siswa di bawah standar minimal dari yang ditetapkan untuk kegiatan belajar mengajar. Pada rasio SMAMAN terhadap jumlah penduduk selama tahun 2003-
2006 mengalami peningkatan. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa
8.1.2. Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Bogor
Tersedianya Fasilitas Kesehatan di setiap kecamatan akan semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebab apabila fasilitas kesehatan yang
ada sulit untuk diakses masyarakat maka masyarakat akan kesulitan untuk mendapatkan layanan kesehatan tersebut. Berikut ini pada Tabel 26 disajikan raio
jumlah RSU dan PUSKESMAS terhadap jumlah penduduk. Tabel 26. Rasio Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Bogor terhadap Jumlah
Penduduk Tahun 1995-2006.
Sebelum Otonomi Daerah Setelah Otonomi Daerah
Tahun RSU PUSKESMAS Tahun RSU PUSKESMAS
1995 0.000002265 0.000044845 2001 0.000001699 0.000045860
1996 0.000003483 0.000041577 2002 0.000001939 0.000048194
1998 0.000002066 0.000043841 2003 0.000001846 0.000045889
1999 0.000001032 0.000033446 2004 0.000002028 0.000047397
2000 0.000001425 0.000046169 2006 0.000002135 0.000048385
Sumber: Bogor dalam Angka, diolah.
Tabel 26 menunjukkan rasio jumlah rumah sakit dan puskesmas terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Bogor. Pada masa sebelum otonomi daerah, rasio
ini pada tahun 1995 sebesar 2,26 untuk RSU dan 4,48 untuk PUSKESMAS kemudian mengalami penurunan menjadi 1,42 untuk RSU dan 3,34 pada tahun
2000. Hal ini terjadi karena menurunnya jumlah RSU dan PUSKESMAS pada selang tahun tersebut. Pada masa otonomi daerah pemerintah terlihat lebih serius
dalam peningkatan kesehatan masyarakat dengan menambahkan puskesmas keliling mulai tahun 2004 yang sebelumnya hanya ada puskesmas dan puskesmas
pembantu. Pada masa ini rasio RSU dan PUSKESMAS terhadap jumlah
penduduk mengalami peningkatan. Tahun 2001, Rasio tersebut adalah sebesar 1,69 untuk RSU dan 4,59 untuk PUSKESMAS dan kemudian mengalami
peningkatan menjadi 2,13 untuk RSU dan 4,84 untuk PUSKESMAS pada tahun 2006. Pada masa ini terjadi peningkatan jumlah RSU dan PUSKESMAS.
Peningkatan rasio ini berarti semakin meningkatnya jumlah rumah sakit yang dapat diakses oleh penduduk.
Tabel 27 menunjukkan jumlah fasilitas bila dilihat dari wilayah pembangunan di Kabupaten Bogor. Wilayah pembangunan Bogor Tengah
memiliki fasilitas kesehatan paling banyak dibandingkan wilayah lainnya padahal di wilayah Bogor Barat minim fasilitas kesehatan terutama rumah sakit, bahkan
tidak ada. Hal ini menunjukkan ketimpangan pembangunan fasilitas kesehatan di Kabupaten Bogor. Namun, dari tabel ini terlihat bahwa setelah otonomi daerah
diberlakukan pemerintah daerah memang cukup menunjukkan keseriusan untuk meningkatkan pelayanan publik di bidang kesehatan dengan meningkatnya jumlah
fasilitas kesehatan walaupun keberadaannya tidak merata. Tabel 27. Fasilitas Kesehatan Sebelum dan pada Masa Otonomi daerah di
Kabupaten Bogor
Sebelum Otda Pada Masa Otda
Wilayah Pembangunan RSU Puskesmas RSU
Puskesmas 1. Bogor Barat
57 66
2. Bogor Tengah 5
74 8
103 3. Bogor Timur
25 1
35 Sumber: Bogor dalam Angka, diolah.
8.1.3. Perkembangan Infrastuktur Jalan