4.2.3. Hasil Observasi Afektif
Penilaian aspek afektif secara umum menunjukan kelas eksperimen I lebih baik daripada kelas eksperimen II. Hal ini berarti penerapan startegi pembelajaran
REACT tidak hanya berpengaruh pada hasil belajar kognitif saja, tetapi pada aspek afektif juga. Rata-rata pada kelas eksperimen mencapai 24,68 dan kelas
eksperimen II 24,11. Selain itu diketahui banyaknya siswa yang memperoleh nilai afektif dengan kriteria tinggi di kelas eksperimen I sebanyak 11 siswa dan nilai
dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 7 siswa. Sedangkan di kelas eksperimen II, banyaknya siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria tinggi sebanyak 13 siswa
dan nilai dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 3 siswa. Artinya, jumlah siswa yang tuntas aspek afektif pada kelas eksperimen I sebanyak 18 siswa, sedangkan
di kelas eksperimen II sebanyak 16 siswa. Hasil observasi aspek afektif kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Grafik Hasil Observasi Afektif
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00
1 2
3 4
5 6
7
R ata
-R ata
S ko
r
Aspek yang Dinilai
Hasil Observasi Afektif
Eksperimen I Eksperimen II
Keterangan: 1 : Kehadiran siswa di kelas
5 : Disiplin tugas 2 : Aktivitas siswa dalam pembelajaran
6 : Bekerjasama 3 : Keaktifan siswa memberikan tanggapan 7 : Kesopanan
4 : Bertanggung jawab
Pada kelas eksperimen siswa I cenderung lebih aktif, hal ini terlihat jelas pada aspek kedua, ketiga, kelima, dan keenam. Aspek kedua dan ketiga yaitu
aktivitas siswa dalam pembelajaran dan keaktifan siswa dalam memberikan tanggapan, siswa kelas eksperimen I lebih bisa memberikan perhatian lebih
terhadap proses belajar, sehingga siswa lebih aktif dalam memberikan tanggapan atau umpan balik terhadap materi yang disampaikan guru. Sedangkan kelas
eksperimen II kurang bisa memberikan perhatian lebih terhadap proses pembelajaran, sehingga keaktifan dalam memberikan tanggapan terhadap materi
juga kurang. Pada aspek kelima dan keenam yaitu disiplin tugas dan bekerjasama, siswa kelas eksperimen I lebih memiliki disiplin tugas yang tinggi dikarenakan
dapat menjalin kerjasama yang baik antar anggota kelompoknya. Kerja kelompok dapat juga bermanfaat tuntuk mengatasi atau mengurangi kefakuman, karena
siswa yang mampu diharapkan dapat membimbing temannya yang kurang mampu Saleh, 2012.
Tingginya aspek afektif pada kelas eksperimen I dikarenakan penciptaan lingkungan yang baru di dalam kelas melalui strategi pembelajaran REACT. Pada
penerapan strategi pembelajaran REACT, siswa terlibat secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, siswa belajar untuk mengembangkan sikap percaya diri
tentang apa yang ditemukan dalam proses diskusi. Pembelajaran kelompok tidak hanya membantu siswa dalam berinteraksi satu sama lain, namun secara tidak
langsung dapat menumbuhkan ide-ide alternatif serta menghasilkan suatu pemecahan masalah melalui adanya diskusi Pandey Kishore, 2003. Adanya
diskusi dan tanya jawab yang dilakukan selama pembelajaran pada kelas eksperimen I mendorong siswa untuk aktif dan berfikir dalam pembelajaran. Hal
ini dapat terjadi, karena belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan melalui bimbingan. Sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar yang sesuai dengan hasil penelitian Steven bahwa pemahaman konsep melalui metode diskusi menunjukan hasil yang lebih
baik daripada siswa yang hanya membaca dari buku ajar Arifin, 2003. Selain itu, dengan adanya berfikir maka seseorang akan mengalami perkembangan
intelektual yang semakin matang.
4.2.4. Hasil Observasi Psikomotorik