Uji Normalitas Uji Kesamaan Dua Varians Uji Hipotesis

Ho = µ1 = µ2 = ….= µk Ho = tidak semua µ 1 sama, untuk I = 1, 2, 3, …, k. Perhitungan uji ini ada beberapa langkah yaitu: 1 Menentukan jumlah kuadrat rata-rata RY RY = ∑ x 2 n 2 Menentukan jumlah kuadrat antar kelompok AY AY = ∑ x i 2 n i − RY 3 Menentukan jumlah kuadrat total JK total JK tot = RY − AY 4 Menentukan jumlah kudrat dalam kelompok DY DY = JK tot − RY − AY Kriteria pengujian: Ho diterima jika F hitung F α k-1n-k , ini berarti bahwa tidak ada perbedaan rata-rata keadaan awal populasi Sudjana, 2005: 305.

3.7.2 Analisis Data Tahap Akhir

3.7.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas pada tahap ini digunakan untuk menunjukkan data berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Hipotesis yang diajukan: Ho : data berdistribusi normal Ha : data tidak berdistribusi normal Untuk menguji normalitas ini, rumus dan langkah-langkah serta kriteria pengujian yang digunakan sama seperti uji normalitas pada analisis tahap awal, hanya saja nilai yang diuji pada tahap ini adalah nilai post test siswa kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

3.7.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan varians digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II mempunyai tingkat varians data post test yang sama atau tidak. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan rumus yang digunakan dalam uji hipotesis. Hipotesis yang diuji adalah: Ho : kelas eksperimen I dan eksperimen II mempunyai varians yang sama s 1 2 = s 2 2 Ha : kelas eksperimen I dan eksperimen II mempunyai varians yang berbeda s 1 2 ≠ s 2 2 Rumus yang digunakan adalah: F = terkecil terbesar ians ians var var Dengan taraf signifikansi α = 5 dan dk pembilang adalah banyaknya data varian terbesar dikurangi satu, dan dk penyebut adalah banyaknya data varian terkecil dikurangi satu, maka diperoleh F ½ αnb-1nk-1 sebagai F tabel . Setelah didapat nilai F hitung kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel . Jika harga F hitung F ½ αnb-1nk-1 dengan s 1 2 = s 2 2 berarti kedua kelas mempunyai varians tidak berbeda sehingga diuji dengan rumus t. Jika harga F hitung ≥ F ½ αnb- 1nk-1 dengan s 1 2 ≠ s 2 2 berarti kedua kelas mempunyai varians beda sehingga diuji dengan rumus t’.

3.7.2.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji perbedaan dua rata- rata satu pihak kanan dan uji ketuntasan belajar. 3.7.2.3.1 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Uji Hipotesis menggunakan uji rata-rata satu pihak kanan. Sudjana 2002:243 menyatakan uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen I lebih baik daripada kelas eksperimen II. Berdasarkan uji kesamaan dua varians: 1 Jika dua kelas mempunyai varians tidak berbedas 1 2 = s 2 2 digunakan rumus t t hitung =         2 1 2 1 1 1 n n s X X dengan s =     2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1      n n s n s n dk = n 1 + n 2 -2 Keterangan : X 1 = Rata-rata postes kelas eksperimen I X 2 = Rata-rata postes kelas eksperimen II 1 n = Jumlah siswa kelas eksperimen I = Jumlah siswa kelas eksperimen II 2 1 s = Varians data kelas eksperimen I 2 1 s = Varians data kelas eksperimen II 2 n s = Simpangan baku gabungan Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a Jika t hitung t 1- αn1+n2-2 hal ini berarti rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen I tidak lebih baik dari kelas eksperimen II b Jika t hitung  t 1- n1+n2-2 hal ini berarti rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen I lebih baik dari pada kelas eksperimen II. 2 Jika dua kelas mempunyai varians yang berbedas 1 2  s 2 2 digunakan rumus t’ t’hitung =     2 2 2 1 2 1 2 1 n s n s X X   Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a Jika t’ 2 1 2 2 1 1 w w t w t w   hal ini berarti rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen I tidak lebih baik dari kelas eksperimen II. b Jika t ’  2 1 2 2 1 1 w w t w t w   hal ini berarti rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen I lebih baik dari pada kelas eksperimen II. dengan w 1 = 1 2 1 n s , w 2 = 2 2 2 n s , t 1 = t 1- αn1-1 dan t 2 = t 1- αn2-1 Keterangan : X 1 = Rata-rata post test kelas eksperimen I X 2 = Rata-rata post test kelas eksperimen II n 1 = Jumlah siswa kelas eksperimen I n 2 = Jumlah siswa kelas eksperimen II s 1 = Simpangan baku kelas eksperimen I s 2 = Simpangan baku kelas eksperimen II s = Simpangan baku gabungan. 3.7.2.3.2 Analisis Pengaruh Antar Variabel Menurut Sudjana 2002 : 247, rumus yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel adalah: r b = sy u pq X X . 2 1  Keterangan : r b = koefisien biserial X 1 = rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen I X 2 = rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen II P = proporsi pengamatan pada kelas eksperimen I q = proporsi pengamatan pada kelas eksperimen II u = tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas normal baku menjadi bagian p dan q s y = simpangan baku dari kedua kelas 3.7.2.3.3 Penentuan Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa persen besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam hal ini yaitu penerapan strategi REACT terhadap hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan adalah : KD = rb 2 x 100 Keterangan KD = koefisien determinasi rb = indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien biserial 3.7.2.3.4 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Menurut Mulyasa 2002: 99 keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang- kurangnya 85 dari jumlah yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal yaitu, sebagai berikut: 100 X n   Keterangan: n = jumlah seluruh x = jumlah yang mencapai ketuntasan belajar Yunianingrum 2008: 40

3.7.2.4 Analisis Deskriptif Data Afektif dan Psikomotorik