Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

wilayah lain yang menghasilkan barang yang sama, sehingga tidak mempengaruhi permintaan agregat. Selain itu analisis shift share tidak mampu menjelaskan tentang hubungan maupun sebab akibat dari hasil analisis yang dilakukan. Hubungan bisa dijelaskan dengan menggunakan korelasi sedangkan sebab akibat bisa dijelaskan dengan menggunakan regresi.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Sumber-sumber Penerimaan Daerah menurut UU No 33 Tahun 2004 dalam pelaksanaan desentralisasi adalah Pendapatan Asli Daerah PAD, Pendapatan Transfer, Lain-lain pendapatan yang sah. Sumber PAD adalah hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain PAD yang sah. Dana perimbangan terdiri atas tiga bagian. Pertama Dana Bagi Hasil. Kedua, Dana Alokasi Umum. Ketiga, Dana Alokasi Khusus. Besarnya dana perimbangan ditetapkan setiap tahun anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN. Otonomi daerah dan Desentralisasi fiskal di seluruh kabupatenkota Indonesia mulai dijalankan secara penuh pada 1 Januari 2001 yang pelaksanaannya berdasarkan UU No 22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 dan diperbaharui menjadi UU No 32 Tahun 2004 dan UU No 33 Tahun 2004. Setiap daerah membuat APBD setiap tahunnya. Begitu pula dengan Kabupaten Bogor yaitu ketika kebijakan otonomi daerah tersebut dilaksanakan, apakah berimplikasi terhadap kinerja pembangunan daerah Kabupaten Bogor yang semakin baik. Berdasarkan hal tersebut, skripsi ini bertujuan untuk menjawab tiga permasalahan. Permasalahan pertama dianalisis dengan menggunakan metode Back Casting dan Analisis shift share untuk mengetahui sektor apa yang berkembang di Kabupaten Bogor. Permasalahan kedua bertujuan untuk menjawab kinerja keuangan Kabupaten Bogor sebelum dan saat berlakunya desentralisasi fiskal. Tujuan kedua akan menggunakan derajat keuangan daerah. Derajat Keuangan daerah akan diperoleh dari derajat kemandirian dan derajat desentralisasi fiskal. Permasalahan ketiga akan dianalisis secara deskriptif menggunakan data jumlah fasilitas publik jumlah sarana pendidikan, fasilitas kesehatan, dan panjang jalan, Indeks Pembangunan Manusia IPM dan PDRB per kapita. Hasil analisis ini akan memberikan gambaran bagaimana stategi kebijakan keuangan dan pembangunan yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bogor untuk selanjutnya. Kerangka berfikir operasional dilampirkan dalam bentuk bagan. Otonomi Daerah UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan Pusat dan Daerah Kabupaten Bogor Analisis Kinerja Keuangan Daerah Kinerja Pembangunan Daerah Derajat Desentralisasi fiskal fiskal Derajat Kemandirian Strategi kebijakan keuangan pembangunan Analisis Kesejahteraan masyarakat Analisis Stuktur Perekonomian Sebelum Otonomi Daerah • APBD • IPM • PDRB per kapita Metode Back Casting Analisis Deskriptif Analisis Kuantitatif Kualitatif Penerimaan Daerah: a. PAD b. Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya Transfer Pemerintah Provinsi c. Lain-lain Pendapatan yang sah Pengeluaran Daerah: a. Belanja Operasi b. Belanja Modal c. Belanja Tak Terduga Analisis Shift Share Gambar 2. Bagan kerangka berfikir operasional Keterangan: ------- lingkup penelitian

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa penelitian mengenai kinerja pembangunan di Kabupaten Bogor yang menganalisis mengenai struktur perekonomian, derajat keuangan daerah, dan kesejahteraan serta bagaimana perbandingannya sebelum dan sesudah otonomi daerah belum dilakukan. Pengambilan dan pengolahan data dimulai dari bulan Januari hingga April 2008. Penelitian yang dilakukan oleh penulis meliputi pengumpulan data, pengolahan dan analisis data serta penulisan laporan dalam bentuk skripsi.

4.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Pusat BPS Pusat, BPS Kabupaten Bogor, dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bappeda Kabupaten Bogor. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun 2000, Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor, jumlah SD, SLTP, dan SMA, jumlah rumah sakit dan PUSKESMAS serta panjang jalan di Kabupaten Bogor, PDRB per kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia IPM. 4.3 Metode Analisis Data Penelitian ini akan menggunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan analisis kuantitatif dan kualitatif. Metode analisis kuantitatif yang disertai analisis kualitatif akan menggunakan analisis shift share. Metode dekriptif akan