Sponsorperusahaan memiliki hak non-eksklusif untuk menggunakan dalam bidangwilayah tertentu; no-sub-licences Perguruan Tinggi 2 Sponsorperusahaan dapat melakukan negosiasi untuk lisensi lebih lanjut dari sebagian atau seluruh HKI Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi 3 Sponsorperusahaan dapat melakukan negosiasi untuk beberapa assignment lebih lanjut dari perguruan tinggi Perguruan Tinggi 4 Perguruan Tinggi memiliki hak untuk menggunakan guna tujuan non-komersial Sponsorperusahaan 5 Perguruan Tinggi tidak dapat melakukan publikasi tanpa ijin dari SponsorPerusahaan untuk kasus contract research SponsorPerusahaan Kant or HKI-IPB 94 Perguruan Tinggi dapat menentukan sesuai dengan kondisi, tujuan dan kebutuhannya, tanpa melupakan kontribusi yang secara nyata diberikan. Hal ini penting sekali, agar segala sesuatu dapat ditentukan secara obyektif..

3. Pengelolaan KIHKI yang Dihasilkan