Perkembangan Sist em HKI di Indonesia
20
Kant or HKI-IPB
berasal dari luar negeri. Hal tersebut bukan berarti suatu kegagalan dalam sosialisasi atau penyebaran informasi kepada masyarakat.
Sebaliknya, hal ini patut disyukuri sebagai suatu keberhasilan dimana masyarakat sudah lebih memahami bahwa perlindungan Hak Cipta tidak
harus didaftarkan ke Ditjen HKI-Departemen Hukum dan HAM tetapi perlindungan Hak Cipta secara otomatis melekat terhadap suatu ciptaan.
3. Aplikasi Merek
Berbeda dengan tampilan data pada permohonan Paten dan Hak Cipta, data yang ditampilkan pada laporan tahunan Ditjen HKI-
Departemen Hukum dan HAM tahun 2003 untuk permohonan merek tidak membedakan permohonan luar negeri maupun permohonan dalam
negeri. Permohonan merek yang diajukan ke Ditjen HKI-Departemen Hukum dan HAM dari tahun ke tahun cenderung mengalami
peningkatan. Sebagaimana terlihat pada Tabel 4, sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 2003 permohonan merek yang diajukan ke Ditjen
HKI-Departemen Hukum dan HAM telah mencapai 370.969 permohonan. Dari 370.969 permohonan merek tersebut, sebanyak
269.112 permohonan yang berhak untuk didaftar dan memperoleh sertifikat dan hanya 35.690 permohonan merek yang ditolak oleh Ditjen
HKI-Departemen Hukum dan HAM karena tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan undang-undang Merek.
Seperti halnya permohonan HKI yang lain bahwa suatu permohonan HKI dapat saja ditarik kembali oleh pemohon. Demikian
juga halnya dengan permohonan merek, sebanyak 1.446 permohonan merek ditarik kembali oleh pemohon yang mengajukannya.
Perkembangan Sist em HKI di Indonesia
21
Kant or HKI-IPB
Tabel 4. Permohonan Pendaftaran Merek di Indonesia
Tahun Diterima Didaftar Ditolak Ditarik
Kembali
1992 15.284 5.312 7.778
- 1993 42.026 7.848
1.167 -
1994 23.803 16.469 1.878 -
1995 24.643 23.943 2.747 211
1996 28.189 22.249 2.675 517
1997 28.339 34.533 1.507 20
1998 23.160 8.897 3.947
1060 1999 23.335 15.002 2.520
149 2000 31.675 22.098
923 180
2001 41.152 35.878 3.969 146
2002 42.416 31.530 3.052 80
2003 46.947 35.353 3.527 83
Jumlah 370.969 269.112
35.690 1.446
Sumber: Laporan Tahunan Ditjen HKI-Departemen Hukum dan HAM, 2003
4. Aplikasi Desain Industri
Keluarnya Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri yang berlaku tanggal 1 Desember 2000 telah dinantikan
oleh para pendesain dalam rangka memperoleh perlindungan hukum atas desain-desain yang telah dihasilkannya. Hal tersebut terlihat pada Tabel
5, dimana permohonan pendaftaran Desain Industri yang diterima Ditjen HKI-Departemen Hukum dan HAM cenderung mengalami peningkatan.
Sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 permohonan Desain Industri telah mencapai 7.425 permohonan yang terdiri dari 6.379
permohonan dalam negeri dan 1046 permohonan luar negeri.
Perkembangan Sist em HKI di Indonesia
22
Kant or HKI-IPB
Tabel 5. Permohonan Pendafaran Desain Industri di Indonesia
TAHUN PERMOHONAN YANG DITERIMA
JUMLAH Lokal Asing
2001 1.092 311
1.403 2002 2.496
372 2.868
2003 2.791 363
3.154
JUMLAH 6.379 1.046
7.425
Sumber: Laporan Tahunan Ditjen HKI-Departemen Hukum dan HAM, 2003
5. Permasalahan Aplikasi HKI