Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Kinerja Pembangunan Daerah

Pertumbuhan ekonomi merupakan alat ukur kinerja pembangunan yang mudah dilakukan dan sangat populer. Pertumbuhan ekonomi yang pesat jika disertai munculnya berbagai masalah berupa penurunan distribusi pendapatan, peningkatan jumlah pengangguran, peningkatan keluarga di bawah garis kemiskinan serta perusakan sumber daya alam akan sangat berbahaya. Akibat permasalahan tersebut para pakar pembangunan di tahun 70-an mulai mengkaji ulang tolok ukur tersebut bukan hanya dari pertumbuhan PDB, tetapi harus disertai beberapa tolok ukur lain. Setidaknya ada tiga kelompok cara dalam menetapkan indikator pembangunan yakni: 1 indikator berbasis tujuan pembangunan. 2 indikator berbasis kapasitas sumber daya, dan 3 indikator berbasis proses pembangunan Rustiadi et al., 2005. 2.2.1 Indikator-Indikator Kinerja Pembangunan Indikator adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Prinsip pembangunan harus memperhatikan prinsip keberlanjutan. Penerapan pembangunan berkelanjutan yang kompleks dapat disederhanakan dengan penggunaan sejumlah indikator yang tepat. Ketepatan indikator yang dipilih menentukan pada penilaian akhir karena indikator bersifat spesifik untuk masing-masing kondisi. Pemilihan banyaknya indikator perlu diperhatikan karena jika terlalu banyak tidak saja akan memakan biaya dan waktu yang banyak, tetapi juga dapat mengaburkan fokus yang ingin dicapai. Sebaliknya bila terlalu sedikit, dirasakan adanya kelemahan, bahkan kekeliruan dalam menerjemahkan keadaan. Indikator-indikator kinerja tersebut dibangun atas variabel-variabel penting yang dianggap bisa menggambarkan tingkat perkembangan dan pertumbuhan atau mampu menjelaskan tingkat ukuran kinerja pembangunan daerah dapat dirumuskan dengan indeksrasio. Indeksrasio tersebut diantaranya adalah: 1 Bidang perekonomian: diukur dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian, pendapatan perkapita, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat pemerataan pendapatan indeks gini, tingkat daya beli, tingkat tabungan masyarakat, tingkat investasi, perdagangan luar negeri ekspor impor, indeks harga bangunan, realisasi penerimaan APBD, dan lain-lain. 2 Bidang ketertiban umum: diukur dengan luas wilayah dan jumlah penduduk berdasarkan jenis konflikkejadian, penduduk berdasarkan jenis kasuskejadian, kecelakaan, kebakaran hutan, dan lain-lain. 3 Bidang Kesehatan: jumlah penduduk sakit, tingkat kematian, tingkat harapan hidup, angka kelahiran, dan lain-lain. 4 Bidang Pendidikan: diukur tingkat pendidikan, angka putus sekolah, rataan lama sekolah, angka buta dan melek huruf, dan lain-lain. 5 Bidang tata ruang, lingkungan dan pemerintahan umum: diukur dengan kepadatan penduduk, rumah permanen dan non permanen, penyimpangan penggunaan lahan dari rencana tata ruang, tingkat ketersediaan ruang terbuka hijau, pencemaran lingkungan, dan lain-lain.

2.2 Konsep Kinerja Keuangan Daerah