Uji Normalitas Data Post-Test Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-Test Uji Hipotesis

Tabel 4.5 Data Nilai Post-Test Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Kelas N Rata-rata SD Nilai tertinggi Nilai terendah Eksperimen I XI IPA 1 30 82,03 7,05 93 63 Eksperimen II XI IPA 2 29 77,07 6,87 93 67 Sumber: Data Primer

4.1.2.1. Uji Normalitas Data Post-Test

Hasil perhitungan uji normalitas data post test dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Post Test Kelas dk χ 2 hitung χ 2 tabel Kriteria Eksperimen I XI IPA 1 3 4,8775 7,81 Berdistribusi normal Eksperimen II XI IPA 2 3 4,7606 7,81 Berdistribusi normal Sumber: Data Primer Berdasarkan hasil analisis diperoleh χ 2 hitung untuk setiap data lebih kecil dari χ 2 tabel dengan dk = 3 dan  = 5, yang berarti data tersebut berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal, maka uji selanjutnya memakai statistik parametrik. Perhitungan uji normalitas data post-test dapat dilihat pada lampiran 14.

4.1.2.2. Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-Test

Hasil uji kesamaan dua varians data post test dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Post-Test Data F hitung F tabel Kriteria Post-Test 1,0556 2,11 Kedua kelompok mempunyai varians yang sama Sumber: Data Primer Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai F hitung sebesar 1,0964 dan F tabel sebesar 2,11. Karena F hitung F tabel , maka kedua kelas memiliki varians yang sama. Hasil analisis uji kesamaan dua varians dapat dilihat pada lampiran 15.

4.1.2.3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak kanan data post-test. Selanjutnya, data post-test dianalisis dengan menggunakan analisis koefisien korelasi biserial untuk mengetahui adanya pengaruh dan koefisien determinasi untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan pembelajaran kimia dengan strategi REACT terhadap hasil belajar kimia siswa. 4.1.2.3.1. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Post-Test Uji Dua Pihak Hasil uji perbedaan dua rata-rata data post-test dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-Test Uji Dua Pihak Data t hitung t tabel Keterangan Post Test 2,74 2,002 Ada perbedaan Sumber: Data Primer Berdasarkan hasil analisis tersebut, terlihat bahwa t hitung t tabel yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen I dengan kelas eksperimen II. Dari perbedaan rata-rata hasil belajar ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada penerapan strategi pembelajaran REACT pada materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Hasil analisis uji perbedaan rata-rata dua pihak dapat dilihat pada lampiran 16. 4.1.2.3.2. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-Test Uji Satu Pihak Hasil uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Post-Test Uji Satu Pihak Data t hitung t tabel Keterangan Post Test 2,738 2,002 Hasil belajar kelas eksperimen I lebih baik dari kelas eksperimen II Sumber: Data Primer Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel dengan dk = 57 dan taraf signifikan 5. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya tanpa menggunakan strategi REACT, sehingga dapat pula disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kimia dengan strategi REACT memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata satu pihak dapat dilihat pada lampiran 17. 4.1.2.3.3. Analisis Pengaruh Antar Variabel Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran REACT, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa kelas XI IPA MAN Babakan Lebaksiu Tegal. Untuk menentukan besarnya pengaruh strategi pembelajaran REACT terhadap hasil belajar kimia siswa digunakan koefisien korelasi biserial. Berdasarkan data yang diperoleh, besarnya Y 1 = 82,03; Y 2 = 77,07; Sy = 6,96; p = 0,51; q = 0,49 dan u =0,3989. Selanjutnya diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar siswa r b = 0,45. Sesuai pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi Sugiyono, 2007:231, maka penerapan strategi pembelajaran REACT mempuyai pengaruh sedang terhadap hasil belajar kimia kompetensi dasar Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Perhitungan analisis pengaruh antar variabel dapat dilihat pada lampiran 18. 4.1.2.3.4. Penentuan Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar r b sebesar 0,45 dan termasuk dalam kategori sedang, sehingga besarnya koefisien determinasi KD adalah 20,25. Jadi, besarnya kontribusi penerapan strategi pembelajaran REACT terhadap hasil belajar siswa materi pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan sebesar 20,25. Perhitungan koefisien determinasi hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 18. 4.1.2.3.5. Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Hasil uji ketuntasan belajar kelas eksperimen I dan eksperimen II dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Rata-rata Jumlah siswa tuntas Jumlah seluruh siswa Kriteria Ekperimen I 82,03 26 30 Tuntas Eksperimen II 77,07 18 29 Belum Tuntas Sumber: Data Primer Berdasarkan hasil analisis tersebut, kelas eksperimen I sudah mencapai ketuntasan belajar karena persentase ketuntasan belajar klasikal. Sedangkan kelas eksperimen II belum mencapai ketuntasan belajar.

4.1.2.4. Analisis Deskriptif Lembar Observasi Afektif