9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Dalam proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan aktivitas paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan tujuan pendidikan banyak bergantung
terhadap sejauh mana proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Menurut Makmun 2002 “Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku
atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu”. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Gagne Dahar, 1998 yang menyatakan bahwa:
“Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat pengalaman”. Tidak semua perilaku yang terjadi pada suatu
organisme dapat dikategorikan sebagai hasil belajar. Perilaku yang menjadi perhatian utama sebagai hasil dari proses belajar adalah perilaku verbal. Perilaku
berbicara, bergerak, menulis, dan perilaku lainnya yang memberikan kesempatan kita untuk mempelajari perilaku-perilaku berpikir, merasa, mengingat,
memecahkan masalah, berbuat kreatif dan lainnya Dahar 1998. Dalam hal ini siswa harus membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru
hanya sebagai mediator dan fasilitator. Pengertian lain dari belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kekuatan melalui pengalaman. Menurut
pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar dapat juga diartikan suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Dalam proses belajar, setiap individu memiliki motivasi yang berbeda-beda. Arifin 2003 mengungkapkan
bahwa “Terdapat dua motivasi seseorang untuk belajar. Dorongan untuk belajar ini bisa datang dari dirinya sendiri yang disebut motivasi intrinsik, atau bisa juga
datang dari luar dirinya yang disebut motivasi ekstrinsik”. Pembelajaran merupakan kegiatan belajar-mengajar yang terjadi di dalam
kelas dan direncanakan oleh guru untuk dialami siswa. Pembelajaran tersebut membantu siswa untuk membangun konsep atau prinsip dengan kemampuan
sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran, berlangsung interaksi antara pengajar dan
pembelajar sebagai komponen dari pembelajaran dalam mengkonstruksi pengetahuan pada diri pembelajar. Sesuai dengan teori konstruktivisme piaget
yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah a memusatkan perhatian pada proses berfikir atau proses mental siswa, bukan hanya kebenarannya saja, b
mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam belajar, dan c memaklumi akan adanya perbedaan individu dalam hal kemajuan
perkembangan kognitif siswa. Dalam pembelajaran tersebut terdapat komponen yang sangat penting yaitu materi subyek yang dikelola secara logika oleh
pedagogik materi subyek, dimana antar satu komponen dengan komponen lainnya memiliki ketergantungan yang saling menguntungkan. Sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dan membangun pengetahuan pembelajar.
Strategi pembelajaran
perlu mengikuti
kaidah pedagogik,
yaitu pembelajaran diawali dari konkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks dan dari
mudah ke sulit. Peserta didik perlu belajar secara aktif dengan berbagai cara untuk mengkonstruksi atau pengetahuannya. Suatu rumus, konsep atau prinsip dalam
mata pelajaran seyogyanya dibangun pembelajar dalam bimbingan guru. Strategi pembelajaran perlu mengkondisikan peserta didik untuk
menemukan pengetahuan sehingga mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. Keterampilan berbahasa, keterampilan sosial, keterampilan
matematika atau kerja ilmiah merupakan hal-hal yang perlu sering dilatihkan agar peserta didik menguasai kompetensi dalam ilmu sosial, matematika dan sains.
2.2 Strategi Pembelajaran REACT