Orientasi kegiatan Tridharma Hak kekayaan intelektual dan tantangan implementasinya di perguruan tinggi

Kant or HKI-IPB 90 melibatkan biaya sepersen pun dari Pemerintah danatau Pemerintah Daerah pemanfaatannya dapat dilandaskan pada UU dan peraturan lain yang tersedia danatau pada kesepakatan bersama antar pihak yang terlibat. Namun, sebenarnya esensi dari pemanfaatan, baik dari KIHKI miliki Pemerintah danatau Pemerintah Daerah maupun bukan, adalah sama, hanya berbeda pada ketentuan-ketentuan yang merupakan implikasi dari kepemilikan.

C. Tantangan Manajemen HKI di Perguruan Tinggi

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa Perguruan Tinggi memiliki potensi besar untuk menghasilkan kekayaan intelektual dan HKI yang berkualitas tinggi. Namun dengan masih adanya beberapa kelemahan dalam sistem pendidikan, sistem HKI dan sistem lainnya yang terkait di negara berkembang, termasuk di Indonesia, maka untuk menerapkan sistem HKI, Perguruan Tinggi memiliki beberapa tantangan yang dapat dilihat dari berbagai aspek. Berikut ini sedikit ulasan mengenai tantangan tersebut.

1. Orientasi kegiatan Tridharma

Untuk selalu konsisten memasukkan sistem HKI ke dalam salah satu orientasi dalam melaksanakan kegiatan Tridharma perlu usaha yang serius, mengingat secara umum tingkat kepedulian dan pemahaman terhadap sistem HKI masih rendah. Akan tetapi pengertian dan tuntutan globalisasi serta komitmen bangsa Indonesia di tingkat internasional tidak memungkinkan kita mundur atau menurunkan intensitas usaha yang harus kita lakukan. Sebagai suatu pemikiran, perubahan orientasi mungkin dimulai dari salah satu kegiatan tridharma, yakni penelitian. Apabila kegiatan penelitian sudah berorientasi HKI, maka diharapkan manfaat yang diperolehnyapun akan semakin banyak. Rangkaian selama kegiatan perencanaan sampai dengan pemanfaatan akan memperkaya bahan pengajaran. Proses patent searching yang dilakukan dalam penyusunan Kant or HKI-IPB 91 rencana penelitian, kemudian pelaksanaan penelitian dan hasil yang diperoleh akan sangat membantu pemahaman peneliti dalam melakukan penelitian dan dapat digunakan dalam memperkaya ilustrasi bahan ajar yang selalu up to date. Dengan tersedianya software-software untuk melakukan analisa paten, maka penelitipun dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang posisi dan prospek kegiatan yang akan dan sedang dilakukan. Selain itu pengguna potensial atau mitra potensial dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasilnya pun juga dapat lebih dini teridentifikasi. Untuk tujuan kegiatan pengabdian atau pemberdayaan masyarakat, dari rangkaian kegiatan penelitian berorientasi HKI-pun dapat sekaligus mengidentifikasi teknologi-teknologi prior art yang sekiranya dapat diimplementasikan ke masyarakat tanpa biaya tinggi. Jadi dapat dikatakan, bahwa upaya menerapkan sistem HKI di dalam kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dapat dimulai dari perubahan orientasi kegiatan penelitiannya. Perguruan Tinggi terkait seyogyanya menyediakan fasilitas dan layanan agar para peneliti atau staf pengajarnya dapat melakukannya dengan baik, terutama untuk topik- topik penelitian unggulan perguruan tinggi tersebut.

2. Kepemilikan dan Implikasinya