Derajat Kemandirian Daerah Kinerja Keuangan Kabupaten Bogor

menunjukkan Kabupaten Bogor yang semakin berkurang ketergantungannya kepada pemerintah pusat karena pada masa ini diberlakukan alokasi DAU. Derajat Desentralisasi Fiskal 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 PADTPD BHPBPTPD SUMTPD Gambar 6. Derajat Desentralisasi Fiskal Pada Masa Desentralisasi Fiskal. Dari Gambar 4 dan 5 terlihat bahwa peranan pemerintah pusat cukup besar dalam realisasi penerimaan Kabupaten Bogor. Derajat desentralisasi fiskal yang yang rendah terlihat dari rendahnya kontribusi PAD terhadap penerimaan daerah. Pada sebelum desentralisasi fiskal, penerimaan daerah lebih didominasi oleh sumbangan dan bantuan sedangkan pada masa desentralisasi fiskal, sumbangan dan bantuan masuk ke dalam pos lain-lain pendapatan yang sah. Pada masa ini kontribusi sumbangan dan bantuan menurun drastis karena sumber penerimaan terbesar ketika masa desentralisasi fiskal berasal dari Dana Alokasi Umum DAU yang menjadi sumber peneriman terbesar bagi Kabupaten Bogor. Lebih dari 60 persen peneriman Kabupaten Bogor didominasi oleh DAU.

7.1.2 Derajat Kemandirian Daerah

Derajat kemandiiran daerah digunakan untuk mengukur seberapa jauh penerimaan yang berasal dari daerah dalam memenuhi kebutuhan daerah. Semakin tinggi derajat kemandirian suatu daerah akan menunjukkan bahwa daerah tersebut semakin mampu membiayai pengeluarannya sendiri tanpa bantuan dari pemerintah pusat. 1. Rasio PAD terhadap Total Pengeluaran Daerah Rasio PAD terhadap total belanja daerah cenderung menurun setiap tahunnya walaupun pada tahun 1996 sempat mengalami kenaikan. Rata-rata total anggaran belanja daerah yang dibiayai dari PAD selama tahun 1995 sampai tahun 2000 adalah sebesar 28,06 persen sedangkan untuk masa desentralisasi fiskal adalah sebesar 17,47 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin rendah kemampuan daerah untuk membiayai pengeluarannya. PAD Kabupaten Bogor dan Total pengeluaran daerah sama-sama mengalami peningkatan, tetapi peningkatan PAD masih lebih kecil setiap tahunnya dibanding peningkatan total pengeluaran daerah. Penurunan ini berarti bahwa semakin rendah bagian dari PAD yang digunakan untuk pengeluaran daerah yaitu pengeluaran rutin dan pembangunan sebab pengeluaran yang terbesar adalah untuk membayar gaji pegawai negeri sipil dan itu dibiayai dari pos DAU. Artinya Kabupaten Bogor semakin tergantung terhadap pemerintah pusat. Derajat Kemandirian Daerah 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 PADTKD PDSTPD PDSTKD Gambar 7. Derajat Kemandirian Daerah Sebelum Desentralisasi Fiskal 2. Rasio PDS terhadap total penerimaan daerah PDS merupakan penjumlahan dari PAD dengan BHPBP. Rasio PDS terhadap total penerimaan daerah akan menunjukkan seberapa besar kemampuan keuangan daerah Kabupaten Bogor dalam membiayai daerahya sendiri. Nilai rata- rata rasio ini sebesar 42,74 persen pada masa sebelum desentralisasi fiskal kemudian turun menjadi 29,39 persen pada masa desentralisasi fiskal. Hal ini megindikasikan bahwa sebesar 42,74 persen bagian penerimaan daerah sendiri yang menjadi sumber penerimaan daerah pada masa sebelum desentralisasi fiskal dan sebesar 29,39 persen pada masa desentralisasi fiskal. Total penerimaan daerah pada masa desentralisasi fiskal didominasi oleh DAU. 3. Rasio PDS terhadap TKD Rata-rata rasio PDS terhadap TKD pada masa sebelum berlakunya desentralisasi fiskal adalah 43,16 persen dan rasio ini turun menjadi 31,43 persen ketika desentralisasi diberlakukan. Pada masa sebelum desentralisasi fiskal bagian PDS yang digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan Kabupaten Bogor cukup besar yaitu rata-rata sebesar 43,16 persen, tetapi pada masa desentralisasi fiskal turun menjadi hanya 31,43 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pada masa desentralisasi fiskal, total pengeluaran dibiayai lebih besar oleh DAU yang berarti Kabupaten Bogor masih masih sangat tergantung oleh pemerintah pusat. Pada Gambar 7 dan 8 terlihat bahwa rasio PDS terhadap TKD pada masa desetralisasi fiskal cenderung fluktuatif dibanding pada masa sebelum desentralisasi fiskal yang langsung turun setiap tahunnya. Derajat Kemandirian Daerah 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 PADTKD PDSTPD PDSTKD Gambar 8. Derajat Kemandirian Daerah pada Masa desentralisasi Fiskal Kemampuan daerah juga rendah dalam membiayai keperluannya daerah sendiri. Gambar 6 dan 7 memperlihatkan rendahnya kemampuan daerah dalam membiayai pengeluarannya sendiri. Kabupaten Bogor masih tergantung kepada pemerintah pusat sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan pemerintah Kabupaten Bogor masih rendah. Kinerja keuangan daerah yang positif dalam arti derajat desentralisasi fiskal dan derajat kemandirian daerah yang semakin tinggi dibutuhkan dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah pada daerah tersebut.

VIII. KESEJAHTERAAN PENDUDUK