Analisis Rasio Indikator Kegiatan Ekonomi

6.1.1 Analisis Rasio Indikator Kegiatan Ekonomi

Rasio indikator kegiatan ekonomi dibagi dalam tiga bentuk yaitu R a , R i , r i . Semakin tinggi nilai rasio yang diperoleh maka tingkat pertumbuhan yang terjadi pada setiap sektor perekonomian juga akan semakin tinggi. Nilai-nilai tersebut berasal dari perbandingan nilai PDRB Kabupaten Bogor dan Propinsi Jawa Barat yang dibandingkan pada dua titik waktu yaitu pada awal tahun 1995 dan akhir tahun 2000. Nilai R a , R i , dan r i Kabupaten Bogor untuk periode sebelum otonomi daerah diperoleh sebagai berikut. Tabel 8. Nilai R a , R i dan r i periode sebelum otonomi daerah Rasio Indikatror Kegiatan Ekonomi No Lapangan Usaha R a R i r i 1. Pertanian -0,1045 -0,1613 -0,2935 2. Pertambangan dan Penggalian -0,1045 0,0066 -0,8010 3. Industri Pengolahan -0,1045 0,0492 -0,1097 4. Listrik, Gas dan Air Bersih -0,1045 0,2950 0,2491 5. Bangunan -0,1045 -0,5049 -0,5311 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran -0,1045 -0,2106 -0,4206 7. Pengangkutan dan Komunikasi -0,1045 -0,2411 -0,2308 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan -0,1045 -0,2627 -0,2313 9. Jasa-Jasa -0,1045 -0,1363 -0,1818 Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2008, diolah. Nilai R a diperoleh dari perubahan PDRB Jawa Barat dari tahun 1995 sampai tahun 2000 terhadap PDRB Jawa Barat tahun 1995. Hasil dari perhitungan tersebut diperoleh nilai R a sebesar - 0,1045. Nilai R a tersebut berarti pada masa sebelum otonomi daerah, laju pertumbuhan ekonomi pada tingkat provinsi menurun 10,45 persen. Nilai R i diperoleh dari perbandingan antara perubahan PDRB Jawa Barat sektor i terhadap PDRB sektor i pada tahun 1995. Nilai R i setiap sektor di Jawa barat memiliki nilai negatif kecuali sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih. Nilai R i positif pada sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 0,0066. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor ini mengalami peningkatan produksi sehingga mengakibatkan meningkatnya nilai riil sektor tersebut sebesar 0,66 persen. Salah satu nilai R i yang negatif adalah sektor pengangkutan dan komunikasi yang memiliki nilai R i sebesar -0,2411. Sektor bangunan mengalami penurunan sebesar 24,11 persen. Perbandingan antara perubahan PDRB sektor i di Kabupaten Bogor dari tahun 1995 sampai 2000 terhadap PDRB sektor i Kabupaten Bogor pada tahun 1995 akan diperoleh nilai r i . Nilai r i akan berbeda-beda untuk setiap kabupaten karena nilai riil setiap sektor berbeda-beda di setiap kabupaten. Nilai r i sebelum otonomi daerah bernilai negatif untuk semua sektor kecuali sektor listrik, gas dan air bersih. Salah satu contoh sektor yang memiliki nilai r i negatif adalah sektor perdagangan sebesar -0,4206. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor perdagangan mengalami penurunan 42,06 persen dalam kurun waktu enam tahun.

6.1.2 Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah